"Marsha, bagaimana jika akhirnya aku lelah?"
"Tak apa kalau kamu membenciku, tapi ingatlah aku ada untuk memelukmu."
Author POV
Enam bulan setelah hari itu, Gita hidup dengan sedikit lebih tenang di sekolah karena orang-orang yang merundungnya berkurang.
Gita benar-benar menepati ucapannya untuk menjadikan dirinya tempat Ashel berkeluh kesah dan memberikannya banyak dukungan.
Gita juga menjadi mentor Kathrina sampai akhir semester ini sebelum dia disibukkan dengan persiapan ujian kelulusan dirinya. Itu tidak sia-sia, nilai Kathrina kini melejit naik hingga berada di pertengahan paralel dari ratusan siswa seangkatannya.
Namun, hubungannya dengan Marsha semakin menjauh. Belakangan ini, Marsha menghindarinya, tidak mengangkat telfon darinya dan bahkan jarang membalas text darinya.
Indah? Gita menghabiskan waktunya untuk menghindari gadis yang belakangan ini selalu menguntitnya itu.
"Ka, kalo ka Gita udah lulus nanti, siapa yang bakal jadi tempat aku cerita dan ngasih semangat buat aku, ya?" tanya Ashel pelan, ia nikmati usapan lembut dari Gita pada kepalanya.
"Kamu punya nomor telfon aku, kamu bisa hubungi aku kapanpun, ko. Kamu bisa datang ke rumah untuk bercerita, jangan khawatir." ucap Gita.
"Terima kasih banyak." Ashel mengangkat wajahnya menatap Gita intens. "Maaf aku perlakuin ka Gita dengan buruk, ya?" ucap Ashel.
"Hmm, setidaknya kamu sudah tidak melakukannya lagi. Kita sudah berdamai-kan?" Gita mengulurkan kepalan tangannya.
Ashel tersenyum kecil membalas kepalan tangan Gita. "Ka Gita, kalo aku suka kaka gimana?"
Gita tertawa sambil menggeleng dan ini membuat Ashel terpaku sejenak pada tawa itu. Apalagi ketika Gita menepuk kepalanya dengan lembut.
"Maaf ya, aku udah punya pacar, jadi aku ga bisa terima kalo kamu suka aku. Ayo kembali ke kelas." ajak Gita lalu berdiri meninggalkan taman sekolah itu.
"Aku siap jadi yang ke dua, ka."
"Ka Gita bentar lagi lulus, siapa yang bantu aku belajar nanti?" tanya Kathrina sambil memainkan jari-jari lentik Gita.
Kedua gadis itu sedang duduk di cafe, mengobrol sejenak setelah menyelesaikan sesi belajar terakhir itu.
"Kamu udah bisa belajar sendiri, Kath. Kalau kamu kesulitan, kamu bisa telfon aku."
Kathrina menggigit tangan Gita gemas lalu memeluk lengan gadis itu manja.
"Jangan seperti ini, hm?" ucap Gita menarik tangannya dari pelukan Kathrina.
"Kenapa? Ka Gita risih?" tanya Kathrina.
"Aku punya pacar, aku hanya tidak ingin membuat seolah aku menghianatinya." ucap Gita. Dirinya mulai membereskan barang-barangnya dari atas meja.
"Ka Gita cinta sama pacarnya?"
Gita tersenyum kecil lalu mengangguk, "Iya, dan aku akan menjaga hatinya bahkan jika dia tidak melihatnya. Ayo pulang, aku takut hujan turun." ujar Gita menggandeng tangan Kathrina keluar dari cafe.
"Aku juga mau dicintai seperti itu, Ka."
Gita menatap ponselnya dengan khawatir, walau dirinya bisa melihat Marsha setiap hari di sekolah, tapi tidak pernah Marsha tidak membalas pesannya berhari-hari seperti ini.
Gita bahkan menghubungi sopir dan dengan berani menelpon orang tua Marsha untuk menanyakan keberadaan Marsha. Namun, jawaban yang ia dapat bukanlah jawaban yang dia inginkan.

YOU ARE READING
ONE SHOOT JKT48
General FictionBerisi cerita-cerita oneshoot dari para member JKT48