6. Cinta dan Balas Dendam

45 30 7
                                    

Evelyn menarik kopernya keluar dari kamar. Athena yang melihat perbuatan Evelyn pun hanya terdiam, membiarkan gadis itu melakukan apa yang ingin dia lakukan. Malvin sedang menatap bulan yang bersinar diatas sana. Begitu indah, begitu seperti bisa digapai. Malvin mengecek kapan bulan purnama akan tiba dari ponselnya.

“Dua minggu?” Gumamnya.

Suara ketukan pintu membuatnya tersadar. Ia pun turun menuju lantai 1 dan membukakan pintu. Evelyn berdiri disana, melambaikan tangan dan tersenyum lebar kepadanya. Malvin melihat koper yang berada disamping Evelyn. Ia pun menghela nafas dan memperbolehkan gadis itu masuk.

“Kabur?”

“Eum, tentu aja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Eum, tentu aja. Terus gue harus ngapain lagi?”

“Memang, ada apa sekarang?”

Evelyn hanya terdiam, memainkan sebuah lampu berbentuk bulan yang bersinar. Malvin pun menghampiri dan mengambil paksa lampu bulan itu.

“Lo percaya gue, kan?”

“Apa maksud lo? Percaya tentang apa?”

Evelyn berjalan mendekati Malvin “Bukan gue. Bukan gue pembunuhnya, vin”

Malvin menatap manik mata Evelyn, yang sudah berbinar. Akibat air mata yang sedang ia tahan, agar tak mengalir mengenai pipinya. Malvin menarik tubuh mungil itu, ia memeluk Evelyn erat-erat. Membiarkan gadis tersebut menangis dalam peluknya. Ia juga mengelus pelan puncak rambut Evelyn.

“Menangislah, kalau lo pengen nangis sampai besok pagi pun ga papa. Akan gue ladeni, gue akan terus selalu ada disamping lo. Ingat itu, Evelyn"

Janji yang begitu sering orang ucapkan. ‘Tetap disisinya’ begitu mudah diucapkan, tetapi sulit untuk dijalankan.

Pagi pun tiba. Evelyn terbangun dalam pelukan Malvin, yang masih setia memeluknya sampai detik itu juga. Evelyn pun mengelus rambut Malvin perlahan. Malvin yang tak sadar, menarik kembali Evelyn kedalam peluknya. Membuat kedua wajah mereka saling berdekatan.

Evelyn pun menahan nafasnya. Sedangkan nafas Malvin mengenai pipinya, hingga pipi itu memerah. Malvin pun terbangun dari tidurnya. Ia menatap manik mata Evelyn yang begitu dekat dengannya. Ia tak marah, melainkan tersenyum kepada Evelyn.

“Good morning, baby”

Lelaki itu pun melepaskan pelukan tersebut dan pergi ke kamar mandi. Evelyn masih setia tidur di atas kasur, sambil menatap langit atap kamar. Ia memegangi dadanya, jantungnya berdetak dengan cepat, pipinya memanas. Evelyn menggelengkan kepalanya dan menepuk pipinya berulang kali.

“Benar, dok. Kayaknya ada yang salah dengan saya” Yakin Evelyn, dihadapan dokter.

“Nona Evelyn, bisa ulangi gejala yang kamu alami?”

“Tentu! Saat bangun pagi tadi, jantung saya berdetak dengan cepat! Seperti ingin meledak saat itu juga dan pipi saya memanas, seperti terbakar, juga rasanya ada kupu-kupu yang terbang di dalam tubuh ini. Ini pertama kalinya saya mengalami gejala ini, jadi.. apa itu baik-baik aja?”

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 19, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Volgende Leven || Nct & Arin(OMG) [ON GOING] ✓Where stories live. Discover now