Part 15

111 15 0
                                    

Dengan segala kegigihan Jimmy, akhirnya kedua kakak Dara mengalah untuk memberikan restu. Jangan ditanya usaha apa yang Jimmy lakukan, tidak ada hari diaman jimy tidak absen untuk mengunjungi rumah keluarga Dara. Dengan rentetan wejangan serta ancaman dari kedua kakak Dara dan Kavi akhirnya dia berhasil mendapatkan restu mereka. Bahkan saking senangnya dia hanya berdiam seperti orang linglung ketika diajak bicara oleh Dara.

"Jim? Jimmy?! Lo denger gak sih gue ngomong apa?" ucap Dara mulai kesal sambil menggoyangkan lengan Jimmy.

"Eh? Hah? Lo ngomong apa tadi?"

Dara mendengus kesal, "Gak tahu ah, capek gue ngomong sama orang kebanyakan hah hoh."

Jimmy meringis, "Maaf gue kurang fokus."

"Lo diapain sih sama Mas Agam dan Mas Shaka tadi? sampai dimaki?"

Jimmy menggeleng, dia mengulum senyumnya lalu memeluk pinggang Dara yang membuat gadis itu terkejut.

"Eh kenapa? lo beneran dimaki sama mereka?"

Jimmy menggeleng dalam pelukannya.

"Terus kenapa?'

"I got it, Ra."

"Hm?" gumam Dara bingung.

"Mereka kasih restu gue buat nikahin lo?" bisik Jimmy. Sesaat Dara berdiam lalu setelahnya ia melepaskan pelukan Jimmy secara paksan untuk menatap pria itu.

"Beneran? Gak bercanda kan? Mas Agam dan Mas Shaka beneran udah kasih restu?"

Jimmy mengangguk semanagt tanpa bisa menhaan senyum bahagianya. Dara berteriak kegirangan dan memeluk Jimmy erat. Tidak lupa ia melayangkan banyak kecupan di kedua pipi Jimmy yang membuat pria itu mendadak kaget mendapat serangan dari Dara.

"Eh, Ra?"

"Kenapa sih? Gue seneng akhirnya usaha lo buat luluhin Mas Agam dan Mas Shaka gak sia-sia, I'm really proud of you, happy banget gue."

"Y-you give me a lot ot kisses." guma Jimmy pelan. Wajahnya sudah memerah sampai ke telinga.

"Yeah, I do, so what? You don't like it?" Dara menaikan sebelah alisnya menatap jimmy yang sedari tadi sudah salah tingkah luar biasa.

"E-enggak, bukan gitu maksud gue. Gue cuma,"

Dara membelalakan matanya saat menyadari sesuatu, "Oh, lo malu ya? Salah tingkah tiap gue gituin?"

Mendengar pertanyaan Dara membuat Jimmy justru tergagap. Dara tertawa keras mengetahui bahwa pria itu bisa salah tingkah juga dengannya.

"Ya Tuhan lucunya, gue gak nyangka lo bisa salah tingkah sama gue kaya gini."

"Ya kan gue belum terbiasa," elak Jimmy.

"Ya maka dari itu dibiasain biar terbiasa."

Jimmy hanya diam sambil mencibir.

"Lo gue cium pipinya aja udah megap-megap apa lagi gue cium di bibir,"

Blushh

Dara makin terbahak melihat wajah Jimmy semakin memerah.

"Lo jangan gitu dong, Ra."

"Ya ampun, you are so cute. Gue gak bohong, pengen banget gue unyel-unyel."

"Unyil?"

"Unyel-unyel ya ampun bolot. Paham gak sih? Kaya gini," Dara beranjak mendekat lalu memainkan kedua pipi Jimmy membuat pria itu memekik.

"Kenapa sih lo akhir-akhir ini cute banget, gue gemes banget tahu gak. Sebel ih, dulu gak pernah tuh lo segemes ini perasaan."

"Apaan sih, Ra."

Dara terkekeh lalu dengan jahil ia mendekatkan wajahnya ke wajah Jimmy.

"Kalau lo gue suruh cium gue, berani gak lo? Gue mulu perasaan yang aktif, lo pasif banget."

Jimmy terdiam malu. "Tuh kan lo gak berani, payah banget ih. Kemarin aja bilang mau perbanyak skinship biar gak kaget pas nikah, lo diginiin doang senewen. Males ah gue. Masa nanti waktu kita nikah gue mulu yang make a move."

"Oke, gue coba."

"Go ahead." tantang Dara masih dengan mempertahankan posisinya sambil tersenyum miring. Jimmy diam-diam mengatur napasnya, lalu menatap wajah canti Dara yang sudah berada di depan wajahnya.

Dengan perlahan Jimmy memiringkan wajahnya menatap bibir merona milik Dara, mendadak membuatnya menelan ludah lalu memejamkan matanya.

Lalu bibirnya mendarat di bibir Dara, beberapa detik kemudian ia melepaskan bibirnya dan menjauh.

"Huh? just it? Jimmy are you a teenager? it's not even a kiss." protes Dara.

"It is." elak Jimmy dengn wajahnya yang merona.

Dengan gemas Dara beranjak naik ke atas pangkuan Jimmy, kedua kakinya menghimpit kedua paha Jimmy dan kedua lengannya melingkari leher Jimmy.

"Let me show you what a kiss is," bisik Dara sebelum bibirnya mendarat di bibir Jimmy yang sedikit terbuka. Gadis itu bahkan mengulum bibir Jimmy dengan lembut.

Sementara Jimmy membelalakan matanya shock. Tangan Dara menarik sebelah tangannya untuk melingkari pinggang gadis itu.

Seakan tersadar Jimmy melingkarkan kedua lengannya di punggung dan pinggang Dara.

Demi Tuhan Jimmy baru tahu the fact that Dara is such a good kisser and her lips is so sweet.

Bahkan jika Jimmy boleh jujur ia merasa Dara semakin seksi saat menciumnya sambil memainkan rambutnya dan mengelus tengkuknya. Ini gila!

Dara melepaskan tautan bibir mereka, ciumannya bergeser ke pipi Jimmy lalu turun ke rahangnya dan berakhir di leher Jimmy yang membuat pria itu menggeram tertahan tanpa sadar. Setelahnya gadis itu berbisik pelan di telinga Jimmy, bahkan bisa Jimmy rasakan hembusan napas Dara ditelinganya.

"That's called a kiss."

******************************************

Das ist LiebeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang