𝐵𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑘𝑎 𝑡𝑎𝑘𝑑𝑖𝑟

14 2 0
                                    

"Hidup tidak memberikan pilihan,tapi hidup memberikan kesempatan. Tinggal bagaimana kita yang bisa memanfaatkan kesempatan itu, bisa atau tidak "

Pagi yang cerah,zeya nampak sangat segar dan bersemangat untuk datang ke sekolah. Zeya mengeluarkan sepedanya dan segera mengunci pintu rumahnya agar aman, hari ini dirinya berangkat lebih awal.

Sepanjang perjalanan zeya banyak melihat pemandangan persawahan dan anak-anak SD yang baru saja berangkat sekolah. Tak terasa zeya sudah sampai di parkiran sekolahnya, zeya memarkirkan sepedanya berjalan menuju kelasnya. Saat sedang berjalan dirinya melihat diksa yang sedang duduk di kursi dekat kelasnya,zeya pun menghampiri diksa.

Samar-samar zeya dapat mendengar suara diksa yang nampak marah kepada seseorang di telepon, diksa marah perihal makanannya yang tertinggal. Sebenarnya bukan hal baru,diksa memang tidak suka makan-makan kantin sekolah. Zeya mengeluarkan kotak makanya dan berjalan mendekati diksa.

"Nih buat lo,lo belum sarapan kan?" Tanya zeya sambil menyodorkan kotak makan bewarna hitam ke arah diksa.

"Ngak perlu,gue masih bisa beli" jawab diksa ketus

"Ngak usah ,gue tau lo ngak bisa makan-makan luar rumah lo. Apalagi makanan kantin sekolah,ambil aja ngak papa tadi gue udah sarapan kok" ucap zeya sedikit memaksa dengan meletakkan kotak makannya di tangan diksa.

Plak..

"Gue bilang ngak perlu,budeg lo. Tolol dipelihara" ucap diksa lalu pergi meninggalkan Zeya.

Diksa menangkis kotak makan zeya hingga terjatuh di lantai, bahkan nasi goreng yang tadi nampak lezat kini berceceran di lantai. Zeya hanya diam lalu menatap kepergian diksa,zeya membersihkan lantai dan mencuci kotak makanannya.

Setelah selesai zeya masuk kedalam kelasnya, Zeya melihat Mariska yang sudah sampai di meja mereka.

"Tumben baru dateng?" Tanya Mariska menatap zeya

"Habis dari kamar mandi dulu" jawab Zeya meletakkan tasnya dan memasukkan kontak makanya.

"Bentar,ini kenapa kotak makan lo kosong. Ini Masih pagi,ngak mungkin lo makan" ucap Mariska menatap lekat zeya.

"Tadi tumpah,jadi kotor semua deh " ucap zeya santai

"Tumpah atau sengaja dibuang sama diksa" ucap Mariska yang tidak bisa dibohongi oleh zeya.

"Tau dari mana,sok tau banget deh kakak Ais ini" ucap zeya mencoba mengalihkan perhatian Mariska.

"Zeyaa" teriak dara dari luar sambil mengatur nafasnya

"Santai dar santai,lo Kenapa?" Tanya Mariska mengipas I dara.

"Itu.. itu ... Aduh minum dong" ucap dara meraih botol minum zeya.

"Pelan-pelan dodol ,lo kaya orang ngak pernah minum aja deh" ucap Mariska yang mendapat pukulan dari zeya.

"Huhf,zey lo disuruh Bu heny ke ruang guru sekarang juga . Buruan" ucap dara menatap zeya.

"Ada apa emang?" Tanya Zeya kepada dara.

"Gue ngak tau, mending lo langsung temui aja deh sana" ucap dara yang di angguki zeya

"Yaudah gue temuin dulu bu heny, thanks ya dar." Ucap Zeya lalu pergi menemui bu heny.

Zeya berjalan menuju ruang guru sambil sesekali melihat arah lapangan yang sedang ada anak yang di hukum karena terlambat datang. Kaki zeya sudah ada di depan ruang guru, tangan zeya mengetuk pintu.

Tok..
Tok..

"Permisi bu heny, ada apa ya kok manggil saya kesini?" Tanya zeya sopan.

"Gini zey saya mau minta bantuan dari Kamu,apa Kamu mau" jawab bu heny yang membuat zeya bingung.

𝑩𝒆𝒓𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏 𝑫𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑳𝒖𝒌𝒂Donde viven las historias. Descúbrelo ahora