Bab 12|sora si peri pelindung

21 16 3
                                    

🍁

"Apa??"sergap sora sembari menahan kesal

"kau membuatnya dalam masalah besar, mengirimnya ke hadapan tsuki sedang dirinya dilingkupi aura king yang mana pasti akan dikenali tsuki!!"

"Tenanglah rou!"ucap sora mencoba tetap tenang menghadapi kekhawatiran laki-laki itu sembari menunggu surainya kembali pada warna putih bercahaya

"Gadis itu tak akan mati dengan mudah dan tsuki akan melindungi gadis itu, lagi pula aku kan tetap menjaga gadis itu dari jauh jika kau lupa"lanjut sora yang mulai beranjak dari tempatnya

"Maksudnya burung kecil itu"

"Jika burungnya sebesar pohon beringin pasti akan membuat semua orang yang melihatnya akan jatuh pingsannn!!"ucap sora berteriak kesal tepat dihadapan el rou membuat laki-laki itu melotot tak terima dan tak lama keduanya pun saling berpaling menjauh dan segera menghilang dengan kekuatan masing-masing

"Menyebalkan, meski sudah sekian lama kenapa kami tak juga akur.lagi pula ada apa dengannya??dasar menyebalkan"ucap sora dalam perjalanan mengejar jauza

"Cih jika bukan karena misi, aku tak akan mau disini dengannya.peri apanya dia lebih cocok jadi nenek sihir"ujar el rou yang sudah tiduran disalah satu dahan pohon ditengah hutan tak jauh dari pedesaan Kediaman Timur

Huft

'ku harap kak tsuki tak salah langkah saat berhadapan dengan gadis itu'doa el rou dalam hati ketika kembali mengingat sosok tsuki yang pernah dilihatnya sedang bertarung dengan king

King sendiri adalah panggilan untuk pemimpin Wilayah Utara yang mana merupakan orang-orang klan Le Rouge, klan terkuat di Wilayah Utara

Dulu tsuki dan king adalah sahabat bahkan mereka dianggap sebagai jembatan perdamaian dua wilayah tapi karena suatu hal dimasa lalu ketika mereka remaja akhirnya yang tersisa hanyalah kebencian yang membuat mereka jadi saling adu jotos bila bertemu dan itu ikut berpengaruh pada kedua belah wilayah yang masih bersitegang hingga saat ini

Meski bagaimanpun.. ayo tinggalkan kekhawatiran el rou dan kembali ke jauza yang masih sibuk memacu kudanya membelah hutan,

Berada dibalik banyaknya pepohonan siapa sangka jauza akan mendapati suara yang membuatnya harus siaga waspada karena ada seseorang yang sedang bertarung tak jauh darinya

'Laki-laki itu seperti warga sipil, kenapa dia diserang?'tanya jauza dalam hati mencoba memahami situasi yang membuatnya tertekan

Kekhawatirannya makin menjadi saat gadis itu melihat ada lebih dari sepuluh mayat tergeletak bersimbah darah didekat pertarungan yang tengah terjadi didepannya membuat jauza kembali teringan pada ucapan nenek el rou tentang para pemberontak yang berkeliaran dimana-mana

"Sepertinya pria itu tersudut"ujar jauza sembari mengarahkan ketapel yang pegangnya lalu menariknya kuat pada target yang langsung dimanfaatkan si warga sipil dengan memberikan tebasan di dada lawannya membuat darah mengucur keluar dan tak butuh waktu lama tubuh itu pun limbung ke tanah membuat jauza yang melihatnya hampir jatuh dari kudanya karena pusing dikepalanya

'Aku benci darah'ucap jauza dalam hati spontan mengeratkan pegangannya sembari menutup matanya bermaksud meredakan pusing

Hingga tiba-tiba terdengar suara limbung yang membuat gadis itu terkejut ketika membuka matanya, saat mendapati orang yang diduganya adalah warga sipil ikut limbung ke tanah.mau tak mau jauza pun turun dan menunun kudanya mendekat pada pria itu

"Ku pikir dia baik-baik saja"ujar jauza ngos-ngosan setelah akhirnya berhasil mengangkat tubuh laki-laki itu diatas kudanya

"Ku harap dia tak mempersulit ku kedepanya mengingat aku telah menolongnya"ucap jauza sembari menaiki kudanya, segera pergi dari tempat itu

tell it DREAM to (On Going)Where stories live. Discover now