Bab 6 - Les Privat

6 2 0
                                    

Waktu berlalu begitu cepat. Tanpa terasa Banun telah menjadi siswi kelas 3 SMA yang sibuk mempersiapkan ujian kelulusannya.

Awal semester baru dimulai beberapa minggu yang lalu, tetapi Banun telah merasakan kelelahan yang luar biasa. Jadwal sekolahnya dari pagi sampai sore sudah penuh, tetapi itu pun masih ditambah lagi dengan kegiatan les di luar jam sekolah. Semua itu membuat Banun kehilangan tenaga ketika di rumah.

Menjelang magrib sore hari itu, Banun baru tiba di rumah. Dari wajahnya yang kusut, Banun terkesan sangat kecapaian. Matanya sayu, beberapa kali ia menguap sambil berjalan.

"Mam, Banun boleh makan malam sekarang enggak?" tanya Banun tanpa semangat. "Biar sekalian sebelum Banun ke atas."

"Hei, anak Mama kenapa enggak ada power-nya begini?" Mama mendekati Banun dan memegang dahinya. Untunglah suhu tubuhnya normal.

"Banun enggak sakit, Mam, cuma capek. Makanya Banun mau makan sekarang, terus naik, mandi, dan tidur. Boleh, kan?"

Sebenarnya Mama tidak tega untuk mengatakan tidak, karena makan malam bersama adalah rutinitas yang tidak boleh dilewatkan oleh semua anggota keluarga yang masih tinggal di rumah. Sebab, hanya dengan makan malam bersama mereka bisa saling bertemu dan bercerita tentang keseharian mereka. Namun, melihat kondisi Banun, dengan berat hati Mama terpaksa mengizinkan.

***

"Ma, Pa, boleh enggak Banun lesnya di rumah aja?" pinta Banun saat makan malam keesokan harinya.

Mama menoleh ke arah Banun. Ekspresi wajahnya menyiratkan meminta penjelasan.

"Begini ... Banun merasa kelelahan dengan aktivitas Banun akhir-akhir ini," keluh Banun. "Pulang sekolah aja udah jam tiga sore. Ke tempat les perjalanan 30 menit. Lesnya cuma sejam, pulang ke rumahnya 30 menit. Menjelang magrib Banun baru masuk rumah. Badan Banun capek, Mam!"

Mama dan Papa serempak mengangguk-angguk, memahami keluh kesah Banun.

"Nah, kalau boleh, Banun mau les di rumah aja. Kayaknya kalau les di rumah Banun bakal bisa menghemat tenaga, Mam. Banun juga bisa buka-buka buku pelajaran lagi di malam harinya." Banun melanjutkan penjelasannya. "Selama beberapa minggu ini, Banun langsung tidur setelah makan malam karena capek. Nyapin buku pelajaran pun baru pagi-pagi pas mau berangkat sekolah, karena Banun emang udah enggak sekuat itu."

Papa mengusap rambut anak perempuannya sembari berkata, "Duh, kasihan banget anak Papa ini. Ya udah, Mam! Coba cari informasi tentang les privat yang gurunya bisa datang ke rumah. Mungkin Banun ada benarnya juga, biar dia bisa save tenaga."

"Bukan cuma save tenaga, Pa! Waktu belajar Banun juga bisa bertambah, enggak habis buat di perjalanan," timpal Banun meyakinkan.

Mama mengiyakan kata-kata Banun dan berjanji akan mencarikan informasi tentang les privat untuk putrinya itu.

***

"Nak, mulai Senin depan kamu bisa les di rumah," kata Mama. "Untuk jadwalnya kamu bisa diskusikan langsung sama guru les-nya."

"Yes!" sorak Banun. "Terima kasih, ya, Ma, Pa!"

Banun tersenyum lebar. Ia tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya.

***

Minggu ini segini dulu, yak! See you on next Monday!

Jangan lupa bintangnya, Qaqaq! >_<

Hidden Love by D-WoelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang