56

811 61 10
                                    

"Christian-ssi!" panggil Dr Han dari kejauhan.

Christian segera berdiri dan mencari sumber suara.


Mereka lalu sama-sama mendekat.

Namun karena banyak pihak yang menyaksikan pertemuan dramatis mereka, alhasil Dr Han segera menggandeng tangan Christian dan membawanya pergi ke luar.

"Kita akan kemana?" tanya Christian sepanjang jalan sambil tersenyum senang.

"Ada banyak mata-mata di dalam" jawab Dr Han seraya melihat kesekeliling memastikan tak ada yang mengintainya.



Setelah sampai di taman terluar rumah sakit, Dr Han baru berhenti dan melepaskan tangan Christian. Barulah ia melepaskan maskernya, juga melepaskan ikat rambutnya.

"Sooha-ssi terlihat cantik dengan rambut terikat" puji Christian.

Walaupun pipinya bersemu, tapi itu tidak mempan pada Sooha.

"Apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau menyusulku ke tempat kerja?" tanya Sooha tanpa basa-basi.

"Aku ingin meminta maaf padamu"

"Untuk apa?"

"Mungkin ada kalimat yang kuucapkan kurang tepat sehingga kau meninggalkan kencan kita" jelas Christian dengan perasaan bersalah.

Sooha menghela napasnya lalu merespon, "Aku pergi karena ada panggilan darurat dari rumah sakit" ungkapnya, meskipun itu bukan alasan utama, tapi ia tidak berbohong kalau kemarin memang pihak rumah sakit menghubunginya.

"Ah... jadi karena itu. Maaf, aku pasti banyak membuang waktu berhargamu"

"Tidak juga. Seharusnya aku yang minta maaf karena tiba-tiba pergi tanpa berpamitan" ujar Sooha. Ia lalu menambahi, "Ponselku juga rusak jadi aku tidak bisa menghubungimu setelah itu" jelasnya.

"Apa ponsel yang kau gunakan?"

Sooha bingung tiba-tiba ditanya mengenai hal tersebut. Tapi ia tetap menjawab, "X flip 5"

"Lavender?"

"Um"

Christian kemudian mengeluarkan ponselnya dan mengotak-atiknya sebentar hingga membuat Sooha bertanya-tanya apa yang dia rencanakan, "Kenapa kau bertanya mengenai ponselku?"

Christian lalu menunjukkan layar ponselnya pada Sooha sambil tersenyum lebar, "30 menit lagi sampai" katanya.

Sooha yang masih tidak mengerti menyaut ponsel Christian untuk memeriksanya sendiri. Matanya terbuka lebar mendapati bahwa Christian baru saja melakukan pembelian ponsel yang sepertinya ditujukan untuk dirinya.

"Jangan bilang kau membelikanku ponsel baru?" tebak Sooha.

"Kau keberatan?" tanya Christian dengan hati-hati.

Bukannya keberatan, tapi Sooha merasa tak enak menerima perlakuan seperti ini. Padahal mereka bukan teman, apa dia sungguh layak mendapatkannya? Jangan-jangan setelah ini dia dituntut mengganti ini dan itu. Sooha yang tak suka berhutang pada orang lain.

Sooha menyilangkan tangannya dan menatap Christian dengan ekspresi dingin.

"Kau melakukannya dengan sengaja supaya aku berhutang padamu, iya kan?" tuduhnya spontan. Pria ini tak mungkin seloyal itu, pikir Sooha, pasti ada yang diharapkan.

"Aku tak menganggap sedang menghutangimu. Anggap saja itu imbalan karena sudah menemaniku makan siang kemarin"

"Apa kau sedang membayarku????" tanya Sooha tak terima dan langsung naik pitam.

FATE // SUNGHOON AUWhere stories live. Discover now