O6

137 40 0
                                    

[Jakarta, 2023]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Jakarta, 2023]

WAKTU kalau sedang ditunggu memang terasa lama sekali ya? Seperti saat ini Aresa menunggu kelas putranya yang tak kunjung usai. Padahal rasanya Aresa sudah berjam-jam duduk di kursi depan ruang kelas Milo tapi ternyata belum ada tiga puluh menit terlewati sejak Hema datang.

Bosan sekali ternyata. Hema juga sepertinya belum ada tanda-tanda selesai bertelepon. Aresa lihat sahabatnya itu sudah berganti mode bertelepon menjadi panggilan video. Ia tebak pasti telepon dari pacar lelaki itu.

Disamping bosan, sebenarnya Aresa juga sedikit mengantuk. Ia kan habis jaga malam dan langsung bertandang ke sekolah Milo jadi ia belum sempat tidur. Tapi tidak mungkin kan Aresa tidur di sini? Apa kata orang-orang nanti melihat Babanya Milo tidur saat menunggui putranya. Bisa-bisa menjadi bahan gunjingan.

Aresa mengalihkan perhatian pada ponselnya. Suaminya belum membalas pesan lagi setelah mengatakan akan menjemputnya nanti. Akhirnya Aresa memilih beralih membuka-buka media sosial pada ponselnya. Menjelajahi aplikasi dengan logo merah muda dan kuning, melihat rentetan foto-foto memenuhi beranda sosial medianya.

Ada yang membagikan kesehariannya, ada yang menunjukkan keseruan liburan bersama keluarga, dan sebagainya.

Salah satu yang menarik perhatian Aresa adalah postingan milik salah satu teman lamanya yang sedang membagikan momen berfoto di tengah hujan salju bersama pasangannya.

Namanya adalah Kalila Isabella. Aresa akrab menyapanya Kalila. Jika diingat-ingat, sudah lama rasanya Aresa tidak bersua dengan Kalila. Terakhir bertemu saat Aresa datang ke pernikahannya. Lalu mereka belum bertemu lagi karena kesibukan masing-masing.

 Lalu mereka belum bertemu lagi karena kesibukan masing-masing

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Jakarta, 2011]

Siapa sangka bocah kecil yang dulu menangisi penjual es krim, kini sudah beranjak remaja? Di usianya yang ke 15 tahun, Aresa sebentar lagi resmi menjadi murid putih abu-abu.

Papa Chandra yang sedang menyesap kopi hitamnya sudah hampir terharu karena membayangkan putranya yang mungkin sudah tidak bisa di-uyel-uyel lagi itu. Namun semuanya sirna kala melihat Aresa terburu-buru menuruni anak tangga, dengan seragam putih biru yang masih melekat, beserta topi berbentuk kerucut dan papan nama dari kertas karton berwarna kuning menyala.

FIRST AND LAST | NORENWhere stories live. Discover now