Chap 5 🦫

9 3 3
                                    

"oh itu yang namanya Seungmin?" Jari telunjuknya mengarah ke panggung

"Iya,"

Hyunjin mengangguk. Ia merapikan jas hitam yang dipilihkan kakak sepupunya

"Jasku keren, kan?" Tanya Hyunjin

Nira menoleh dan melihat setelan baju lelaki itu. Keren, namun ia tak bisa mengatakannya secara langsung

"Lumayan."

Hyunjin tersenyum bangga setelah dipuji

Seungmin memulai pidatonya di atas panggung. Sesekali para tamu undangan bertepuk tangan dan tertawa. Laki-laki itu memang punya jiwa pelawak dan selalu membuat orang-orang di dekatnya merasa nyaman, termasuk Nira.

"Aku juga ingin memperkenalkan seseorang, dulu kami dekat dan sekarang, aku semakin ingin dekat dengannya."

Nira tersenyum, kata - kata tulus itu membuatnya tersentuh

"Dia baik, pendengar yang selalu ada kalau aku sedang banyak masalah dan lucunya dia adalah mantanku. Apa aku bisa dibilang gagal move on? Baiklah, aku kalah."

"Wah, temanmu pintar merangkai kata-kata," bisik Hyunjin

"Untuk semua yang sudah kita lewati, kamu mau kan jadi pacarku lagi?"

Seketika semua lampu mati, kecuali sorot lampu yang menerangi posisi seorang wanita

"Ha Eun..."

Wanita itu mengusap air matanya seraya mengangguk.

Semua orang bertepuk tangan. Lampu kembali menyala dan Seungmin berlari menghampiri gadis cantik itu

Hyunjin melongo melihat persiapan matang yang dibuat laki-laki bernama Seungmin itu

"Temanmu sungguh luar biasa!" Hyunjin berbalik ke arah Nira dengan senyum yang berbinar. Namun tidak disangka, gadis yang kini berada di sampingnya malah menangis. Suaranya tenggelam oleh sorak-sorai tamu undangan

Hyunjin paham yang terjadi sekarang.

-

"Udah nangisnya?" Hyunjin merendahkan posisi kepalanya guna melihat raut wajah gadis di sampingnya

"Dikit lagi,"

Bibir laki - laki itu memicing, ia menyisir rambut depannya dengan sela jari tangan. Cuaca cukup dingin malam ini

"Ayo pulang." Nira berdiri dengan masih mengusap pipinya

Mereka akhirnya naik kembali ke mobil setelah lama duduk di kursi taman. Nira yang tiba-tiba menangis ketika mobil berjalan, membuat mereka akhirnya berhenti di tempat tadi

Hujan turun membuat cuaca semakin terasa dingin, Hyunjin bahkan merasa sangat dingin walau badannya berbalut jas tebal

"ACnya boleh dimatiin, nggak?" Minta Hyunjin dengan nada lembut dan sopan

"Gak, panas." jawaban dari Nira pun terasa sangat dingin ditelinga Hyunjin

Lagu Hivi! berhasil memecah keheningan diantara keduanya, "kamu tidak kedinginan?"

"Tidak." balas Nira dengan raut wajah yang datar

"Oh-ok,"

Tidak ada yang lebih menyebalkan dari macetnya jalanan kota di malam hari. Mengingat ini weekend, tidak heran jika jalanan dipenuhi kendaraan yang hendak menikmati indahnya kota. Namun sepertinya orang-orang itu gagal, karena hujan mengguyur kota malam ini

"Aku boleh tanya?"

"..."

Tidak mendapat jawaban, Hyunjin menoleh dan mendapati Nira sudah tertidur pulas di sampingnya

Gadis itu tertangkap basah telah berbohong bahwa ia tidak kedinginan, sebab Hyunjin baru saja mendapati bibirnya bergetar dan tangannya melipat didepan dada

Hyunjin menepikan mobilnya, ia membuka jas yang menyisakan kemeja hitam, jas tersebut diletakkan di atas Nira untuk menutupi badan gadis itu

Pandangannya teralihkan, ia tak sadar telah menatap lekat-lekat wajah Nira yang sedang tertidur pulas. Mata sembab akibat menangis, bibir tipis merah muda, dan bulu mata yang lentik dan panjang

"Ah! Sadar Hyunjin!" Ucapnya sambil memukul pipinya sendiri

Mobilnya kembali berjalan. Ia harus segera membawa Nira pulang, perempuan itu terlihat sangat lelah.

-

Nira membuka matanya. Langit-langit kamar menjadi sorotan utama hari ini untuknya. Ia mengangkat badannya, rasanya sangat sehat setelah tidur panjang semalam

"Hoamm-"

Badannya terasa kaku setelah mengingat sesuatu.

"HAH!?"

Nira berdiri, ia buru - buru keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah. Seo Kyumin sudah ada di meja makan

"Ayah?"

Kyumin menoleh mendengar suara Nira. Ia menggeleng karena paham apa yang anaknya itu ingin tanyakan. Pria itu menunjuk ke arah sofa yang membelakangi keduanya dan berhadapan dengan lukisan besar dirumah tersebut

Nira mengikuti petunjuk ayahnya dan ia melihat sebuah kepala terlentang di tangan sofa

Ia berjalan mendekat, betapa kagetnya melihat Hyunjin yang sedang tertidur dengan meraung kecil sambil tersenyum

Mengigau? Lucunya!

"Tadi malam dia kehujanan waktu bawa kamu masuk ke rumah!" teriak Kyumin dari dapur

Nira hanya terdiam. Pesona Hyunjin yang sedang tertidur benar-benar menutup indra pendengarannya

"Terus Ayah liat dia bersin-bersin, yasudah dia menginap saja kata Ayah." Kyumin seperti radio rusak yang tak bertuan, Nira tidak menghiraukannya

"Kamu dengar Ayah?"

"Ha? I-iya Ayah!" Jawab Nira

"Tadi pagi Ayah baru tau kalau dia keponakan Presdir Hwang," sambung Kyumin sekali lagi

Kyumin menghabiskan makanannya dan mengambil tas kantor di meja kerja, "Bangunkan dia, kalau sudah bangun, ajak dia sarapan."

Nira mengangguk dan berjalan menghampiri Ayahnya untuk berpamitan

"Ayah tidak khawatir tinggalin dia sama Nira berdua di rumah?"

"Tidak, Ayah percaya sama kamu, juga dia keluarga Hwang. Ayah rasa tidak perlu khawatir?"

Nira tersenyum. Mendengar kata-kata bahwa Ayah mempercayainya terasa sangat mendebarkan! ia sangat mencintai pria tua di depannya itu

"Hati-hati Ayah!"

Nira hendak berjalan kembali ke kamar. Namun, sebuah suara menghentikan langkahnya

"Kalau berdua dirumah, memangnya kenapa?" Suara serak Hyunjin yang baru saja bangun tidur berhasil membuat bulu kuduk Nira merinding

Gadis itu berlari menaiki tangga, "MAKANAN DI DAPUR! SETELAH MAKAN LANGSUNG PULANG AJA!"

"Eh?" Hyunjin tak bermaksud menakuti gadis itu

Ia menggaruk tengkuknya lalu tertawa kecil





To be continued...

To be continued

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
Undercover - Hyunjin skz [On Going]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora