3. Moment of Theft

30 6 1
                                    

Di tengah malam yang sunyi, Avery sudah berdiri di depan gerbang istana Veyanna dengan berpakaian serba hitam serta jubah yang berwarna hitam pula, tidak lupa dengan penutup hidung serta mulut. Terlihat seperti ninja.

Setelah lima menit menunggu, Veyanna keluar dari istana dengan pakaiannya yang serba hijau gelap, warna jubah yang serasi dan penutup hidung serta mulut warna hitam seperti milik Avery.

Sekarang keduanya sudah siap. Saatnya melancarkan aksi mereka yaitu menyusup di sebuah rumah mewah milik keluarga yang terkenal dengan sebutan old money.

"Siap?"

"Sangat siap," jawab Veyanna dengan semangat.

Rasanya senang sekali bisa berteman dekat dengan seorang Avery. Menurut Veyanna berteman dengan Avery itu sangat berkesan dan menyenangkan.

Kini mereka sudah mulai pergi menuju kota, menyusuri jalan yang begitu sunyi, melewati toko, restoran, kafe dan rumah-rumah warga yang seluruh pintunya sudah tertutup rapat.

Saat mulai memasuki wilayah pusat kota yang masih terlihat ramai oleh kendaraan yang berlalu-lalang dan beberapa orang yang keluar masuk dari gedung-gedung besar. Mereka memilih untuk melewati lorong-lorong dan gang sempit yang terlihat sepi, bahkan mereka juga naik ke atap rumah warga dan berharap tidak ada manusia yang melihat keberadaan mereka.

"Avery, apa itu rumahnya?"

"Iya, itu rumahnya."

Mereka sudah menemukan rumah mewah yang akan menjadi target mereka. Sekarang mereka sedang ada di atap salah satu rumah warga untuk melihat situasi sekitar rumah mewah tersebut.

"Apa mereka punya pengawal?"

"Pasti, lihat saja di belakang gerbang rumah itu, ada sebuah pos dan ada seorang penjaga di sana." Avery sedang fokus dengan situasi di bagian depan rumah mewah tersebut.

"Iya, aku melihatnya. Tapi, apa mereka dibayar hanya untuk tidur?"

Avery tertawa pelan. "Ini tengah malam, Vey. Meskipun mereka sedang bertugas, tetap saja mengantuk itu sulit untuk dilawan, sepertinya mereka sering memakan gaji buta."

"Lalu, bagaimana cara kita masuk ke sana? Rumah itu dikelilingi oleh dinding yang tinggi."

"Melompat." Avery menatap datar pada rumah mewah itu.

"Apa katamu?"

"Lompat." Avery mulai menatap Veyanna. "Dinding itu hanya sedikit lebih tinggi dari rumah ini, lagi pula jaraknya tidak terlalu jauh."

"Bagaimana jika kita terjatuh? Itu hanya sebuah dinding besar, jika tubuh kita tidak seimbang saat di sampai di sana."

"Kita akan jatuh, aku tahu." sahut Avery.

"Percayalah, Vey, kita sudah sejauh ini untuk sampai ke kota, dan itu harus berhasil," lanjutnya.

Veyanna menghembuskan napas. "Baik, aku percaya padamu."

"Terima kasih, Vey. Dalam hitungan ketiga kita lompat bersama. Satu ... dua ... tiga."

Veyanna mendarat dengan mulus, tetapi tidak dengan Avery, tubuhnya tidak bisa seimbang. Veyanna berusaha menggenggam tangan Avery agar tidak terjatuh, tetapi percuma.

Bugh

"Avery, apa ada yang sakit?" tanya Veyanna dengan rasa khawatir.

Mereka terjatuh bersama di samping rumah mewah tersebut dengan posisi Veyanna di atas tubuh Avery. Veyanna segera berdiri, kemudian membantu Avery yang sempat tertindih oleh tubuhnya.

The Greenmistyque Kingdom and it's Hidden StoryWhere stories live. Discover now