🌷 06. Belum puas?

247 87 39
                                    

🌷🌷🌷

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

🌷
🌷
🌷

Fara memekik senang, memeluk Rona dengan erat dalam keadaan masih terbaring. "Alhamdulillah kamu sadar, Na."

Rona mengedarkan pandangannya, ia masih sangat bingung, sebenarnya apa yang sudah terjadi padanya.
"Aku di mana, Ra. apa yang sebenarnya terjadi?"

Ummi Dinda dan Senja menghampiri Rona. Dengan perlahan mereka menceritakan kejadian yang menimpanya beberapa hari yang lalu.

Fara menggeram kesal mendengar cerita itu.
"Maunya tante Aruna apasih!" pekik Fara dengan penuh emosi.

"Nggak usah dipikirkan, Na. Kamu baru sadar, biarkan tubuh kamu pulih dulu, jaga kesehatan kamu, Na," saran Senja berusaha menenangkan Rona.

"Makasih ya Kak sudah nolongin Rona. Maaf kalau Rona sudah merepotkan Kakak sama Ummi," ucapnya seraya tersenyum menatap ummi Dinda.

"Na, kami bisa melaporkan kejadian ini. Kami sengaja menunggu kamu sadar. Karena semua ini kembali lagi ke kamu, Na," kata Senja, cemas akan keadaan Rona selanjutnya.

"Tidak perlu, Kak. Kalau kita laporkan, sama saja Rona jahat ke mama."

~ ♡♡♡ ~

Hari berikutnya...

Rona beranjak menghampiri ummi Dinda yang sedang merapikan baju-bajunya. Sudah seminggu terhitung saat Rona masuk rumah sakit, kini ia sudah pulih dan dibolehkan untuk pulang.

"Ummi, biar aku saja yang beresin bajunya," ucapnya seraya menatap ramah Ummi.

"Udah, gapapa, Rona. Biar Ummi yang beresin. Kamu kan baru pulih."

"Ummi!"

Panggilan itu sontak membuat mereka membalik badan, melihat Senja yang berjalan ke arah mereka. "Senja, ada apa?" tanya Ummi setelah Senja berada di depannya.

"Senja sudah menyelesaikan administrasinya Ummi, sekarang kita sudah bisa antar Rona pulang."

Mereka segera melangkah menuju mobil yang masih terparkir, lalu melajukan kendaraannya menuju rumah Rona.

Dalam perjalanan, Senja sadar jika mobilnya sejak tadi di ikuti oleh seseorang yang dia yakini adalah mobil milik Aruna.

Rona memperhatikan Senja yang sedang fokus melihat ke belakang, ia mengarahkan kepalanya ke belakang, memastikan apa yang dari tadi membuat Senja begitu gelisah.

Matanya terbelalak saat melihat mobil milik mamanya telah membuntutinya. Ia berusaha tenang.

Senja menoleh pada Rona. Ia berdehem pelan membuat Rona mendongakkan kepalanya menatap Senja.

"Ummi, kita makan siang dulu di depan. Baru kita antar Rona," kata Senja yang di balas anggukan keduanya.

Sesampainya mereka...

"Na, kamu sudah tahu kan kenapa aku ajak kamu ke sini? Aku nggak mau mama kamu tahu rumah kamu. Dia sudah kelewatan, Na."

"Iyaa Kak, makasih yaa."

~ ♡♡♡ ~


Rona merenggangkan badannya sejenak setelah mengubah posisi menjadi duduk, melirik jam di atas nakas.

Rona segera melangkahkan kakinya cepat dan bersiap-siap, karena ia sudah terlambat untuk membuka toko.

Ponselnya berdering, Rona lekas mengambilnya sembari duduk. Mengaktifkan mode loudspeaker, seraya merapikan hijabnya.

"Assalamu'alaikum. Kenapa, Ra?" iyaa, Fara lah yang meneleponnya.

"Wa'alaikumussalam, Na. Kamu buruan datang ke toko. Ada hal penting yang harus kamu lihat, Na," kata Fara dengan napas yang terdengar tak beraturan.

Sambungan telepon terputus secara sepihak, Rona mengerutkan keningnya heran. "Ada apa ya sama Fara."

Ia berlari kecil menuju mobil, dan bergegas ke toko bunga miliknya.

Rona membelalakkan matanya, yang benar saja. Ia melihat toko bunganya yang sudah sangat berantakan. "Astaghfirullah, ada apa ini."

Rona mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan Fara.

"Apa yang terjadi, Ra?" ia memasang wajah panik melihat semuanya sudah tak beraturan.

"Aku juga nggak tahu, Na. Tiba-tiba sudah berantakan gini. Karyawan kamu juga nggak ada yang tahu, Na."

Aruna dan kakak tiri nya tertawa bersama, membuat Rona dan Fara menatap ke arah mereka. "Rona, Rona. Kamu nggak ada kapoknya yaa berurusan sama saya. Merasa hebat kamu sudah membangun toko ini sama ayah kamu? Bodoh! Jangan harap kamu bisa hidup tenang, Rona. Sekarang kamu sendirian, silakan kamu bangun lagi dengan usahamu sendiri. Kamu mampu, kan?!" kata Aruna dengan senyum liciknya.

"Tante belum puas dengan kemarin? Tante sudah hampir membunuh Rona, sekarang Tante hancurin semuanya. Lebih baik Tante pergi jauh-jauh dari kehidupan Rona! Tante nggak di ajarin buat berterimakasih, ya? Kalau bukan karena ayahnya Rona mungkin Tante bukan siapa-siapa!" ucap Fara tak bisa menahan emosinya.

"Ingat, Rona. Saya tidak akan membiarkan hidupmu tenang!" katanya seraya tersenyum menatap Rona. Lalu pergi meninggalkan toko itu.

Rona menarik tangan Fara, menghentikannya agar tidak mengejar mamanya itu.

Fara memeluk Rona, menepuk punggungnya, ia berusaha menenangkan Rona. Ia tahu jika sahabatnya itu sedang menahan tangis.

- Next -

Jangan lupa tinggalkan jejak vote & comment ♡♡♡

Updated the part the next day💗💗💗

Rona & Senja (ON GOING)Onde histórias criam vida. Descubra agora