#2

132 67 5
                                    

Matahari belum menampakan dirinya tapi pemuda dengan seragam abu abu nya sudah bangun bersiap berangkat sekolah. Tungkainya melangkahkan ia menuju dapur mengambil beberapa lembar roti untuk ia makan.

"Den renjun sudah bangun" sapa maid yang bekerja dirumah kediaman Jung

Renjun lantas tersenyum ke maid itu "Iya, karena hari ini aku ada jadwal piket jadi harus berangkat pagi pagi sekali" maid itu hanya mengangguk mengerti

setelah selesai makan renjun berangkat sekolah dengan berjalan kaki, dia tidak menggunakan supir atau kendaraan lainya padahal ia sangat kaya bukan? tapi ia tak ingin merepotkan, alasan yang sangat tak masuk akal. Ia setiap hari harus berjalan kaki agar sampai di tujuanya, Ia  juga hanya akan menggunakan bus jika keadaan sudah mendesak, jika tidak ia tetap akan berjalan kaki.

Jarak dari rumah ke sekolah juga tak terlalu jauh, jadi sedikit menguntungkan bagi renjun.

Kakinya melangkahkan untuk masuk gerbang sekolah, dilihatnya masih beberapa siswa saja yang sudah  datang. Bagaimana tidak, jam saja masih menunjukan pukul 5:45 masih sangat pagi untuk ke sekolah

Baru saja ingin melangkahkan masuk tapi dirinya sudah di cegat oleh beberapa siswa yang menghadangnya. Ia berusaha kabur namun ia tak berhasil.
"Kenapa buru buru sekali huh" tanya mengejek dari salah satu orang yang menghadang renjun

"Minggir" ucap renjun

"Pulang sekolah datang ke belakang sekolah aku akan memberikanmu hadiah"

"Aku tidak ingin berurusan denganmu hyujin"

Yang dipanggil hyujin itu hanya tertawa terbahak bahak "pecundang"

"Aku akan menunggumu awas saja jika kau tidak datang Jung renjun"

Renjun hanya diam memandangi mereka yang berjalan semakin jauh darinya

Ia menghela nafas lagi. Masih pagi tapi sudah sial saja, pikirnya

****

Renjun sudah selesai piket lantas ia duduk di kursinya yang paling  pojok belakang ia duduk sendiri karena murid di kelas itu memang kurang. karena ada satu siswa yang pindah sekolah. renjun menyandarkan kepalanya di tembok kelas sambil menikmati musik melalui earphone nya. Ia memejamkan matanya tapi ia tak tidur hanya saja membuka matanya membuatnya muak melihat segerombolan manusia penuh dosa.

Ia dapat mendengar dan merasakan sudah ada beberapa murid yang berlalu lalang masuk kelas.
Matanya masih terpejam tapi ia dapat rasakan ada orang yang berada didepan nya lantas ia membuka mata dan ternyata ada seorang gadis yang berdiri di depannya.
"Halo renjun"sapa gadis itu

"Hm"jawabnya

Terlihat gadis itu memberikannya sebuah kotak makanan "ini untukmu aku yang membuatnya sendiri jadi tolong dimakan semoga suka" renjun hanya diam memandangi punggung itu yang mulai menjauh dari kelasnya lalu ia melihat kotak makanan itu memandangnya sejenak lalu ia membawa kotak makanan itu untuk dibuang di tong sampah.terdengar bisikan bisikan tak mengenakan tapi ia sudah biasa.

"Lihatlah dia memang tidak panas mendapatkannya"

"Tidak tau malu"

"Astaga, aku jadi kasian pada gadis itu, kenapa dia sangat bodoh sehingga bisa menyukai seseorang yang kasar, dingin, dan menyebalkan seperti renjun"

Kira kira seperti itulah bisik bisikan mereka yang dapat didengar renjun. tapi ia lebih memilih diam dan kembali duduk di kursinya

Kringg'

Bel masuk terdengar dan Kim saem pun datang untuk mengajar kelas itu

"Selamat pagi anak anak"

"Pagi"jawab serempak mereka

"Baiklah,hari ini kalian akan membuat sains jadi pilih kelompok masing masing satu kelompok empat anak" jelas Kim saem

Mereka pun mulai memilih kelompok atensi Kim sasaem teralihkan kala ia melihat renjun yang hanya diam saja tanpa berniat memilih kelompoknya
"Renjun kenapa kau belum memilih kelompok"

Renjun yang di panggil lantas menjawab "saya sendiri saja Kim doyoung sasaem"

"Kamu yakin bisa sendiri?"

"Bisa Kim"

Mereka pun mengerjakan apa yang Kim doyoung itu suruh dengan kelompok masing masing tapi tidak dengan Jung renjun ia sendiri









Tak terasa waktu sekolah sudah selesai para murid sekolah berbondong bondong keluar kelas begitupun dengan renjun, namun  baru saja akan melangkahkan kakinya keluar kelas namun cekalan ditangannya mampu menahannya dan ternyata hyunjin, Felix dan beomgyu yang menghalanginya.

"Eitt kamu kemana kids" ejek Felix

Hyunjin tersenyum miring dan merangkul pundak kecil renjun "Lo lupa atau mau kabur hm?"

Renjun menatap mereka nyalang, malas sekali berurusan dengan mereka, namun mereka suka sekali mengganggunya "minggir gue males berurusan sama kalian"

Mereka tertawa,renjun tambah jengkel dibuatnya "ututu, tapi kita mau main bentar sama Lo, bentar aja ko nggak lama, kita kan udah bilang mau kasih Lo hadiah"

Hyunjin mengisyaratkan kepada teman temanya untuk mencekal renjun mereka pun mengerti dan melaksanakannya "lepas gue nggak ada urusan sama kalian"

Seolah tuli mereka terus menyeret renjun hingga sampai di  belakang sekolah.

"Kira kira hadiah yang enak buat Lo apa yah?"

"Gimana kalo kita buat Lo nggak bisa jalan aja gimana" ucap hyunjin

"Ide bagus bos" ucap beomgyu

Renjun panik dia tak bisa bertarung. Ia hendak lari tapi punggung nya sudah di tendang hyunjin ia pun tersungkur ke tanah

Melihat renjun tersungkur lantas hyunjin malah memukuli dan  menendang renjun tanpa ampun

Bugh

Bugh

Bugh

Hyunjin memukuli tubuh renjun tanpa ampun, renjun pun hanya pasrah dirinya dijadikan samsak

"Gue udah capek kalian lanjutin".ucapnya terdengar seperti iblis bagi renjun

Mendapat persetujuan dari hyunjin lantas mereka mulai mendekati renjun yang terkapar meringkuk memegangi perutnya yang terasa nyeri.

Bugh

Beomgyu memukul perut renjun kembali membuat renjun meringis merasakan perutnya yang mati rasa

Bugh

Bugh

"Giliran gue" seringkai Felix

Bugh

Bugh

Bugh

Felix membabi buta renjun tanpa ampun wajah perut kepala tak luput dari pukulan kerasnya
"Ini yang terakhir"

Krek'

Setelah menginjak keras tangan renjun mereka pergi begitu saja membiarkan renjun yang meringkuk kesakitan.

Renjun masih sadar namun tubuhnya semuanya terasa menyakitkan bahkan  hanya untuk berdiri.

Dengan sisa tenaga yang ia punya ia berjalan sempoyongan meninggalkan perkarangan sekolah. Sepertinya ia harus menaiki bus, tidak mungkin ia berjalan kaki sampai rumah jika tubuhnya saja semuanya terasa sakit.

Ia menunggu bus di halte depan sekolah dan tak lama bus pun datang renjun langsung menaikinya memilih kursi paling pojok  di dekat jendela memejamkan matanya sejenak berharap rasa sakitnya mereda

























Ceritanya seru nggak?!

Vote sama komen banyak banyak yah💅

Next chapter 🕐

Just My Story||Renjun||Where stories live. Discover now