Bab 06. Stay strong, Gin!

110 81 175
                                    

Assalamualaikum...

Jika ada kesalahan mohon di koreksi ya!
*Part kali ini mengandung bawang.

Happy reading all!😉🌷

Di rumah duka itu terdengar suara tangis yang sangat terdengar amat menyakitkan. Tidak ada satu manusia pun yang siap atas kehilangan. Apa lagi satu perempuan yang tangisnya terdengar paling keras, yang sangat terpukul atas kehilangan itu.

Ibu Gina telah pulang ke tempat yang seharusnya. Tempat di mana semua manusia yang sebenarnya. Terputar lagi di kepalanya kenangan indah bersama ibunya, dia makin terisak mengingat itu semua.

Reyna hanya bisa mengusap-usap punggung Gina yang bergetar. Gina menangis sesenggukan sampai susah menghirup udara. Tidak ada yang bisa di lakukan Reyna sekarang. sebab jika orang sudah kehilangan tidak ada yang bisa kita perbuat. Mungkin dengan kita berada di sampingnya itu dapat membuat dia tidak merasa sendirian.

Sebenarnya jika kita mengucapkan "yang sabar ya" atau kata yang lainnya kepada orang yang sedang berduka, itu akan membuatnya makin sedih dan sakit. Orang yang pernah kehilangan pasti tahu rasanya.

Mayat ibu Gina akhirnya di bawa ke pemakaman, siap untuk di makamkan. Gina semakin histeris melihat mayat ibunya diangkat oleh banyak orang, Reyna dengan sigap memeluk dan menenangkannya.

Tadi pagi, sekitar pukul tiga. Ibu Gina mengusap kepala Gina yang tertidur di pinggir kasur rumah sakit yang ditiduri ibunya itu. Merasakan ada yang mengusap kepalanya, Gina terbangun.

"Loh buk, kok bangun? Ga bisa tidur ya?" tanya Gina, menggenggam tangan ibunya yang tadi mengusap kepalanya.

"Nak, nanti kalo ibu udah nggak ada, kamu jaga toko kue kita ya, jangan pernah menyerah. Cari laki-laki yang bisa ngebahagiain kamu, yang sayang sama kamu, yang nggak pernah main tangan. Maaf ibuk nggak bisa hidup lebih lama buat ngeliat perjalan kamu, ibuk nggak bisa ngeliat kamu dengan laki-laki itu, ga bisa liat cucu ibuk dari kamu. Ibu sayang banget sama kamu Gin," pesannya.

"Ibuk ngomong apa sih? Ibuk nggak bakal pergi. Ibuk bakal sembuh, nemenin Gina lebih lama lagi. Jangan ngomong kaya gitu buk," timpal Gina sambil memegang erat tangan ibunya.

"Ga ada yang tau nak, ibuk cuma mau pesan itu sama kamu," terang ibu Gina sambil tersenyum. Perlahan-lahan matanya mulai tertutup, Gina yang melihat itu langsung memanggil-manggil ibunya berharap ibunya membuka matanya lagi. Namun tuhan berhendak lain, nyawanya telah kembali ke tempat yang seharusnya.

***

Seorang perempuan sedang mengetuk-ngetuk pintu sebuah rumah yang didesain dengan minimalis. Tak lama sang pemilik membuka pintunya, seorang perempuan yang tadi mengetuk pintu langsung berhambur ke pelukan sang pemilih rumah.

"Gin! aku rindu banget sama kamu!" Reyna berseru di tengah mereka berpelukan.

"Aku juga Rey," balas Gina.

"Yaudah yuk, kita masuk dulu ke dalam," ajak Gina yang diangguki oleh Reyna.

Sesampainya di dalam, Gina mengajak Reyna untuk masuk ke dalam kamarnya. Dikarenakan Reyna sudah sangat lama tidak berkunjung ke rumah Gina, eh tidak juga sih tapi Reyna terakhir kali ke rumah Gina juga waktu ibunya meninggal sebulan yang lalu.

Tapi Reyna tidak memperhatikan rumah Gina karna banyak sekali orang waktu itu. Tapi sekarang Reyna sadar, bahwa peletakan barang-barang di rumah Gina sudah banyak yang berubah.

"Udah lama juga ya aku ngga ke rumah kamu Gin," ucap Reyna.

"Iya Rey. Aku jadi keinget waktu kita masih SMA, kamu sering banget main ke rumah aku," balas Gina.

TenggelamWhere stories live. Discover now