23. sungguhan usai?

388 31 6
                                    

"Di mana aku harus menaruh ini semua?"

"Di ruang penyimpanan barang."

"Baik, aku akan melakukannya."

Wanita itu menggeleng tak setuju dengan apa yang Jungkook akan lakukan.
"Terima kasih, Jungkook. Tapi ini banyak sekali." Dia kemudian menunjuk Taehyung. "Kau yang di sana, kau Taehyung, kan?"

Merasa terpanggil, Taehyung pun menoleh.

"Nah, kau tolong Jungkook mengangkat semua kotak ini. Aku harus melayani pelanggan lainnya. Sampai jumpa dan berhati-hatilah dengan kotak itu, mereka cukup berat." Wanita itu melenggang pergi begitu saja setelahnya, dia meninggalkan Taehyung dan Jungkook yang hanya terdiam karena merasa amat sangat canggung.

Jungkook menghela napas dan mulai mengangkat salah satu kotak tersebut.
Dia tampak tak peduli dengan kehadiran Taehyung, tapi dalam hatinya Jungkook memekik geram. Kenapa harus Taehyung yang membantunya?
Namun ia tak mungkin menolak, melibatkan urusan pribadi di saat seperti ini terdengar tidak dewasa.

"Tumpuk mereka di dekat rak besar itu, Jungkook. Hati-hati, aku pergi dulu." Kak Seojoon pergi setelah mengarahkan mereka.

Taehyung dan Jungkook melakukan pekerjaan mereka dalam diam.
Jungkook tak mau memulai pembicaraan dan enggan berbicara dengan pemuda itu. Sementara Taehyung sangat ingin bicara namun lidahnya amat kelu hanya untuk mengeluarkan sepatah kata.

Tapi setelah pertimbangan selama beberapa menit, Jungkook memejamkan mata. Dia seharusnya bersikap profesional dan biasa saja. Toh dia mengatakan bahwa dirinya tak peduli dengan apa yang Taehyung lakukan.
"Hei." Dia memanggil Taehyung.

"Y-ya?"

"Mengapa kau datang disekitarku lagi?"

"J-jadi ..." Kata-kata berikutnya tak akan bisa keluar dari mulutnya. Apa yang harus Taehyung katakan pada Jungkook sekarang?

Melihat Taehyung yang tak mampu menjawab, Jungkook memutar bola matanya malas. "Lupakan saja, kau tak harus menjawabnya. Kenapa kau tidak pulang? Lebih baik kau pulang saja sekarang."
Jungkook berujar ketus, terkesan dingin dan sedikit marah.

"I-itu, a-a-aku. J-jadi, a-aku ..."

"Apakah sesulit itu untuk menjawabku? Kenapa kau sangat menyebalkan, huh?!!!" Jungkook menendang sebuah rak sepatu yang cukup tinggi karena marah. Membuat benda itu bergerak miring dan jatuh menimpa mereka berdua.

Keduanya terdiam selama beberapa saat karena terkejut. Tapi kemudian Taehyung mulai mengangkat kepalanya, menyadari bahwa dia menindih Jungkook saat ini.
Dia baik-baik saja, punggungnya terlindungi oleh ransel besarnya. Tapi Jungkook,

Si cantik itu terlihat mengerutkan keningnya seperti menahan sakit, juga meringis pelan ketika tubuh Taehyung tak sengaja digerakkan oleh sang pemilik.

"Apakah kau baik-baik saja, Jungkook?"

Tak mendapat jawaban, Taehyung memilih mengeceknya. Dia sangat khawatir kala melihat jemari tangan kanan Jungkook yang terjepit kuat di antara rak dan sebuah hiasan dinding.

Jungkook tampak kesulitan untuk membebaskan jemarinya. Dan Taehyung dengan cepat mengangkat rak tersebut kemudian membiarkan Jungkook mengeluarkan jemarinya dari sana.

Taehyung semakin panik saat melihat betapa merahnya jari-jari tangan Jungkook yang dilengkapi darah.
Sangking paniknya, Taehyung bahkan tak terpikirkan untuk membenarkan posisi mereka berdua. Dia hanya menyingkirkan rak yang menimpa mereka, tapi sama sekali tak beranjak dari atas tubuh Jungkook.

Taehyung justru mengambil tangan kanan si cantik yang jarinya terluka.

"Apa yang akan kaulakukan?" Jungkook bersuara begitu pelan, hampir seperti bisikan untuk Taehyung.

pulchritude • tkDonde viven las historias. Descúbrelo ahora