O3

181 45 7
                                    

[Jakarta, 2005]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Jakarta, 2005]

RUPANYA pindah ke kota baru tidak seburuk itu. Aresa dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ia cepat akrab dengan teman-teman barunya di sekolah seperti Hema dan Nawang ataupun Mana dan Ganesh di rumah.

Seperti sekarang. Aresa dengan anteng bersama Hema sedang duduk di pinggir lapangan menonton anak-anak lain bermain bola.

Hari ini guru-guru ada rapat. Biasanya sih kalau di sekolah Aresa yang dulu, murid-murid boleh pulang lebih awal. Tapi entah mengapa di sekolah ini berbeda. Mereka belum boleh pulang. Jadi anak-anak kelas empat dan lima memutuskan bertanding bola di lapangan.

Aresa dan Hema tadinya ingin ikut, tapi langsung ditolak mentah-mentah sama Nawang yang memang jago main bola. Katanya sih kalau Aresa dan Hema menendang bola, bukan bola yang ditendang tapi malah angin. Syukur-syukur bukan sepatu yang melayang.

Jadilah dua bocah itu hanya duduk di pinggir lapangan sambil minum es yang mereka beli di kantin tadi, es teh sisri untuk Aresa dan marimas rasa mangga untuk Hema.

Tidak disangka, pertandingan anak-anak SD ternyata seru juga. Yang bermain adalah anak-anak angkatan mereka melawan angkatan Mana.

Sesekali Aresa menyemangati teman-temannya. Kadang juga reflek bersorak saat Mana mencetak gol.

Hema sendiri di samping Aresa memperhatikannya. Ia kenal Mana karena merupakan kakak dari Ganesh, tapi tidak begitu dekat. Sedangkan Aresa, sepertinya anak itu cukup dekat dengan Mana.

"Res, kamu dekat sama Kak Mana ya?" tanya Hema saat Aresa lagi-lagi reflek bertepuk tangan saat Mana mencetak gol—padahal seharusnya Aresa bersorak untuk angkatannya.

Aresa menoleh pada Hema. Ia menganggukkan kepalanya.

"Kak Mana sama Ganesh kan tetangga aku. Waktu aku baru pindah, Kak Mana kasih aku es krim," cerita Aresa.

Hema baru tahu cerita itu. Ia tahu Aresa tetangga baru Ganesh tapi tidak tahu soal kebaikan Mana yang itu. "Baik ya Kak Mana," puji Hema sambil memperhatikan kakak kelasnya yang sedang menggiring bola di lapangan itu.

Aresa lagi-lagi mengangguk. "Iya, memang baik, ganteng lagi," celetuknya.

Hema mengangguk setuju.

Obrolan mereka terinterupsi saat tiba-tiba Ganesh yang sedang menggiring bola, berhasil menendangnya menembus gawang lawan, membuat Hema dan Aresa reflek bersorak senang.

"GOL!!!" seru Hema, sedangkan Aresa di sampingnya heboh bertepuk tangan.

Anak-anak kelas empat tampak semakin bersemangat karena berhasil menyamakan skor dengan tim kelas lima. Ganesh berlari dengan senyum lebar setelah berhasil mencetak poin.

Aresa dan Hema jadi memperhatikan Ganesh yang baru saja lewat di depan mereka sambil menyilakan rambut lurusnya hingga memamerkan jidat tampannya.

Aresa menyeruput teh sisrinya sebelum berkomentar. "Ganesh juga ganteng ya, Hem," celetuknya.

FIRST AND LAST | NORENWhere stories live. Discover now