🐾 Chapter 12

172 16 7
                                    

(⁠☞⁠^⁠o⁠^⁠)⁠ ⁠☞

Malam pun datang, semua siswa mulai tidur di tenda masing-masing. Ditengah suara dengkuran bahkan suara mengigau siswa lain membuat Sunghoon tak bisa tidur. Ia sedari tadi sudah mencoba memaksakan matanya untuk segera terlelap, namun berkali-kali pula ia dibangunkan oleh suara dengkuran lain

"Ah kenapa sesusah itu untuk aku tidur??!" Batin Sunghoon,

'krek!'

Sunghoon terdiam, ia mendengar suara orang lain yang sedang kesakitan. Ap itu suara hantu?? Ayolah zaman sekarang tidak ada hantu bukan? Suara itu dari dalam tendanya. Sunoo? Ah tidak dia tertidur sangat pulas. Jay? Tidak mungkin, Jay adalah yang paling sulit dibangunkan. Jungwon? Sunghoon berbalik kearah Jungwon, ia melihat Jungwon yang hendak keluar tenda dengan membawa tasnya. Melihat itu Sunghoon merasa curiga ia memutuskan untuk mengikuti Jungwon

Disisi lain, Jungwon yang tengah asik tertidur tiba-tiba dadanya kembali sesak. Bahkan lebih parah dibanding sebelumnya, mungkin efek ia membawa terlalu banyak kayu bakar tadi siang. Ia melihat sekitar, semua orang sudah tertidur. Namun ia tak tahu jika ternyata Sunghoon sebenarnya belum tidur. Ia segera berlari keluar tenda dan membawa tasnya, ia teringat pesan Jennie tentang obat didalam tasnya

Jungwon berlari cukup jauh, namun rasa sakit semakin lama semakin sakit. Jungwon tak tertahan lagi, ia tersungkur saat berlari, kakinya tersandung akar pohon yang merambat.  Jungwon memilih menyandarkan tubuhnya dipohon besar itu, ia masih memegang dadanya yang terasa semakin sesak. Ia ingin mengambil tas nya namun ia tak kuasa bergerak, semakin ia bergerak dadanya semakin sakit. Sunghoon yang mengikuti Jungwon segera menghampirinya. Jungwon sekarang sedang keringat dingin menahan rasa sakit itu

"Won. Kau kenapa?" Sunghoon terlihat sangat panik melihat kondisi sahabat nya itu. Jungwon tak sempat berbicara ia menunjuk kearah tas nya, berharap Sunghoon mengerti maksudnya. Sunghoon segera paham maksud Jungwon dan mengambilkan tas Jungwon

Dengan segera Jungwon membuka tasnya, banyak obatnya disana, tak lupa sebotol air putih untuk ia minum obat. Jungwon mengambil satu obat dan segera meminumnya, Sunghoon semakin khawatir melihat keadaan Jungwon. Dengan terengah-engah, Jungwon menelan obatnya, ia menyandarkan tubuhnya di pohon itu dan mencoba mengatur nafasnya yang sudah tak karuan

Beberapa meni 16t kemudian Jungwon mulai merasa baikkan. Dadanya kini tak sakit lagi, mungkin efek obat dari Kak Chan yang sangat manjur

"Jungwon ada apa, apa yang kau sembunyikan?" Setelah melihat rasa sakit Jungwon yang mulai reda, Sunghoon memberanikan diri untuk bertanya

"A-aku..

Tak tahan, Sunghoon mengambil salah satu obat dari tas Jungwon. Ia membacanya dengan teliti, obat itu tertulis "obat pereda sakit jantung". Sunghoon terkejut melihat itu, ia menatap Jungwon, wajahnya penuh dengan banyak pertanyaan

"Won, apa maksudmu?" Wajah Sunghoon penuh dengan rasa tak percaya, ia melihat wajah sahabat nya, Jungwon sudah berlinang airmata

"Hoon, kumohon Jangan beritahu siapapun.. a-aku tak ingin membuat mereka semua khawatir" Jungwon pasrah, air matanya mengalir. Ia tak ingin sahabat-sahabat nya tau tentang penyakitnya, namun hari ini Sunghoon sudah mengetahui tentang penyakit nya. Ia tak bisa berbuat apa-apa

"Won mengapa kau menyembunyikan semuanya dari kami?" Sunghoon menghadap Jungwon, seluruh pandangan nya terarah pada seorang anak laki-laki seumuran nya yang sedang menangis

"Maafkan aku, maafkan aku. A-aku tak berniat untuk membohongi kalian, tapi aku sudah lelah melihat orang-orang menangis dan mengkhawatirkan aku setiap detik. Sudah cukup Mama, Papa dan Kak Chan mengkhawatirkan ku, aku tak ingin membuat kalian semua khawatir dan sedih melihat keadaan ku" Jungwon menjelaskan itu semua, air matanya mengalir, Jungwon tak bisa menahan diri nya lagi

Sunghoon melihat itu tentu sangat bingung, entah mengapa Sunghoon ikut menangis. Ia merasa kesal dan marah kepada Jungwon kerena tidak percaya dengan sahabat nya sendiri. Namun disatu sisi ia memandang dari sisi Jungwon, Sunghoon merasakan yang dirasakan Jungwon. Pasti sangat sulit melihat orang-orang yang disayang malah menangis karena dirinya

"Won, kau tenang lah" Sunghoon mengelus pundak Jungwon. Sekarang Sunghoon pun tak tau apa yang harus dilakukan

"Hiks.. hiks.. hiks.." Jungwon sesegukan sudah beberapa kali ia menangis akhir-akhir ini, apakah memang sudah waktunya ia mengucapkan selamat tinggal kepada dunia?

"Sunghoon berjanjilah padaku, kau tak kan memberi tau orang lain"

"A-aku..." Sunghoon ragu, tak mungkin ia menyimpan rahasia sebesar ini, apalagi ini menyangkut nyawa salah satu sahabat mereka

"Kumohon, waktuku cuma sebentar. Aku tak ingin mengakhiri hidupku dengan melihat semua orang yang ku sayangi menangis. Kalian bahagia saja, mungkin aku akan merasa bahagia diatas sana sambil melihat kalian"

"Apa maksudmu waktumu sedikit lagi? Jungwon kau berbohong bukan? Kau baik-baik saja" Sunghoon masih tak percaya dengan apa yang ia dengar, mata Jungwon sudah memerah bahkan air mata tak lagi sanggup keluar

"Mengejutkan bukan? Aku terlahir dengan kondisi jantungku yang lemah. Sejak kecil aku selalu menghabiskan banyak waktu dirumah sakit dibanding disekolah. Aku bahkan tak sempat untuk bermain-main bersama teman-teman karena kekuranganku. Orang-orang disekitarku, Mama Papa Kak Chan, mereka selalu mendukungku untuk semangat melawan penyakit ini. Itu yang aku mau, berusaha berusaha sekuat mungkin. Tapi apa daya ku? Tuhan berkata lain, sejak masuk SMP kondisi jantungku semakin melemah. Saat itu aku menghabiskan beberapa bulan untuk menginap dirumah sakit. Bahkan beberapa suster dan dokter disana sudah mengenal ku, ah terlalu sering aku kesana sehingga semua orang mengetahuinya. Semenjak masuk ke Hanlim Art High School, kondisi ku melemah tapi aku masih bisa menahannya. Menahan nya agar kalian semua tidak mengetahuinya, berusaha payah aku menyembunyikannya dan menjauhi segala hal yang membuatku kecapaian. Tak perduli sekuat apa, kau tetap tau. Kau tau? Awalnya aku ingin membuat kesalahan agar kalian membenciku dan melupakan ku saat aku telah tiada. Tapi senyuman dan candaan tawa yang kalian bawa mengisi hidupku, aku tak tega untuk menyakiti kalian. Mungkin memang aku yang membawa kesedihan, tapi kuharap kalian bahagia meski tanpa aku disisi kalian. Masa depan kalian masih panjang jauh didepan sana. Kak Chan dan Mama menyembunyikan hasil pengecekan ku tapi aku tahu semuanya. Waktuku memang tak banyak lagi, akhir-akhir ini saja aku merasakan sakit yang luar biasa. Aku lelah, aku ingin melepaskan semuanya Hoon" Jungwon tersenyum miris, sedangkan Sunghoon terdiam mendengar cerita panjang Jungwon

"Kurasa waktuku hanya beberapa bulan lagi..

// Bersambung //

Next >>>>>>>>>

Ang angg~

SWEET HYPEN || ENHYPEN [✓]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt