56. nightmare : ritual

385 51 1
                                    

Jika merasa kurang nyaman di bagian pertengahan antar L&S, langsung aja skip ke A 🙏

☘️☘️☘️

Tenaga ia memang telah dikuras gejala kutukan, namun ia ingin menghabiskan malam ini dengan panjang bersama Sophia.

Dia sedikit bergeser dan menarik tubuh Sophia agar mendekat padanya. Lelaki itu merekatkan istrinya pada pelukannya, seperti yang ia lakukan di malam terakhir sebelum sang istri meninggal.

Meskipun saat ini bukan bulan purnama yang menemani, melainkan hujan musim gugur. "Karena istriku sudah tahu, artinya aku hanya perlu menyampaikan sesuatu."

"Bukankah, Ayah meminta kita untuk segera tidur?"

"Kamu ingin berbaring? Punggungmu pegal? Kamu bisa tidur di sini, seperti saat berkuda," katanya yang disahut gelengan Sophia.

Ah, dia jadi bimbang.

Lyle merebahkan tubuh dengan mengikutsertakan Sophia. Menaruh gadisnya berada di depan agar bisa menatap hujan, sedangkan ia memeluk dari belakang.

Dalam kesempatan ini, mata pemuda itu menjadi redup, seperti lilin yang akan padam tertiup angin. Seolah membuka cerita dan kelelahan yang coba ia tahan selama ini. "Terkadang aku ingin mengakhiri hidup agar kamu bisa hidup. Tapi aku ingat, Cygnus terlalu bahaya dan kasar untuk kamu tempati sendirian."

"Cukup dengarkan aku dan jangan mengelak, Sophia," katanya, sangat lembut.

"Aku tidak ingin kehilanganmu. Mungkin aku benar-benar akan gila jika kamu mati lagi."

"Aku minta maaf. Aku minta maaf sebanyak bintang di langit, kepadamu."

"Aku telah meninggalkanmu selama bertahun-tahun, kemudian akhirnya aku yang merebut nyawamu."

"Aku kesulitan. Aku sulit bernapas. Seenak apa pun yang disediakan, makanan itu sangat hambar. Aku ingin menggali makammu dan memajangmu di kamar. Tapi, aku masih ingat, tindakan itu sangat bodoh."

"Memelukmu seperti ini, itu hal yang paling beharga. Aku tidak bisa membayarnya dengan apa pun dan sebanyak apa pun. Aku sudah merasakan bagaimana rasanya tidak bisa memelukmu lagi, padahal sangat ingin. Aku tidak bisa tidur, sayang."

"Aku sangat merindukanmu."

"Terkadang, aku masih merasa ini semua berupa mimpi meski Ayah meyakinkanku. Aku takut, saat aku memelukmu seperti ini, kamu hilang seperti angin."

Lyle membiarkan kalimatnya keluar seperti air yang mengalir. Tanpa ia pikirkan, tanpa ia tahan, tanpa ia tutupi. Ia luruhkan perasaannya malam ini.

Mencium tengkuk Sophia selama beberapa detik, ia berujar, "Selamat tidur."

Gadis itu tetap berdiam meskipun cerita Lyle selesai. Ia meremat piyamanya sendiri sampai kain itu menjadi kisut. Dengar suara sang suami yang masih mengiang, tangannya berganti menggenggam tangan besar suaminya.

Dia tidak menyangka, sebesar itu cinta Duke padanya. Melupakan waktu makan, dan seperti orang gila karena ditinggalkan. Tangisan Lyle yang ia lihat saat bermimpi, bukanlah sebuah mimpi.

"Rasa ini, aku banyak memiliki rasa aneh yang sangat mengganggu hatiku, Lyle." Rasa yang biasanya bergenang di mata, kini merasuk ke dalam hati. Itu sesak dan aneh.

Sophia membalikkan tubuh, hidungnya bersentuhan dengan hidung lelaki itu. Wajah Lyle yang tertidur, mendamaikan suasana hatinya. Ia menyentuh pipi Lyle, dan dengan berani mencium bibirnya. Ia memejamkan mata, berniat tidur dalam keadaan seperti itu.

Namun, Lyle menghalanginya dengan balas meraih pipinya serta melumat bibirnya. Ia memperlakukannya dengan lembut dan tulus.

Suara kecapan nyaring di indra pendengar, bunyi yang beberapa kali hinggap di telinganya. Lyle semakin merekatkan tubuhnya, dan sesekali mengusap punggung serta pinggangnya. Tubuh ia menjadi meremang atas perilaku suaminya.

The Cursed Duke's MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang