Deal With It

63 3 0
                                    

Please, jangan jadi silent readers!
Tinggalin jejak vote dan komen

Apresiasi kecil buat author biar makin cepet update <3

Jangan lupa follow!
  
  
  

  
  
  
     Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Luca mendapati Kim Aera sudah meloloskan diri dari pintu mobil. Wanita itu berjalan santai menuju ke arah mobil biru elektrik yang sejak tadi menjadi fokus perhatiannya, sekaligus membuat Luca penasaran. Di kejauhan sana, Aera tampak mulai berbincang dengan pria tinggi dan tampan pemilik mobil biru itu.
     "Kim Seokjin."
     Aera menyilangkan kedua lengannya di dada. Dagunya terangkat angkuh dengan tatapan yang tidak gentar sama sekali.
     "Hei..." Seokjin menyahut pelan.
     Aera mengacuhkan Seokjin dan beralih menjatuhkan pandangannya pada sosok wanita yang berdiri di samping pria itu— hanya sekilas.
     "Apa yang kau lakukan di sini?"
     Seokjin terdiam. Tampak jelas bahwa ia sedang berusaha menyusun kalimatnya sebelum menjawab pertanyaan kekasihnya. Lantas pria itu memajukan tubuhnya dan meraih tangan kanan Aera, menggenggamnya dengan lembut.
     Sesuai apa yang seharusnya ia lakukan, Kim Aera melepaskan genggaman tangan Seokjin— menolak mentah-mentah. Tidak menyerah begitu saja, Seokjin tetap berusaha menggapai tangan kecil itu.
     "Siapa wanita ini? Aku tidak pernah melihatnya."
     Dengan cekatan, oknum yang dipanggil langsung memperkenalkan diri.

"Halo, aku Han Sara. Asisten baru managernya Tuan Kim."
Aera tersenyum tipis namun datar. "Senang bertemu denganmu, Nona Han."

     Wanita bernama Sara itu menatap Kim Aera tidak mengerti, lebih tepatnya bingung dengan situasi ini. Kim Seokjin menghela napas lirih. Terlihat dari raut wajahnya menunjukkan bahwa ia tidak tahu harus berbuat apa.

"Kau datang bersama siapa? Di mana mobilmu?" tanya Seokjin sambil menatap sekitar area lahan parkir.
"Aku baru selesai makan dan akan kembali ke kantor sekarang," Aera berbohong.

     Wanita itu berbalik meninggalkan Seokjin tanpa penjelasan apapun, membuat si pria Kim langsung menangkap pergelangan tangan kekasihnya, mencegahnya agar tidak pergi.

"Berhenti, kita bicara sekarang."
"Kau tidak dengar? Aku akan kembali ke kantor untuk bekerja."
"Tidak, kita pergi bersama."

     Aera menatap Sara sekilas, membuat wanita itu semakin kebingungan. Ia pasti bertanya-tanya apa yang sedang terjadi di depannya saat ini. Drama apa ini.

"Aku akan menyuruhnya kembali ke kantor dengan taksi," jelas Seokjin sambil melirik Sara.
"Kau tidak bisa sesuka hati mengganggu waktu kerjaku, Kim Seokjin."
"Aera, kumohon... kita pergi sekarang juga."
"Beri aku alasan, kenapa aku harus menurutimu,” itu bukan pertanyaan namun perintah.
"I beg you, baby..."
"Tidak ada alasan apapun? Maka aku tidak akan membuang waktuku, hari ini aku sangat sibuk."

     Aera hendak memutar tubuhnya kembali namun tiba-tiba ada dua tangan yang menahan bahunya dari belakang. Luca berdiri sejajar di sampingnya tanpa rasa ragu. Aera menoleh ke samping, pria itu menatap lurus pada wajah Kim Seokjin dengan senyum kecilnya.
     "Siapa dia?" tanya Seokjin terlihat kurang suka.
     Belum sempat membuka mulut, Luca sudah menyela terlebih dahulu hak bicara Kim Aera.

"Luca, teman dekat Aera."
Seokjin mengangkat sebelah alisnya, meminta penjelasan. "Teman dekat? Aku tidak pernah melihatnya."
"Aku baru mengenalnya 5 bulan yang lalu," koreksi Luca, tentu saja sebuah kebohongan.

     Aera hanya diam, ia berusaha mengikuti permainan Luca. Akan sampai mana pria itu membantunya dan hanya bisa berharap semoga ia tidak semakin menghancurkannya.
     Aera dapat melihat dengan jelas kini mata Seokjin tersirat amarah kecil. Tangan kirinya mengepal di bawah sana, urat-uratnya timbul dan warna wajahnya sedikit berubah menjadi merah.

EPHEMERAL [M]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon