Bab 3 - Dua Bersaudara

8 2 0
                                    


"Hai, apa kabar?" sapa malaikat itu kepada Banun. Suara lembutnya menghentikan pandangan Banun yang masih menyapu wajah tampan malaikat itu dengan gerakan naik turun.

Enggak cuma tampan, postur tubuhnya juga gagah, suaranya pun lembut ....

"Kakak operasi plastik, ya?" tanya Banun polos.

Malaikat itu tersenyum dan waktu seakan-akan kembali berhenti untuk yang kedua kalinya. Senyum si malaikat benar-benar menawan hati Banun.

"Sini, lihatlah, apakah hasil operasinya bagus?" Malaikat itu menggoda Banun sambil melakukan interaksi mata dengannya.

Tiba-tiba dari balik punggung Banun muncul seseorang. Orang itu mendorong Banun, membuatnya kaget setengah mati.

Banun menoleh. Ternyata orang itu kakaknya.

"Ada apa? Terpesona olehku?" tanya Buyung menggoda adiknya.

"Kau sangat narsis, Yung!" ucap malaikat itu sambil menggelengkan kepalanya.

"Diam kau, Ar!" timpal Buyung sebelum kemudian beralih kepada Banun. "Btw, Gadis Kecil, kamu buat onar apa lagi sekarang?"

"Enggak ada buat onar," jawab Banun cepat.

"Enggak mungkin enggak ada apa-apa. Kalau kamu tiba-tiba bilang rindu sama aku, terus tanya kapan aku pulang, udah pasti kamu bikin onar di sekolah." Buyung menatap mata adiknya penuh selidik.

"Kakak, sebenarnya aku memang lagi punya masalah ...." Banun mendekati Buyung dan bergelayut manja di lengannya.

"Dia adikmu, Yung?" Si malaikat menyela sambil menatap wajah Banun.

"Ya. Apa kaupikir dia anakku?" jawab Buyung sekenanya. "Dia ini udah duduk di kelas 3 SMP, tapi kelakuannya masih kayak anak kelas 3 SD."

Wajah Buyung menyiratkan kebahagiaan tiap kali punya kesempatan untuk menggoda adiknya.

"Dia siapa, Kak?" Banun ikut bertanya kepada kakaknya.

"Dia ini sobat plus teman sekamarku di asrama. Namanya Arsya."

Si malaikat yang ternyata bernama Arsya bergerak mendekati Banun dan menjulurkan tangannya.

"Hai, Gadis Kecil. Salam kenal, namaku Arsya. Kamu pasti Banun. Kakakmu sering cerita tentang kamu ke teman-teman sekamar kami."

Iklan --> Free PDF

Iklan --> Free PDF

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ianjut!

Buyung langsung mencebik begitu mendengar perkataan Arsya.

"Emang dia suka cerita apa, Kak? Jangan percaya kalau dia cerita yang jelek tentang aku," kata Banun sembari menatap Buyung curiga.

"Cerita yang baik-baik, kok." Arsya mengulum senyum. "Omong-omong, emang aku sama Buyung mirip, ya?" Arsya bertanya lagi sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Buyung.

"Mirip dari mana? Ngaca sono, biar ngerti kita mirip apa enggak. Tuh, ada cermin di toilet!" seloroh Buyung.

"Aku enggak nanya kamu, Yung. Aku nanya ke Banun karena tadi dia penasaran apa aku operasi plastik atau enggak."

"Apa maksudmu, Gadis Kecil? Oh ... kamu pasti salah mengira kalau aku adalah Arsya, ya? Dasar kamu!" Buyung menjitak kepala Banun dengan gemas.

"Ya ... aku enggak salah, sih. Tadi Mama enggak bilang kalau Kakak pulang bawa temen, terus begitu aku masuk ke kamar Kakak hanya ada Kak Arsya di sana." Banun mengelus-elus kepalanya yang sakit akibat dijitak Buyung.

"Tapi kalau sampai salah mengira dia adalah aku, kebangetan kamu."

"Aku kira Kakak frustrasi dengan wajah Kakak yang jelek itu, terus akhirnya Kakak memutuskan operasi plastik biar bisa setampan Kak Arsya," timpal Banun polos tanpa betul-betul menyadari bahwa ucapannya itu dapat bermakna pengakuan akan ke-good looking-an Arsya.

Mendengar itu Buyung siap-siap menjitak kepala Banun untuk yang kedua kalinya.

"Mamaaa ... Kakak mukul aku!" Banun berteriak sekeras-kerasnya untuk mengadukan Buyung.

"Buyuuung! Kamu jangan usil sama adikmu, dong! Baru aja ketemu. Itu tangannya tolong dijaga."

Mama memarahi Buyung dari lantai bawah. Buyung hanya mampu menggertakkan giginya dan menatap sewot ke arah Banun.

Sementara itu, Arsya hanya tertawa kecil. Cukup dengan melihat tingkah Buyung dan Banun ia sudah bisa merasakan cinta yang begitu besar di antara keduanya.

***


Uwuwuwu!

Banun mulai ada hati, nih, sama Arsya. Gimana, ya, kelanjutannya? 

Tunggu minggu depan, yak! Kalau yang gak sabar boleh, deh, langsung beli PDF-nya. Masih ada promo free PDF untuk pembelian minimal 30K, lho!

Hidden Love by D-WoelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang