Celia Alorien

98 9 4
                                    

"Lo kok betah sih 2 tahun pacaran sama Niko?" pertanyaan Tania itu lebih terdengar seperti sarkas.

Celia mengedikkan bahunya, "Gue juga nggak tahu."

"Mending lo balikan aja sama Jericko. Sering ketemu juga. 100 persen gue restuin deh."

Tania bergedik geli. "Sumpah ya cowok lo najis banget. Rangkul-rangkulan sekarang! Mau gue bantu tonjokin nggak!? "

Tania heboh sendiri melihat tingkah pacar Celia. Mereka kini berada di cafe depan kampus. Keduanya duduk berhadapan dengan Tania yang dapat melihat jelas Niko bersama seorang perempuan entah siapa dan tentu saja berbeda dari yang kemarin-kemarin.  Sedangkan, Celia duduk membelakangi sejoli tersebut. Tidak begitu peduli. Sudah terbiasa dengan hal itu.

"Udah sih Tan. Biarin aja." ujar Celia santai menikmati slice cake yang dipesannya. Dia tadi hanya menengok sebentar melihat Niko. Tapi sepertinya laki-laki itu tidak sadar akan kehadirannya. Memang cukup jauh sebenarnya jarak mereka berdua.

Tania masih saja shock mendengar jawaban Celia yang kelewat santai saat mengetahui pacarnya bersama perempuan lain. Memang bukan pertama kalinya Niko bertingkah dan bukan pertama kali Celia menjawab sesantai itu. Namun, Tania masih saja tidak habis pikir.

"Gue jadi penasaran. Lo beneran cinta nggak sih sama dia?"

"Cinta." jawab Celia seadanya.

"Serius?"

Celia mengangguk. Tania ragu.

"Terus kenapa lo biarin dia kaya gitu? Minimal lo labrak lah. Atau apa kek putusin! Itu namanya lo diinjek-injek Cel. Niko udah punya lo tapi masih nempel sana sini!" Demi apapun Tania gregetan melihat Celia. Biar saja dia terus memanasi Celia, agar sahabatnya itu sadar.

"Buang-buang energi gue."

"Yaudah putusin aja!"

"Dia nggak mau."

Tania mengacak rambutnya frustasi. "Tau deh. Stress gue. Nggak ngerti sama jalan pikiran lo."

"Tapi jujur sama gue. Lo sakit hati nggak liat Niko?" lanjutnya serius.

"Sakit tapi yaudah. Toh hidup gue nggak cuma pacaran sama dia doang."

"Mau sampai kapan?"

"Sampai gue capek sendiri. Walaupun dia kaya gitu. Niko tuh cowok yang asik. Humoris. Gue suka."

"Pacaran aja lo sana sama badut. Lucu terus. Nggak nyakitin lagi."

Celia terkekeh. "Serem yang ada."

"Gue emang cinta sama Niko. Gue emang pacaran sama dia. Tapi kelakuan dia bikin gue jadi nganggep dia temen. Makanya gue bisa sesantai ini. Gue cuma butuh dia masih ada di samping gue walaupun nggak sepenuhnya. Status pacar cuma formalitas."

Fakta baru yang baru diketahui Tania. Lagi-lagi bikin dia shock.

"Niko tahu?"

Celia menggeleng.

"Kalau gini lo juga jahat Cel." 

"Gue tahu."

"Dari awal gue tulus sama dia. Tapi emang sifat nggak bisa diubah kalau bukan diri sendiri yang mau. Dia emang kaya gitu. Gue nggak tahu kenapa dia masih kekeh pacaran sama gue. Gue nggak mau terlalu pusing mikirin itu jadi yaudah terserah dia."

"Harus dikasih pelajaran kayanya tuh cowok. Biar nggak seenaknya. Lo nggak mau balas dendam?"

"Sekali lagi, gue nggak mau buang-buang energi gue."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 20 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LoserWhere stories live. Discover now