Chapter 8 : Accept it?

250 212 24
                                    

⚠️⚠️⚠️
1. Cerita ini hanya karya fiksi atau karangan dari penulis
2. Banyak typo bertebaran

Udah chapter 8 nihh🥳ayo lanjut baca...

Jangan lupa vote dan komennya yaw😉

"Tolong berhentilah melukai dirimu sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tolong berhentilah melukai dirimu sendiri."

-Namira

⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘

~RUANG KELUARGA~

"Anak itu benar-benar sudah tidak waras, dia berani mengatai dan membangkang kepadaku, entah apa yang diajarkan wanita tua itu kepadanya saat dia berada di Amerika!" Sejak pertengkaran tadi, Johan tidak henti-hentinya menggerutu mengenai tingkah Zerlyn yang berani melawannya. Apakah dia harus memberikan pelajaran kepada anak itu agar dia tidak berani lagi melawan?

Namira terus memperhatikan Johan, mungkin inikah bentuk kasih sayang Johan kepada Zerlyn? Tapi kenapa sulit bagi pria ini menyadari bahwa dia ternyata sangat menyayangi putrinya?

"Setidaknya intropeksi dirimu dulu mas, melihat dirimu yang keras seperti ini, orang lain pun akan maklum jika putrimu seperti itu." Ucap Namira.

"Apa maksudmu? Kenapa aku yang harus intropeksi diri padahal dia yang berbuat semena-mena." Ucap Johan tak terima.

Namira tersenyum simpul, dia menggeserkan posisi duduknya mendekati Johan, menggenggam kedua tangan suaminya lembut. "Dengarkan aku, Zerlyn sebenarnya anak yang baik, penyayang, dan lembut, aku dapat melihat itu darinya. Sikapnya yang kasar dan buruk seperti ini hanya penipuan yang dilakukannya untuk menutupi perasaannya." Namira berhenti sejenak, dia memegang pipi Johan agar pria itu menatapnya. "Zerlyn yang bersikap kasar dan buruk seperti ini adalah sikap yang sering kamu tunjukkan kepadanya. Aku tidak tau bagaimana kehidupan kalian sebelum aku dan Kania datang kesini, menjadi bagian dari kalian. Melihat kebencian di matanya terhadapmu, itulah yang membuatnya seperti ini mas." Lanjut Namira lembut.

Mendengar ucapan dari istrinya, membuat Johan terkekeh, dia bangkit dari duduknya. "Anak itu hanya membawa nasib buruk kepadaku, semenjak dia ada, hidupku selalu sial, asal kamu tau Namira, dia bukan putri kandungku." Ucap Johan dengan penekanan di akhir kalimat.

Namira membulatkan matanya, terkejut. Zerlyn bukan putri kandung Johan?

"Mas kamu sangat membencinya sampai tidak mau menganggapnya sebagai putri kandungmu?" Tanya Namira tidak menyangka dengan perkataan Johan.

Johan diam membisu, tanpa mengucapkan sepatah katapun, Johan pergi meninggalkan Namira. Namira terus memanggil suaminya itu, tapi Johan tidak menoleh sedikit pun, seakan dia sengaja tidak mau menjawab pertanyaan.

Pluviophile||The Reason I Like Rain? [ON GOING]Where stories live. Discover now