Evil bestfriend

1.1K 71 0
                                    

“Enggak, ini lebih gila daripada yang kemarin!”

Jihoon melemparkan buku yang pada chapter selanjutnya, pemuda itu membaca sampai ending namun tak seperti yang lain mati di ending, kali ini Jihoon membaca si pemeran utama yang disekap oleh ketiga temannya sendiri.

Dan untuk kali ini Jihoon benar-benar tak menemukan cara bagaimana dirinya yang bisa merubah ending.

Jihoon memiliki firasat jika dia tak akan bisa merubah endingnya.

“ARGHHHH SIALAN! KAPAN INI SEMUA AKAN BERAKHIR?!”

“Evil bestfriend” adalah judul selanjutnya






“Ji, kau sudah sadar?”

Matanya mengedar melihat sekeliling, ia lantas melihat kearah tubuhnya yang masih menggunakan baju lengkap dengan celana.

“Ji?”

Wajah seseorang tepat berada didepannya, Jihoon melihat mereka ada disebuah bangunan dengan dinding ruangan berwarna biru, Jihoon juga melihat kearah sahabatnya satu-persatu.

"Aku mau pulang!” Kata Jihoon hendak membawa ponsel yang tertinggal dimeja namun tangan seseorang mencekal pergelangan tangannya.

“kamu mau kemana? Bukannya kamu udah janji kalau malam ini kita nginap di rumah Hyunsuk, kita juga mau main game, iyakan Suk?" Yang ditanya mengangguk semangat, bahkan pemuda Choi itu sudah mengambil satu botol kosong.

Tidak, ini adalah awal dimana semuanya terjadi.

Park Jihoon memiliki tiga sahabat yang sudah menemaninya sedari kecil, mereka bahkan bersahabat dari usia mereka masih 6 tahun sampai saat ini mereka sudah bekerja dan memiliki rumah masing-masing namun diantara mereka belum juga ada yang menikah kecuali Jihoon yang sudah memiliki kekasih.

Jihoon awalnya tak pernah tahu kenapa pada sahabatnya belum juga memiliki pasangan, hingga pada malam ini semuanya terbongkar, mereka menyukainya.

Niat hati ingin berkumpul sebelum Jihoon melaksanakan pernikahan dua bulan mendatang dirinya malah terjebak bersama para sahabatnya, berawal dari permainan truth or dare yang membuat Jihoon harus meminum minuman beralkohol.

“Aku tiba-tiba gak enak badan” kata Jihoon masih berusaha mengelak, pemuda itu menepis tangan Yoshi yang mencengkram erat pergelangan tangannya.

“Jangan buru-buru dong Ji, kita kan masih mau main, kamu istirahat aja dulu di kamar Hyunsuk nanti kita bawain bubur sama obat..” kata Yoshi masih kekeh tak mau Jihoon pergi.

“Enggak Yosh, ku  gapapa, aku bisa pulang dan masih cukup sehat, cuma butuh istirahat sebentar dirumah"

Jihoon bergegas mengambil tas miliknya, ia tak berani menatap tiga sahabatnya.

“Kamu mau istirahat atau kamu sudah tau rencana kita?”

Deg!


“Apa kita tidak keterlaluan?”

Keheningan pecah ketika Kim Junkyu membuka obrolan, kedua sahabatnya menoleh dengan raut wajah datar, namun Hyunsuk terbahak setelahnya.

“Keterlaluan apa maksudmu, bukankah kita sudah merencanakan ini jauh-jauh hari?”

“Apa kau mendadak berubah pikiran?”

Junkyu mengalihkan pandangan, pemuda itu meremat kedua tangannya, ia tak tega mendengar jeritan Jihoon dari dalam kamar, pemuda itu tampaknya sangat ketakutan.

“Aku rasa kita sudahi saja, kasihan Jihoon!” Junkyu mengambil langkah lebar hendak menemui Jihoon namun tubuhnya ditarik oleh Yoshi, pemuda Kanemoto itu menendang si Kim hingga membentur tembok.

“Apa maksudmu sialan, apa kau mau kita membusuk di penjara?!” Sentak si Kanemoto menatap tajam pada sahabatnya.

Junkyu terbatuk hebat, pemuda itu mendesis ketika punggungnya menabrak tembok sangat keras.

“Bukan seperti itu Yoshi, aku tak tega mendengar teriakan Jihoon, lagian juga jika dia tak mau tolong jangan dipaksa!”

Hyunsuk terkekeh sinis, pemuda itu mencengkram rahang sahabatnya “Aku memiliki kuasa penuh atas rencana ini, manusia miskin seperti mu lebih baik diam dan jangan ikut campur!”

“Mengerti, hm?” Tanya Hyunsuk menepuk pelan pipi Junkyu.

“Kau harus mengerti, karena jika tidak maka adikmu yang akan menanggung semuanya” bisik Yoshi menambahkan ancaman pada Junkyu yang terpaku dengan keringat dingin membanjiri tubuh.






Pandangan Jihoon berkabur, pemuda itu melihat ada Junkyu disana menatapnya penuh kekhawatiran dan segerombolan orang berseragam menembakkan senjata ke udara.

Tak ada lagi yang Jihoon dengar kecuali suara senjata saling bertembakan dan teriakan orang-orang yang terdengar histeris menghampirinya.













5,3+k word

book a trip to the s.gameWhere stories live. Discover now