Bab 04. Hujan

232 172 213
                                    

Assalamualaikum...

Di saranin buat baca bab kali ini sambil dengerin lagu Ed Sheeran yang judulnya perfect ya biar lebih ngena

Happy reading!

"I found of love, for me.
Oh darling, just dive right in and follow my lead."

Reyna menatap kagum, matanya berbinar melihat kearah seorang pria yang berada di panggung, yang sedang memetik gitarnya sambil bernyanyi.

"Well, i found a girl, beautiful and sweet.
Oh, i never knew you were the someone waiting for me."

ini kedua kalinya ia mendengar Reygan bernyanyi-pertama saat di kursi umum waktu itu, dan suaranya masih sama. Reygan kembali menyanyikan lagu milik Ed Sheeran yang berjudul perfect itu.

"Cause we were just kids, when we fall in love, Not knowing what it was.
I Will not give you up this time.
But darling, just kiss me slow.
You heart Is all i own.
And in your ayes, you're holding mine."

Reyna tak kuasa menahan senyumannya, merasa bahwa lagu ini di nyanyikan untuknya, sebab dia merasa bahwa sedari tadi Reygan melihat ke arahnya. Ia refleks menggelengkan kepalanya pelan, membuang pikiran bodohnya itu jauh-jauh, mana mungkin lagu itu untuknya.

"Baby, I'm dancing in the dark, with you between my arms.
Barefoot on the grass, listening to our favourite song.
When you said you looked a mess,
i whispered underneath my breath.
But you Heard it, darling, you look perfect tonight."

Semua pengunjung yang ada di cafe itu bertepuk tangan. Reyna juga tak mau kalah, ia bertepuk tangan dengan keras. wajahnya menampilkan senyuman yang sangat lebar, tak dapat di pungkiri bahwa sekarang ini dia sangat senang, entah karna apa-mungkin karna dia merasa lagu itu ditujukan padanya.

"Terimakasih semuanya," ucap Reygan, Lantas menaruh gitar yang tadi ia pegang, Kemudian turun dari panggung, dan berjalan ke tempat Reyna duduk.

"Suara kamu bagus banget," puji Reyna saat Reygan sudah duduk di depannya.

"Ah, engga kok, lebih bagus penyanyi aslinya," balas Reygan sambil mengusap wajahnya, sedetik kemudian wajahnya memerah.

"Eh, kamu sakit Rey?" Tanya Reyna saat menyadari bahwa wajah Reygan memerah.

"Hah? Engga kok emang kenapa?" jawabnya cepat, sambil mengerutkan keningnya bingung.

"Itu muka kamu merah banget, Kamu lagi sakit ya? Ya udah kita pulang dulu aja Rey gapapa kok," ucap Reyna, lalu meletakkan punggung tangannya di dahi Reygan untuk mengecek apakah suhu tubuhnya panas atau tidak.

Reygan langsung menarik lengan Reyna menuju ke kasir untuk membayar makanan, lalu keluar dari cafe itu. Reyna yang di tarik lengannya pun mengerutkan keningnya bingung, Refleks menghentikan langkahnya.

"Kita mau kemana Rey? Pulang?" tanyanya.

Reygan tidak menggubris pertanyaan darinya, tetap menarik lembut tangannya sampai keluar cafe. Sangking asiknya mereka di dalam cafe, mereka tidak sadar ternyata hujan sudah turun sangat deras di luar. Reygan langsung memberhentikan langkahnya di teras cafe.

"Yah, hujan Rey, kan kamu lagi sakit, terus ini pulangnya gimana? Kita tunggu reda aja deh ke dalam," ajaknya, langsung menarik tangan Reygan untuk kembali ke dalam cafe.

Namun Reygan langsung menahan lengannya, langkah Reyna pun terhenti.
Reygan kembali menarik lengannya dan melangkahkan kaki menjauh dari cafe, sampai kepala mereka berdua terkena hujan karna tidak ada lagi atap teras yang melindungi mereka.

"Rey? Tapi sakit gimana sih? kok malah mandi hujan?" Reyna langsung menghentikan langkahnya, membuat langkah Reygan juga terhenti.

"Aku ngga sakit kok Rey, ini gapapa ya kita mandi hujan?" Reygan menyipitkan matanya agar bisa menatap wajahnya di tengah hujan deras ini.

Ia berfikir sejenak, kenapa tiba-tiba Reygan mengajaknya mandi hujan? Reyna langsung menepis pertanyaan yang muncul di kepalanya itu, dan berfikir lagi ah sudahlah, terlanjur basah juga.

"Yang bener Rey? tadi muka kamu merah loh, aku kira kamu demam," tanyanya memastikan.

"Nggak Rey, aku gapapa kok suer deh." Ia menunjukkan dua jarinya.

Reyna pun akhirnya mengangguk sebagai jawaban. Tanpa di sangka, ia langsung berlari-lari seperti anak kecil menjauh dari cafe, Reygan pun mengejarnya dari belakang.

"Rey! jangan lari-lari nanti jatuh!" Teriak Reygan, yang berusaha mengejar Reyna yang sudah jauh di depan sana. Namun setelah Reygan mengatakan kalimat itu, ia langsung terpeleset di depan sana.

Melihat itu, Reygan langsung bergegas menuju ke tempatnya terjatuh. Di sana Reyna sudah tertawa-tawa, menertawakan dirinya yang jatuh.

"Kan, di bilang juga jangan lari," Ucap Reygan sambil membantunya untuk berdiri.

Setelah bangkit, ia langsung kembali berjalan kedepan, menuju jembatan yang berada di tengah kota itu, tempat dia menangis kemarin. Ternyata jaraknya dekat dari cafe tadi.

Sesampainya di jembatan itu Reyna langsung menyandarkan tangannya di pembatas jembatan, Menatap laut yang luas dan sepi itu, rasanya hampa.

Reygan pun berdiri di sebelahnya, ikut menyandarkan tangannya di pembatas jembatan.

"Rey, hidup ini sepi ya?" Tanya Reyna setelah hening beberapa saat.

"Nggak Rey, sebenarnya hidup itu nggak sepi, tapi itu tergantung kita nganggap hidup itu seperti apa. Kenapa emang, kok tiba-tiba nanya kaya gitu?" jawab Reygan, kemudian menoleh ke arah Reyna yang berada di sampingnya.

"Kamu pernah kesepian nggak Rey?" Bukannya menjawab pertanyaan Reygan, ia justru bertanya lagi.

"Ya pernah lah, Kesepian itu hal yang lumrah Rey. Tapi di enjoyin aja, kaya ngelakuin hal-hal yang kita suka," jawabnya. Reyna hanya menganggukkan kepalanya sambil menatap ke depan.

"Kamu sering kesepian ya?" tanya Reygan. Reyna yang mendengar pertanyaan itu pun sontak menoleh ke arahnya.

"Kalo kamu lagi kesepian lakuinlah hal-hal yang kamu suka, rayain diri kamu sesering mungkin, Jangan nunggu orang untuk buat pesta, buat pestamu sendiri. Banyak orang karna kesepian jadi depresi, terus bunuh diri. Because He couldn't face the loneliness. Ya gitu, pas lagi kesepian hal-hal yang seharusnya nggak di pikirin malah di pikirin," ucap Reygan, Reyna yang mendengar itu langsung terdiam.

"Tapi Rey, kalo udah ngelakuin itu tapi tetap ngerasa sepi gimana? Aku udah terjebak di kesepian itu Rey. aku udah berusaha buat diri aku buat nggak kesepian, tapi kesepian itu selalu ngehantuin aku Rey. Ngebuat semua masalah yang ada di hidupku jadi ke inget lagi." Reyna akhirnya mengeluarkan apa yang sebenarnya dirasakannya, tanpa di sadari air matanya jatuh, untungnya tidak terlihat karna sedang hujan.

"Aku takut nanti malah berakhir di tangan sendiri tanpa ada orang yang tau," ucap Reyna sambil menatap Reygan dengan tatapan yang sulit diartikan. Reygan yang melihat raut wajah Reyna, langsung merangkul pundaknya.

"Aku bakal bantu kamu untuk keluar dari kesepian itu Rey, aku janji, aku bakal bantu sebisaku."

"Tapi ingat satu hal Rey. Jangan ngegantungin kebahagiaan kamu sama orang lain, karna kebahagiaan kamu bukan tanggung jawab orang lain. Mau ada orang atau nggak di samping kamu, kamu harus jalanin hidup kayak biasanya, lakuin aja yang bisa buat kamu bahagia asal nggak ngerugiin orang lain," pesan Reygan sambil menatap Reyna dalam.

***

continued...

Gimana menurut kalian lill?

Bab kali ini pendek yaa.

Insyaallah lanjutin secepatnya, doain ya.. tysm.

19 February 2024
-hujanlail-

TenggelamWhere stories live. Discover now