Beginning

90 4 0
                                    

Please, jangan jadi silent readers!
Tinggalin jejak vote dan komen

Apresiasi kecil buat author biar makin cepet update <3

Jangan lupa follow!
  
  
  

  
  
  
     Sejak satu jam yang lalu, Aera hanya bermalas-malasan di atas tempat tidur tanpa mau beranjak sedikitpun. Bahkan rasa haus di kerongkongannya sama sekali tidak bisa mengalahkan rasa malasnya untuk bangun. Ia tidak ingat sudah berapa jam dirinya tertidur dengan posisi aneh seperti ini. Kepala tetap menempel di ranjang sementara kedua kakinya terangkat dan menempel di dinding. Hingga dirasa-rasa saat ia menurunkan kakinya, kepalanya sedikit berdenyut lantaran aliran darahnya menjadi tidak lancar.

 Hingga dirasa-rasa saat ia menurunkan kakinya, kepalanya sedikit berdenyut lantaran aliran darahnya menjadi tidak lancar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tok tok tok!

     Aera melirik ke arah pintu. Itu pasti maid yang akan menyuruhnya turun karena Aera sudah melewatkan jam makan malamnya. Sejak kepulangannya tadi sore, Aera langsung masuk ke dalam kamar dan tidak melakukan apapun. Berbicara sebentar dengan Kim Seokjin memang lumayan menguras tenaga.

"Noona, buka pintunya."

     Salah. Itu suara bariton milik adik tirinya. Aera bangun dari ranjang dan membuka pintu berbahan kayu mahoni itu secara perlahan. Satu tubuh berkaos putih tanpa lengan dengan celana hitam selutut tampak berdiri tenang di hadapannya, menatapnya tanpa ekspresi. Rambutnya acak-acakan dan wajahnya bersih seperti bayi baru bangun tidur. Aroma gourmand menyeruak dari tubuhnya— lembut namun sedikit tajam. Ini pasti YSL Black Opium.
     Sedetik kemudian, pandangan Aera turun ke bawah di mana tangan kanan Luca terlihat menggenggam segelas susu, masih hangat.

"Kau membuatkan susu untukku?"
"Bukan aku, tapi maid. Mereka bilang kau sudah mengendap di dalam kamar sejak kepulanganmu sore tadi dan kau melewatkan makan malammu," Luca menyodorkan gelas berisi susu tersebut ke tangan Aera. "Minumlah dan segera bergabung ke meja makan. Yoongi sudah menunggu."
"Terima kasih."

     Aera pikir Luca akan langsung pergi namun ternyata anggapannya salah. Pria itu masih berdiri santai dengan kedua tangan yang masuk ke dalam saku celana. Menatapnya tanpa sepatah kata.
     "Noona cantik sekali kalau habis bangun tidur."

UHUK!
Aera hampir saja tersedak susu.

Luca terkekeh. "Kau gugup kusebut cantik?"
"Untuk apa, aku sudah sangat kenyang mendengar kalimat semacam itu dari mulut pria manapun selama hidup hampir 27 tahun."
"Oh ya?" lagi-lagi Luca tertawa. "Tapi aku jujur kok."
"Jujur apanya?"
"Ya jujur, kalau noona itu cantik. Cantik sekali. Dan juga seksi, impian semua pria bukan?"
"Perhatikan mulutmu," ujar Aera sambil menghabiskan tegukan terakhir susunya.
"Bahkan kekasihmu itu terlihat sangat ketakutan jika kau jatuh ke pelukan pria lain."

     Aera menatap Luca malas. Mungkin setelah ini pria itu akan sedikit penasaran dan melontarkan beberapa pertanyaan tentang Kim Seokjin. Aera berjalan mendekat ke arah tubuh Luca, sedikit berjinjit untuk membisikkan sesuatu.
     "Kau juga pria nakal. Berani-beraninya membawa kakak tirinya yang sedang mabuk ke dalam kamar bar."
     Seketika, Luca langsung mengerutkan alisnya tidak terima. Sejak kejadian malam kemarin, Luca memang belum memberikan penjelasan apapun kepada Aera mengenai alasannya membawa wanita itu ke kamar bar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 05, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

EPHEMERAL [M]Where stories live. Discover now