62

778 51 20
                                    

(((Direkomendasikan sambil mendengarkan
Lee Suhyun - In Your Time)))

Tak terasa sudah dua bulan berlalu sejak Sunghoon dan Jaehee resmi bertunangan.

Badan Jaehee yang ramping sama sekali tak menunjukkan bahwa ia sedang hamil jika dilihat sekilas. Ia masih sibuk dengan warna warna yang ia padukan di atas kanvas. Merelakan jam istirahatnya demi menyelesaikan lukisan yang menjadi hobinya.

Sambil menyeruput kopi yang tak lagi panas, ia memandangi lukisannya yang sudah hampir selesai itu. Jaehee yang dulunya lebih suka menggambar sesuatu yang abstrak, setelah hamil ia jadi lebih suka menggambar mahkluk hidup khususnya satwa. Mulai dari kucing hingga kupu-kupu, ia menyalurkan hobi dan bakatnya melalui tangan ajaibnya.

Untung saja pasangannya adalah orang yang sibuk, sehingga ia bebas melakukan apa saja sesuka hatinya meski jika ketahuan melakukan pekerjaan seperti ini pasti ujungnya akan tetap dimarahi pula. Apa semua calon ayah bersikap sama?

Jaehee mengecek ponselnya. Melihat pesan yang ia kirim lima jam lalu namun hingga kini belum juga dibaca. Ia merasa sedikit sedih dan kecewa. Padahal ia mengirimkan foto hasil USG nya kemarin. Yang bahkan dia harus pergi sendiri untuk memeriksa. 

Mau bagaimana lagi? Calon suaminya itu juga punya jadwal yang padat berhubungan dengan nyawa orang lain. Dia tidak bisa egois dengan meminta perhatian lebih. Bisa makan malam bersama saja sudah bagus. 

Ah...tapi tetap saja Jaehee butuh perhatian lebih. Ia sedang hamil. Perasaannya sangat sensitif dan...

Lihat Jaehee sudah menangis hanya karena pesannya tidak kunjung dibuka dan dibaca oleh Sunghoon. Ah betapa lemahnya calon ibu satu ini...

"Apa dia sungguh tidak punya waktu membuka ponselnya? Bahkan jam makan siang sudah lewat sejam lalu? Mana mungkin dia tidak sempat makan kan? Mana mungkin dia tidak sempat ke kamar mandi lalu tiba-tiba mengingatku dan menelponku Jaehee maaf hari ini aku sangat sibuk aku akan menelponmu lagi, apa tidak bisa? Bukankah itu tidak sampai dua menit? Ah sial aku menangis lagi..hiks

Jaehee mengoceh sendiri sambil mengusap air matanya dengan kaosnya, yang sebenarnya sudah kotor terkena cat.

"Ah apa-apaan ini!" gumamnya mendapati wajahnya terkena cat.

Ia pun segera pergi ke toilet.




Sementara itu...

Di sisi lain, Sunghoon sedang berada di dalam ambulan menuju lokasi kawasan terjadinya bencana. Di dalam mobil yang mengeluarkan sirine kencang itu, ia duduk dengan gusar sambil terus mengecek barang-barang yang dibawa takutnya ada yang terlewat. Melihat partner kerjanya yang seperti kebingungan itu, suster Kim pun berusaha menenangkannya.

"Dokter Park, Anda tidak perlu khawatir, kami sudah memasukkan semua yang dibutuhkan" ujar suster Kim.

Dr Park mengangguk meski hatinya tetap tidak tenang. Ambulan terus melaju menuju ke daerah Anseong dimana terjadi klecelakaan proyek yang cukup memprihatinkan karena korbannya mencapai 300 pekerja lebih.

Ia ditugaskan oleh rumah sakit sebagai perwakilan untuk membantu korban disana karena bagaimanapun pasti banyak tenaga medis dari rumah sakit di sekitar.

Padahal beberapa saat yang lalu ia baru menyelesaikan operasi besar. Ia pun hanya sempat meminum setengah dari botol air mineral dan belum sempat makan apa-apa. Namun saat diberi amanat untuk membantu korban, ia langsung mengiyakan tanpa berpikir. Dr Park sungguh berdedikasi pada pekerjaannya.

"Dr Park, Anda sudah makan siang?" tanya suster Kim memastikan kondisi Dr Park.

Dr Park berdehem sambil tersenyum kecil, "Aku baik-baik saja" tuturnya.

FATE // SUNGHOON AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang