4. Kehilangan

188 40 2
                                    

Dua hari Jongseong berada di luar kota, menemani Neneknya yang semakin parah.

Dia rajin bertukar kabar dengan salah satu karyawannya hanya untuk menanyakan Jungwon, tapi ternyata pria manis itu tidak pernah datang lagi ke coffee shop nya.

Jongseong gelisah, dan bertanya-tanya kemana perginya pria itu? Dan kenapa?




---




Seminggu berlalu, Neneknya sudah mulai pulih dan membaik bahkan hari ini ia akan pulang ke rumah.

Jongseong merebahkan tubuhnya di atas ranjang lamanya, ranjang yang slalu ia tempati jika berkunjung ke rumah nenek.

Dia melihat layar ponselnya, ada satu notifikasi muncul, dan itu dari karyawan kepercayaannya. Saat ia membuka pesannya, matanya terbelalak lebar dan dengan cepat ia bangkit lalu berlari keluar kamar.

“Ibu!”

Sang Ibu menyahutnya dari dapur, saat Jongseong kesana ia menemukan Ibunya tengah memasak dan sang nenek berada duduk di meja makan.

“Ada apa?” tanya sang Ibu.

Jongseong duduk di sebelah sang Nenek dan menatapnya.

“Nenek sudah baik-baik saja kan?”

“Apa maksudmu?” tanya Sang Nenek.

“Boleh kah aku pulang hari ini?”

Kini sang Ibu yang berjalan menghampirinya.

“Apa maksudmu? Kenapa tidak besok saja sekalian? Nenekmu baru saja pulang dari rumah sakit.”dengusnya.

Jongseong menggaruk kepalanya bingung.

“Kau mau menemui pria manis itu?” tanya sang Nenek yang melihat kebingungan cucu semata wayangnya itu.

Sang Ibu menatapnya heran,
“Pria manis siapa?”

Jongseong selama seminggu menemani sang Nenek dia slalu menceritakan semua tentang Jungwon padanya.

“Pria manis buta yang kau ceritakan padaku.” Sang nenek menjawab pertanyaan Ibu nya.

Sang Ibu menatap Jongseong,
“Benarkah? Ada apa dengan Jungwon?”

“Dia datang hari ini, setelah seminggu lebih tak datang ke Coffee shop Ibu.” Jawab Jongseong.

“Kalau begitu apa yang kau tunggu? Cepat pergi dan temui dia sana.” Wanita paruh baya itu menarik lengan Jongseong.

“Sungguh? Aku boleh pergi?”

“Apa maksudmu? Kau harus pergi cepat.” Jawab sang Ibu membuat senyum Jongseong nampak terlihat dengan jelas.

“Terimakasih, Ibu..” dia memeluk erat wanita itu, wanita itu menepuk punggungnya perlahan.

“Cepat nyatakan dan bawa dia kemari. Ibu sudah merindukannya.”

Jongseong melepas pelukannya dan menatap sang Ibu dengan wajah sumringah.

Arraseo!”

Lalu dia beralih menatap sang Nenek, dan berjongkok di hadapannya.

“Nenek, aku pergi dulu.”

Sang nenek menganggukkan kepalanya dan mengelus rambut Jongseong.

“Hati-hati.”

Jongseong mengangguk lalu bangkit mencium pipi Sang Nenek dan ibunya yang lalu kemudian berlari meraih kunci mobilnya.

'Jungwon tunggu aku!'



---



Dia memerlukan waktu satu jam lebih untuk bisa sampai, dan saat dia sampai waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang.

“Jungwon sudah pergi kah?” tanyanya pada karyawannya.

Gadis itu mengangguk,
“Dia sudah pergi sejak tadi, bahkan dia tidak lama disini.”

Jongseong menaikkan sebelah alisnya,
“Berapa lama dia disini?”

“Mungkin hanya 30 menit.”

“Dia mencariku?”

Gadis itu mengangguk lagi,
“Aku mengatakan sesuai dengan yang kau titipkan padaku, setelah itu dia memesan seperti biasa dan duduk disana.” Dia menunjuk pojok tempat favorite Jungwon.

“Kemudian setelah selesai minum kopi dia pergi, aku sudah mengatakan untuk menunggumu karena kau sedang dalam perjalanan. Tapi dia menolak dan mengatakan harus segera pergi. Dia hanya menitipkan salam padamu.”

Jongseong mengerutkan dahi,
“Apa maksudmu menitipkan salam?”

Gadis itu menggelengkan kepalanya tak mengerti,
“Dia hanya ingin aku menitipkan salam padamu, lalu menyampaikan bahwa dia datang.”

Terdengar seperti sebuah perpisahan?

Tidak bukan?

Dengan cepat Jongseong keluar lagi dari cafe, dan berlari.

Iya, dia berlari bukan menaiki kembali mobilnya..

.. pergi menuju rumah Jungwon.

Dengan nafas tercekat akhirnya dia sampai di depan gerbang rumah sederhana itu,
“Permisi!” ucapnya.

Tapi rumah itu tampak sepi seperti tak ada tanda-tanda kehidupan.

“Permisi!” teriaknya lagi lebih keras.

Tak lama pintu terbuka, dan seorang wanita dengan wajah bingung keluar dan menghampirinya.

“Aku temannya Jungwon, bisakah aku bertemu dengannya?”

Wanita mengerutkan dahinya merasa bingung,
“Jungwon?”

Jongseong menganggukkan kepalanya,
“Yang Jungwon. Dia tinggal disini bukan?” ucapnya dengan pelan.

Wanita itu masih terlihat kebingungan.
“oh? Maksudmu pemilik sebelumnya?”

Jongseong tersentak kaget,
“Pemilik sebelumnya?”

Wanita itu mengangguk,
“Aku pemilik rumah ini sekarang, sudah seminggu aku menempati rumah ini.”

Pria itu semakin terkejut,
“A-apa kau bilang?”

Apa itu alasan Jungwon tak pernah datang lagi?

“Lalu kau tau kemana pemilik sebelumnya pindah?”

Wanita itu menggelengkan kepalanya,
“Maafkan aku. Aku tidak mengetahuinya.”

Jongseong mengangguk paham dan mengucapkan maaf serta terimakasih.

Ia berjalan kembali memasuki mobilnya.

Terdiam.

Sekarang pikirannya kosong.

Benar-benar kosong.

Dia juga tak bisa menghubungi Jungwon karena sejak awal mereka bertemu, mereka tak pernah bertukar nomor untuk sekedar saling menghubungi. Karena Jungwon pun memang tak memiliki ponsel pribadi.

Pria itu menghela nafas berat dan mengacak rambutnya frustasi.

Dia sekarang benar-benar kehilangan arah.

Jongseong kehilangan Jungwon.



---


Bentar lg ending kok tenang~








Miracle in your eyes [Jaywon] [End] [✔️]Where stories live. Discover now