Prolog

59 11 1
                                    

Di tengah hutan yang luas nan asri, para elf dan peri-peri kecil bersemayam dengan aman dan damai.

Veyanna Avonzy Pheonin, putri dari pasangan Kerajaan Greenmagic, dialah yang menemukan hutan luas itu dalam keadaan tidak berpenghuni. Di hutan itulah dia mewujudkan impian besarnya.

Dia membangun wilayah kerajaan baru dan mendirikan istana yang cantik sebagai singgasananya. Sebuah kebahagian yang tidak terbantahkan ketika impian besarnya sudah terlihat di depan mata dengan begitu jelas.

Perlu banyak waktu untuk mengerjakan istananya agar dapat berdiri dengan sempurna, bahkan dia rela tidak pulang demi menyelesaikan istananya, dia juga hanya tidur sekitar satu atau dua jam di atas pohon besar setiap harinya.

Sesekali dia mengingat kembali memori ketika dia bertanya tentang impian besarnya dan ibunya sangat mendukungnya.

"Ibu, bolehkah aku menanyakan sesuatu?" Veyanna kecil yang sibuk menyusun patahan kayu kayu kecil menyempatkan diri untuk bertanya.

"Boleh, tanyakan saja apa yang ingin kau ketahui, Putriku," kata sang Ibu yang sedang duduk anggun di depannya.

"Bolehkah Vey memiliki impian besar?"

"Tentu saja. Mengapa tidak? Apa Vey sudah memiliki itu?"

"Sudah, Ibu," jawab Veyanna dengan bangga.

"Apa itu? Bolehkah Ibu mengetahuinya?"

Veyanna terdiam sejenak, dirinya berpikir bagaimana cara mengatakannya.

"Vey ingin menjadi ratu, Ibu. Bolehkah?" ucap Veyanna dengan penuh harapan.

"Tentu saja, Vey memang akan menjadi seorang ratu, Sayang," ujar sang Ibu yang merasa bingung.

Veyanna menggeleng keras. "Bukan itu maksud Vey."

Sang Ibu berdiri dan duduk di samping Veyanna agar bisa lebih dekat.

"Ratu yang bagaimana yang Vey maksud?" sang Ibu menatap Veyanna dengan penuh tanya.

"Ibu, Vey ingin menjelajahi banyak hutan di bumi ini, jika Vey menemukan hutan yang luas, Vey akan membangun kerajaan baru di sana, lalu Vey menjadi ratu pertama di hutan itu."

Tatapan sang Ibu tidak berpaling, beliau dengan teliti mendengarkan penjelasan putri kecilnya itu.

"Ibu, maafkan Vey jika tidak bisa meneruskan posisi Ibu nantinya. Ibu masih memiliki Vellata bukan? Tolong jangan marah ya."

Veyanna sangat menyayangi adik perempuannya. Usia Veyanna dan Vellata hanya berjarak sekitar enam tahun. Veyanna seringkali mengajak adiknya bermain dan belajar hal kecil. Meskipun Veyanna masih tergolong anak-anak, dia sadar bahwa adiknya itu sangat aktif dan mudah sekali menangkap apa yang dia ajarkan. Sebab itu Veyanna yakin bahwa Vellata memiliki potensi untuk menjadi pemimpin yang hebat suatu hari nanti.

"Ibu mengerti, Ibu tidak akan marah, apapun yang kamu harapkan, Ibu dan Ayah selalu mendukungmu, Ibu dan Ayah selalu bangga padamu."

"Terima kasih, Ibu." Veyanna memeluk sang Ibu dan langsung disambut dengan usapan lembut di kepalanya.

Kini putri kecil itu telah tumbuh menjadi elf gadis dengan wajah yang cantik, kulit yang cerah, sifatnya yang ramah dan memiliki gerakan serta langkah yang terbilang lincah.

Karena ambisinya dalam misi pencarian hutan yang mengharuskannya menjelajahi beberapa belahan bumi, membuat dirinya dikenal oleh banyak elf dari golongan bangsawan.

Veyanna juga belajar banyak hal selama perjalanannya, mulai dari hal yang berhubungan dengan seni hingga berbagai mantra sihir.

Dengan segala kemampuan yang dia miliki, Veyanna mampu mendirikan istana hanya dengan bantuan dari beberapa burung yang bersedia tunduk pada perintahnya.

The Greenmistyque Kingdom and it's Hidden StoryKde žijí příběhy. Začni objevovat