Revenge

675 47 1
                                    

“Makin kesini ko makin agak lain anjing!”

Jihoon sudah tak habis pikir, kali ini siksaan bukan hanya dari musuhnya melainkan dari keluarganya juga, seseorang yang hidup selalu sendirian tanpa ada yang menyayanginya hanya karena dia anak yang terlahir dari hubungan terlarang, yang bersalah orangtuanya kenapa dia yang mendapatkan siksaan?

Tak seperti biasanya yang selalu menginginkan happy ending, kali ini Jihoon akan membuat sad ending, berbeda dengan di buku yang berakhir happy ending ia akan membuat semua orang menyesal atas perbuatannya padanya.

Revenge.

Balas dendam seorang kakak atas kondsi  adiknya yang selalu mendapatkan siksaan dari kekasihnya.








Park Jihoon anak sulung dari keluarga Park yang memiliki kisah hidup jauh dari kata bahagia, Jihoon terlahir bukan dari keinginan nyonya Park melainkan dari hasil perselingkuhan suaminya dengan sekertaris di perusahaan Park.

Namun karena sang sekertaris yang tak mau mengurus Jihoon sama sekali dengan berat hati Park Jaehyun harus mengambil alih hak asuh Jihoon, memohon pada Rose agar mau menerima anak dari hasil perselingkuhannya, tentu saja hal itu menjadi luka terdalam untuk Rose.

Rose memang mau menerima Jihoon namun perlakuannya begitu tak baik pada putra sulungnya, selang 5 tahun setelah kehadiran Jihoon keduanya dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama Park Jeongwoo.

Sosok keras yang mengikuti gen ayahnya, Jeongwoo begitu di manja dan selalu dituruti keinginannya, awalnya pemuda itu bingung kenapa perlakuan padanya dan pada sang kakak begitu beda, tak jarang Jeongwoo melihat orangtuanya dengan berani bermain tangan dengan sang kakak, kamar Jihoon juga berada diluar rumah, terdapat gubuk kecil yang menjadi kamar pemuda itu.

Setelah Rose menceritakan semuanya tentu saja Jeongwoo ikut geram, bukan menyalahkan ayahnya Jeongwoo malah ikut sering menyiksa sang kakak.

Sebisa mungkin kehadiran Jihoon dirahasiakan dari semua orang, si sulung hanya akan dibiarkan masuk rumah ketika Rose mengijinkannya namun tidak diijinkan maka Jihoon akan tetap berdiam diri digubuk kecil itu.

Ceklek!

“J-jeo?”

“Sesuai perjanjian kau boleh membawanya sekarang”

Tubuh kecilnya diseret paksa oleh dua orang berbadan besar, tak pernah terpikirkan sebelumnya apa yang akan terjadi padanya, namun yang pasti gelap menguasai pandangannya setelah sebuah suntikan menancap dilehernya.








“Dia benar-benar sempurna.."

“Ya, aku rasa dia begitu sempurna tapi sayang tubuhnya dipenuhi oleh luka”

“Anjing kecil, kasihan sekali nasibmu”

“Ugh..”

Tubuh yang semula tak sadarkan diri kini mulai menggeliat, bergerak namun kesusahan.

“Rupanya mainan kita sudah bangun”



Ketiganya termenung menatap satu foto memperlihatkan seorang pemuda manis tampak tertawa bahagia, adik mereka satu-satunya yang kini sudah 1 bulan terbaring tak sadarkan diri dengan banyak alat yang membantunya untuk bertahan hidup

Mereka memang selalu menentang hubungannya dengan putra dari keluarga Park melihat tampang yang tak meyakinkan seperti temperamental dari wajah kekasih adiknya.

Hingga pada saat itu adiknya kabur dari pengawasan mereka, tentu saja mereka kalut dan berusaha mencari adik mereka namun mereka malah menemukan adik mereka yang dalam kondisi sekarat terbaring ditepi jalan dalam kondisi yang jauh dari kata baik-baik saja, tubuhnya dipenuhi bekas kekerasan fisik dan juga tindak pelecehan seksual, namun sebelum sang adik benar-benar memejamkan matanya dia berkata dengan suara lirih.

“Selamatkan dia..”

Dia siapa yang dimaksud?

“Park Jihoon sadar!” Perintah Junghwan menepuk pipi Jihoon kencang, Doyoung berlari membawa handuk

“Cih, dia pasti hanya sedang mencari perhatian” cibir Junkyu yang merasa sebal pada tingkah Jihoon yang menurutnya caper

“Hubungi dokter!” Perintah Junghwan pada Doyoung dengan cepat Doyoung mengikuti perintah adiknya.

Tubuh Jihoon digendong oleh Junghwan masuk kedalam rumah, sedangkan Junkyu hanya menatap kepergian saudaranya dengan tatapan datar

“Cih, kalian percaya saja pada dia”

Junkyu berdecak sebal pemuda itu belum puas menyiksa Jihoon “Tidak seru!"






Beberapa dari mereka mulai membuka botol bir, mereka bersulang dan Jihoon sudah memprediksi selanjutnya yang akan terjadi setelah ia-

“Mari bersenang-senang anak manis…”




4k+ word




book a trip to the s.gameWhere stories live. Discover now