Hanya Luka Kecil

123 20 11
                                    

🍃🍃🍃

Irene membawa hyuka ke ruang keluarga dan mendudukan anak itu di sofa panjang. Irene masih suka tersenyum melihat hyuka yg masih cengengesan.

Tangan Irene beralih ke poni hyuka mulai panjang. "Hyuka sayang.. Mau makan nggak? Akan bibi masakin nih apa aja yg hyuka mau.."

Hyuka menggeleng lemah. "Enggak dulu deh, bibi.. Adek nggak mau makan.. Adek mau makan bareng eomma, appa dan hyungdeul.."

Irene mengangguk paham dengan bocah yg baik dan sangat polos itu. "Baiklah.. Kalau gitu hyuka mau cemilan aja gimana? Mau egg tart, nggak? Atau roti cokelat? Atau ra~men~?"

Hyuka tertawa kecil melihat bibi Irene nya yg membujuk nya dengan nada lucu nya. "Eung.. Hyuka mau egg tart aja, bibi.. Kalau ramen nanti hyuka kekenyangan terus hyuka nggak jadi deh makan bareng.. Boleh kan bibi?"

Irene terdiam lagi. Ia menatap dalam mata cokelat itu. Anak itu selalu saja memikirkan orang lain dari pada dirinya sendiri. Namun begitulah anak kecil, sosok yg berjiwa putih dan bersih tanpa noda.

"Yaudah, nggak papa.. Bibi ke dapur dulu ya.. Hyuka di sini aja sambil main games di iPadnya ya.." Pamit Irene meninggalkan hyuka seorang diri.

Hyuka kecil bermain sendiri, ia mengambil buku gambar yg ada di laci dan peralatan gambarnya yg lain. Tangan kecilnya lihai menggambar keluarganya. Dimulai dari ayah, ibu, kakak pertama, kakak kedua, kakak ketiga, kakak ke empat dan terakhir dirinya lah.

Hyuka tersenyum lebar melihat gambarnya. Gambaran keluarga kecil yg saling bergandengan tangan sembari tersenyum lebar.

"Hehehe.. Hyuka suka!!!" Sorak nya sendiri.

Tuk.. Tuk.. Tuk.. Tuk..

Hyuka terdiam sebentar memfokuskan pendengarannya. Spontan dirinya berdiri karena ia sangat hafal bunyi langkah itu. Iya, itu suara sepatu high heels ibunya.

Hyuka langsung berlari menuju ruang tamu dan benar saja ada ibunya yg berjalan ke arahnya. Hyuka langsung berlari dan memeluk kaki ibunya. Hyuka mendongak menatap ibunya sembari tersenyum manis.

"Eomma.. Eomma kerumah buat jemput adek ya? Adek kesepian dirumah sendirian loh, eomma.."

Mia menghembuskan nafas lelah lalu tangannya menarik lengan hyuka agar menjauh darinya.

"Eomma..??" Lirih hyuka dengan suara menahan tangis. Manik matanya mulai bergetar menahan embun yg akan jatuh.

"Mana bibi Irene?" Tanya Mia tanpa menoleh ke arah hyuka.

Hyuka kembali menundukkan wajahnya. Ia masih tersenyum lalu menunjuk ke arah dapur. "Bibi Irene di dapur eomma.."

"Ouh.."

Kemudian Mia berlalu dengan santainya tanpa menghiraukan hyuka yg menatap nanar punggung ibunya.

"Eomma...!!!" Panggil hyuka lagi sembari berlari mengejar ibunya yg berjalan ke dapur.

Langkah kecilnya menyamakan langkah lebar ibunya yg tampak terburu buru. Hyuka tak pernah lepas melihat ibunya yg selalu cantik di matanya. Bagi hyuka Mia adalah wanita tercantik yg ia pernah ia lihat. Apalagi ketika ibunya itu tersenyum walau Mia tak pernah sekalipun tersenyum tulus kepadanya.

SEMUA AKU DIRAYAKAN [HIATUS]Where stories live. Discover now