Author POV
Adel dan Azizi tengah sibuk berkutat dengan laptop di hadapan mereka. Kos tempat mereka tinggal itu hanya dipenuhi oleh suara ketukan jari mereka pada keyboard.
Tak lama, Azizi meletakkan laptopnya dengan kasar dan langsung berbaring, menghela nafasnya dengan kasar.
"Loe kenapa? Berantem lagi?" tanya Adel ketika melihat wajah frustasi Azizi. Azizi bergumam mengiyakan.
"Mau sampe kapan, Zee?" tanya Adel lagi.
"Gua gatau." Keduanya hening sejenak. "Gua bodoh ga sih, Del? Sebelumnya karir gua lagi naik-naiknya, gua milih mundur dan ngilang dari entertain karena dia janji bakalan ikutin gua. Tapi nyatanya, dua tahun udah, dia masih di sana." Azizi terkekeh, menertwakan dirinya sendiri.
"Iya loe bego. Karir loe lagi tinggi, tapi loe milih mundur cuman buat sesuatu yang ga pasti." jawab Adel.
"Gua terlalu percaya sama dia." ucap Azizi bergumam pelan.
"Loe bisa..."
"Orang tua gua udah tau." potong Azizi, membuat atensi Adel kini benar-benar tertuju padanya. "Mereka udah gua kasih tau alesan gua mundur. Ya kaya respon elo, mereka bilang gua bodoh. Mereka kasih gua satu kesempatan lagi, sampe akhirnya gua harus kalah dan balik lagi ke mereka."
Adel menghela nafas, dari sekian banyak orang, hanya dirinyalah yang tahu siapa Azizi sebenarnya.
Anak dari pengusaha besar Bobby Chaesara dan Gabriella Margareth yang tidak pernah dibuka identitasnya sebelumnya. Memilih mengejar impiannya menjadi salah satu member idol group ibu kota, dia berhasil. Bahkan dia membintangi beberapa film setelah namanya melejit naik di kalangan fans.
Sampai akhirnya dua tahun lalu, cinta merubah segalanya. Azizi memilih mundur dari dunia entertaiment, dari idol group yang membesarkan namanya, karena kekasihnya berjanji akan melakukan hal yang sama agar mereka bisa menjalani hubungan dengan tenang.
Namun, apa yang terjadi? Sampai sekarang, kekasihnya selalu mengulur waktu untuk mundur dari idol group itu. Mereka sering bertengkar karena hal ini, hingga Azizi menyerah dan memilih mengalah.
Namun, apakah bisa terus seperti itu? Kesempatan yang diberi oleh kedua orang tuanya makin menipis, apalagi mendengar kabar Azizi yang terkini. Dirinya tidak lagi bisa berbuat sesukanya. Dia harus menepati janjinya kepada orang tuanya.
Lalu bagaimana dengan Adel? Adel adalah putri bungsu seorang arsitek terkemuka, Jinan. Dirinya mengikuti Azizi untuk menjaga gadis ceroboh itu. Jadi kalau nanti Azizi kembali ke keluarganya, Adel juga akan melakukan hal yang sama.
"Kenapa loe ga nyerah aja sih? Loe bisa balik ke keluarga loe, Zee." tanya Adel lagi.
"Alesannya sama kaya loe ke Ashel. Gua terlalu cinta sama dia."
Adel terdiam, tidak lagi menyahuti ucapan Azizi. Lagipula Azizi benar, mereka berada di tempat yang sama.
Ponsel milik Azizi dan Adel berdering bersamaan. Bukan sekali, namun berkali-kali menandakan banyak pesan masuk.
Keduanya mengernyit melihat itu. Namun selanjutnya kedua gadis itu terkejut melihat kabar jika salah satu member tempat mereka bekerja dulu tersandung skandal.
"Ka Chika? Ini beneran?" ujar Adel terkejut.
"Duh Christy gimana? Dia terpukul banget nih pasti." Azizi mengutak-atik ponselnya. Ketika mendapat balasan, keduanya langsung segera bersiap untuk pergi.
Mereka berdua sampai di kantor yang dulu sempat menjadi tempat mereka menghabiskan waktu. Keduanya berlari cepat setelah memarkirkan motor dengan asal. Menaiki tangga dengan berlari tanpa mempedulikan orang lain yang menatap mereka.
