Siblings

785 43 10
                                    

Author POV

"Iya, benar. Ketua selalu memuji dua nona muda karena prestasinya. Mungkin salah satu dari mereka-lah yang akan dipilih untuk menggantikan posisinya nanti."

"Bagaimana dengan nona ke-tiga? Bagaimanapun dia adalah putri kandung Ketua. Apa mungkin Ketua akan menyerahkan kedudukannya kepada anak angkat dan membiarkan putri kandungnya menjadi bawahan?"

"Entahlah, seperti yang kita tahu ketiga nona muda itu selalu bersaing menunjukkan prestasi mereka seolah tidak ada hubungan apapun antara mereka."

Begitulah keadaan perusahaan, bisik-bisik gosip dari para karyawan setelah muncul desas desus akan ada pemilihan Ketua baru perusahaan setelah ketua saat ini pensiun.

Perkiraan-perkiraan mengenain siapa yang akan terpilih menjadi topik panas belakangan ini. Satu posisi, direbutkan oleh tiga orang yang memiliki keunggulan masing-masing.

"Menurutku, nona pertama yang akan berhasil. Dia memiliki public speaking yang baik, kemampuannya menarik client-client besar tidak bisa diragukan." ucap salah satu dari mereka.

"Nona ke dua juga sangat kompeten, kecerdasannya membuat kita sering kali mendapat project besar." ujar yang lainnya.

"Benar, tapi nona ke dua memiliki sifat yang terlalu cuek. Nona ke tiga memiliki bisa saja terpilih karena tidak mungkin Ketua akan menyerahkan perusahaan ini kepada orang lain."

"Apa kalian tidak memiliki kegiatan lain sehingga bergosip di sini?"

Karyawan-karyawan tukang gosip itu menegang ketika menyadari salah satu dari orang yang mereka bicarakan berada di dekat mereka tanpa mereka sadari. Seorang gadis yang terkenal cerdas namun juga sangat cuek.

"Berhenti bergosip dan kembali bekerja."

Tanpa bantahan apapun, mereka mengangguk dan segera pergi dari sana.

Namun, entah karena panik atau takut, mereka menabrak seorang office boy yang membawa senampan minuman dan membuat minuman itu tumpah ke seorang gadis yang baru saja lewat.

Mereka menegang ketika melihat siapa yang mendapat akibat dari kesalahan mereka. Terlebih ketika melihat ekspresi marah dari wajah gadis itu.

"Apa kalian tidak bisa berjalan dengan baik?" sentaknya.

"Maaf, kami..."

"Kalian pikir dengan kata maaf kalian bisa membersihkan bajuku? Apa kalian bu..."

"Hei, sudah cukup. Jangan berlebihan." seorang gadis lain yang terlihat lebih dewasa menahan gadis yang sedang marah itu.

"Tapi mereka..."

"Sudah, cukup! Mereka sudah minta maaf."

Dia berdecak dan melangkahkan kakinya menjauhi mereka, melewati gadis yang sejak tadi melihatnya dalam diam diikuti gadis yang lebih dewasa itu.

"Lihat, nona pertama lebih pantas karena nona ke tiga tidak bisa mengatur emosinya dan nona ke dua terlalu tidak peduli."

Ck orang-orang tukang gosip ini masih melanjutkan segala asumsi liar mereka.

Gadis yang disebut nona ke dua itu melangkahkan kakinya ke luar lift dan berpapasan dengan salah satu saudaranya yang membawa satu set pakaian formal.

"Ke mana?" tanya nona ke dua.

"Ke tempat Muthe." jawab saudaranya.

Nona ke dua itu hanya mengangguk dan melangkah menuju ke ruang kerja miliknya.

"Gita!" nona ke dua itu menghentikan langkahnya ketika merasa namanya dipanggil dan menoleh ke arah saudaranya.

"Jangan terlalu cuek, kita berdua tahu dia selalu ingin lebih dekat denganmu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ONE SHOOT JKT48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang