SPA:5

235 83 107
                                    

Vote!!
Ga vote ga berteman😚
🗣️: ni orang maksa amat.
Biar apa? Biarin
Hehhehe

✨بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Mereka semua telah sampai di Bandara, dan terlihat menghampiri lelaki berjubah putih yang membawa koper hitam juga menjinjing dompet kecil berwarna coklat.

"Maa syaa Allah, anak umma" Tangis umma sudah tak terbendung, sudah lama ia tak melihat anaknya secara langsung. Kini mereka di pertemukan kembali adalah sebuah kebahagiaan baginya. Umma langsung memeluk putra sulungnya itu.

"Barakaallah anak Abba" kini giliran abba yang mendekap putranya itu dalam pelukan hangat seorang ayah. abba juga ikut meneteskan air mata. Namun tak lama ia mengusapnya. Bangga sekali rasanya melihat seorang anak yang pulang membawa gelar sarjana di universitas islam terbaik.

"Syukron abba, umma. Berkat doa kalian, Arfan Bisa lulus. Dan semoga Ilmu yang Arfan bawa bisa di amalkan dan juga bermanfaat."

"Aamiin. Ini juga berkat usaha dan kerja keras kamu" saut umma sembari memegang pundak Arfan.

"Mas apan" panggil shakir yang berjalan menghampiri Arfan.

"Ini ponakan Arfan umma?" tanya Arfan sambil melirik ke arah umma.

"Iya, ini shakir anaknya adik mu"

Arfan meraih kedua tangan shakir. Lalu ia mengangkatnya, "Maa syaa Allah, shireen anak mu Ganteng sekali"

Yang lain tengah Fokus bersama bocah balita itu, melupakan dua bocah yang tengah berbisik bisikan.

Azzam sedari tadi diam saja, padahal ia yang sangat ingin cepat sampai sini. "Zam kenapa" bisik hanif

"Mas Arfan ko ndak tanya kita si mas, harusnya sapa gitu, minimal ya, halo dek"

Lucu sekali bocah 13 tahun itu. Hanif tak kuat menahan tawa. Alhasil ia tertawa terbahak bahak. Tanpa memperdulikan sekitar

"Heh hanif, Bandara loh ini" ucap abba

Hanif masih dengan gelak tawanya namun mulai mereda, dan Azzam dengan tatapan bingung, ia terus terusan melihat ke arah hanif. Apakah Mas-nya ini kerasukan setan bandara?

"Mas Arfan, adik kecil mu ini pengen di sapa loh eh, malah di cuekin" ucap Hanif yang kembali menyemburkan tawanya itu.

Arfan melihat ke arah Hanif dan Azzam. Astaga ia lupa menyapa dua bocah itu.

"Ya Allah zam, maa syaa Allah. Udah besar kamu sekarang" ucap Arfan sambil memegang pundak sang adik.

"Iyalah besar, Yakali Azzam Mau pendek terus" saut Azzam dengan wajah masamnya itu.

Suami Pilihan AkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang