Chapter 1 : Unexpected Event

338 223 61
                                    

⚠️⚠️⚠️
1. Cerita ini hanya fiksi atau karangan dari penulis
2. Banyak typo bertebaran

Masuk chapter 1 nigh, jangan lupa vote dan komentarnya yaw😉

"Pernah dengar kalimat 'jangan tertawa berlebihan nanti menangis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Pernah dengar kalimat 'jangan tertawa berlebihan nanti menangis.' Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi setelah kebahagiaan muncul, bukan?"

-Zerlyn

⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘

~2009~

Matahari akhirnya muncul menyinari bumi ini. Dengan cahaya lembutnya dipagi hari, memberikan kehangatan bagi seluruh makhluk hidup. Dipadukan dengan udara sejuk dipagi hari, memberikan suasana sejuk nan dingin ketika menyentuh kulit.

"Mama!! Hhehe..." Dengan girangnya gadis kecil ini berlari untuk menghampiri ibundanya. Kedua kaki mungil terus bergerak cepat, terkadang melambat karena kehilangan keseimbangan.

"Sini-sini ayo kejar mama."

Selena wanita berusia 28 tahun itu berlari mundur dengan perlahan, tangannya terayun-ayun menyuruh putrinya untuk terus berlari mengejarnya.

Hamparan rumput dan suasana pagi, memang sangat cocok untuk mengajak putrinya bermain.

Brug!

Selena terkejut, ketika melihat putrinya terjatuh. Ia lalu menghampiri putrinya, tersirat kekhawatiran dari sorot matanya.

"Zerlyn aduuhh kamu gapapa nak? Maafin mama ya. Terlalu cepat ya mama larinya? Maafin mama ya." Ucap Selena sambil membersihkan tanah yang ada di pakaian Putrinya. Lalu memeriksa apakah ada luka atau tidak.

Melihat kekhawatiran diwajah ibundanya, membuat gadis kecil ini tersenyum manis.

"Zerlyn ga apa-apa ma. Zerlyn kan kuat hehe.." ucap Zerlyn. Gadis kecil ini berseri-seri hingga memperlihatkan gigi kecilnya yang berjajar rapi.

Selena tersenyum, tentu saja putrinya sangat kuat. Ia yakin putrinya akan tumbuh menjadi wanita yang kuat, penyayang, baik, dan mandiri.

"Ayo kita masuk ke rumah." Selena mengulurkan tangannya kepada Zerlyn.
Zerlyn pun mengangguk dan mengambil uluran tangan ibundanya. Zerlyn berlompat-lompat riang, ia sangat senang hari ini karena sang ibunda sudah mengajaknya bermain di depan pekarangan rumah.

Jarang-jarang dia mendapatkan moment bersama dengan orang tuanya, karena pekerjaan mereka yang begitu banyak, mengakibatkan mereka sibuk. Mereka juga suka pulang larut malam, sehingga Zerlyn tidak bisa bertemu dengan mereka karena dia sudah tidur. Pagi hari pun Zerlyn juga tidak bisa melihat orang tuanya, karena mereka pergi ketika Zerlyn belum terbangun.

Pluviophile||The Reason I Like Rain? [ON GOING]Where stories live. Discover now