Prue buru-buru memakai pakaiannya ketika pintu kamarnya diketuk dari luar. Ia membuka pintu kamarnya dan menemukan Bonnie yang kembali dari liburan lebih awal. Prue merasa agak menyesal mengizinkan Bonnie masuk ke kamarnya karena gadis itu bercerita bahwa ia menghabiskan Natal dan tahun baru bersama Ken. Dalam hatinya, Prue merutuki dirinya sendiri yang khawatir Ken akan mencarinya selama libur Natal, padahal cowok itu justru bersenang-senang bersama Bonnie.
"Ken mengajakku melihat kembang api dan menyatakan perasaannya padaku di sana!" pekik Bonnie sambil mengguncang-guncang tangan Prue. "Aku tahu, dia memang bukan pacar pertamaku, tapi ini seorang Ken, kau tahu? Vokalis band yang disukai para gadis, ternyata sudah lama menyukaiku! Kau percaya itu?"
"Apa?" Tentu saja Prue tidak percaya. Mereka memang sering menghabiskan waktu berempat—dengan Howie juga, tetapi Prue tidak pernah melihat Ken berduaan dengan Bonnie saja.
"Oh, apa kau tidak tahu? Ken sudah lama menyukaiku, bahkan sejak dia baru kembali dari studi di luar negerinya. Makanya aku bisa mengenal Ken karena dia yang meminta Howie untuk mengenalkannya padaku. Aku pun baru ingat mengenai hal itu, makanya aku sama sekali tidak menyangka!"
Kerutan di kening Prue bertambah dalam. Ken meminta Howie untuk mengenalkannya pada Bonnie? Prue mencoba menggali ingatannya, dan ia menemukan Bonnie memang pernah bercerita perihal itu, beberapa waktu sebelum Prue sendiri bertemu dengan Ken secara langsung.
"Lalu, kenapa dia selalu berada di dekatku?" gumam Prue, lebih seperti berbicara pada dirinya sendiri. Rupanya Bonnie mendengar itu.
"Ken bilang dia dekat denganmu agar bisa mencari tahu lebih banyak mengenai aku, karena dia berpikir kau adalah teman terdekatku. Makanya dia meminta kami berkencan diam-diam supaya tidak menyinggung perasaanmu." Kemudian Bonnie merendahkan suaranya. "Sebenarnya aku tidak ingin mengatakan ini padamu, tapi Ken mengatakan dia merasa kurang nyaman berada di dekatmu. Katanya kau itu agak aneh karena sering melamun, lalu kau memiliki aroma yang kurang sedap, dan dia merasa caramu bicara agak berlebihan. Dia berpikir kau mulai jatuh hati padanya, jadi dia cepat-cepat mengakhiri semua itu, dan berterus terang padaku. Kau tidak menyukai Ken, kan?"
Prue tercengang mendengar penuturan Bonnie. Ia tidak tahu yang mana yang lebih mengejutkan, Ken dan Bonnie berkencan, atau Ken memanfaatkan dirinya untuk mengencani Bonnie. Pantas saja Ken tiba-tiba menanyakan perihal Bonnie ketika mereka dalam perjalanan kembali dari Norwich. Padahal selama ini Ken tidak pernah menyinggung mengenai sahabatnya itu. Tentu saja, seharusnya Prue tidak kaget lagi. Selama Prue berteman dengan Bonnie, ia bahkan tidak bisa menghitung berapa cowok yang memanfaatkannya seperti itu, dan Prue tidak menyangka Ken adalah salah satu dari mereka.
"Aku tidak menyukai Ken. Kau tidak perlu khawatir soal itu," jawab Prue sambil menggertakkan giginya.
Bonnie meraih tangan Prue. "Jangan diambil hati ya, Prue. Kau tahu kan, Ken sebenarnya orang yang baik. Dia memintaku untuk tidak menceritakan ini padamu karena dia akan merasa buruk sekali saat bertemu denganmu. Aku ingin kekasihku dan sahabatku berhubungan dengan baik."
"Tentu," jawab Prue, meski di dalam hatinya ia sedang mengisi botol-botolnya dengan tangan gemetar.
"Kudengar dia akan kembali sore ini. Aku ingin mengajaknya membeli peralatan tulis yang baru. Kau mau ikut?"
Prue menatap Bonnie, tidak mengerti mengapa gadis itu masih mengajak dirinya. "Tidak, terima kasih. Banyak yang harus kulakukan hari ini. Kau... nikmati saja kencan kalian."
Sejak saat itu, Prue berhenti menemui Ken, atau berbicara dengannya. Prue tahu Ken masih beberapa kali mencoba untuk menemuinya, tetapi ia selalu menghindarinya. Prue menyimpan ponselnya, dan tidak lagi menggunakannya, sehingga membuat Bonnie dan Howie protes karena kesulitan mencarinya. Lagi pula, selama ini hanya Ken yang selalu menghubungi Prue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sour Grapes
RomancePrue harus menjadi ibu tunggal di usianya yang baru 22 tahun. Ia meninggalkan keluarganya, teman-temannya, dan masa lalunya, kemudian membawa putra satu-satunya ke Bruton untuk memulai kehidupan baru. Suatu hari Ken, senior di kampus yang pernah mew...