He Came

83 3 0
                                    

     Kepulan asap tipis beraroma lembut perpaduan manis terlihat menguar dari sebuah mangkuk keramik mahal yang teronggok tidak berdaya di atas meja kayu Eboni. Itu adalah bubur Abalone, makanan sejuta umat di Korea Selatan yang biasanya lebih sering dikonsumsi oleh orang sakit.
     Dan berita buruknya, bubur itu sudah mendiami meja makan sejak 10 menit yang lalu.

     "Kenapa tidak dimakan?"     Sebuah suara menginterupsi dari belakang, membuat wanita yang sedari tadi terus menatap kosong ke arah bubur Abalone itu sedikit menolehkan kepalanya, tanpa melewati bahu

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

     "Kenapa tidak dimakan?"
     Sebuah suara menginterupsi dari belakang, membuat wanita yang sedari tadi terus menatap kosong ke arah bubur Abalone itu sedikit menolehkan kepalanya, tanpa melewati bahu. Hening menyelimuti mereka selama beberapa detik.

"Aku bosan makan bubur."
"Lalu?"

     Kim Aera memutar tubuhnya, menatap Yoongi yang berdiri tidak jauh dari meja makan sambil mengancingkan kemeja putih dan menenteng sebuah jas hitam, bukan jas formal.

     Kim Aera memutar tubuhnya, menatap Yoongi yang berdiri tidak jauh dari meja makan sambil mengancingkan kemeja putih dan menenteng sebuah jas hitam, bukan jas formal

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

"Mau kemana?"
"Kau lupa? Luca sudah di Korea."
"Aah iya."
"Tidak bersiap?"
Aera mengangkat sebelah alisnya. "Aku harus ikut?"
Yoongi mendesah. "Kalian juga saudara."

     Kepala Yoongi sedikit terangkat ketika suara bel rumah menginterupsi percakapan mereka. Seorang maid berjalan tergopoh-gopoh menuju pintu depan, namun dengan cepat pergerakannya langsung dihentikan oleh pria itu.
     "Tidak perlu, biar aku saja," ujar Yoongi pada maid. Tangannya mampir sejenak untuk mengusap bahu Aera. "Ganti pakaianmu sekarang, aku akan menunggu di depan."
     Aera menatap punggung Yoongi yang sudah menjauh. Sejujurnya ia sama sekali tidak berminat mengikuti acara makan siang ini, mengingat Aera juga tidak begitu mengenal Luca. Namun, demi menjaga sopan santun antar persaudaraan, ia memutuskan untuk segera mengganti gaun pemakamanya dengan pakaian yang lebih santai dan sedikit memoles wajah agar tidak terlihat kacau.
     Aera mematut bayangannya sendiri pada kaca. Hanya mengenakan terusan blazer pendek berwarna hitam sebatas paha yang manis dan tidak berlebihan. Membubuhkan dua semprotan parfum di sekitar leher lalu keluar dari kamar dengan mengamit tas kecilnya yang berwarna senada.

 Membubuhkan dua semprotan parfum di sekitar leher lalu keluar dari kamar dengan mengamit tas kecilnya yang berwarna senada

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.
EPHEMERAL [M]Där berättelser lever. Upptäck nu