O5

232 50 8
                                    

⚠️ TRIGGER WARNING: UMPATAN KASAR! ⚠️

⚠️ TRIGGER WARNING: UMPATAN KASAR! ⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Jakarta, 2008]

SIANG yang cerah itu tak menyurutkan semangat seorang penjual siomay untuk berkeliling menjajakan dagangannya. Beruntungnya ia saat melewati salah satu jalan perumahan, ada seorang remaja lelaki menghentikannya. Anak remaja itu adalah Aresa yang sudah membayangkan kelezatan siomay kesukaannya sejak pulang sekolah tadi.

Mamang siomay langganan Aresa itu dengan cekatan menyiapkan pesanannya saat tiba-tiba datang lagi dua orang lain yang berniat membeli siomay-nya.

"Ganesh...." Aresa menyapa tetangga depan rumahnya yang hendak jajan juga.

Remaja laki-laki itu menoleh, melemparkan senyuman hingga membentuk mata bulan sabit khas dirinya pada Aresa. "Hai, Res!"

Aresa tersenyum canggung. Sudah lama ia tidak bersapa dengan Ganesh. Padahal rumah mereka saling berhadapan. Aresa melirik gadis di samping Ganesh. Rambutnya lurus panjang diikat satu dengan poni Dora membingkai wajahnya.

Tiba-tiba tatapan matanya tak sengaja bertemu dengan milik gadis itu, membuat Aresa berdeham pelan.

Ganesh yang tadinya sibuk mengamati si mamang siomay, jadi menoleh mengikuti arah pandang Aresa. Ia tersenyum tipis.

"Eh iya, kenalin, Res, dia Citra," kata Ganesh. "Cit, dia Aresa. Tetangga depan rumahku."

Gadis cantik bernama Citra itu tersenyum ramah pada Aresa. "Hallo, Aresa. Aku Citra," sapanya.

Aresa pun ikut tersenyum. "Hallo, Citra," sapanya. "Pacarnya Ganesh ya?" goda Aresa. Sejujurnya ia hanya iseng.

Hingga ia mendengar jawaban Ganesh.

"Iya, Res. Barusan jadian."

Hah?

Aresa berkedip pelan. Mulutnya menganga dan kedua matanya membulat. "Hah?" refleknya. "O-oh... selamat ya."

"Iya, makasih, Res."

Entah mengapa seketika suasana menjadi canggung. Lebih tepatnya Aresa sih yang merasa begitu. Terlebih saat ia melihat Citra berbisik dekat telinga Ganesh sambil menunjuk panci berisi siomay si mamang.

Aresa berdeham lagi. "Kak Mana nggak kelihatan, Nesh. Ke mana?" tanya Aresa.

"Bang Mana?" sahut Ganesh. Ia berpikir sebentar, sebelum mengedikkan bahunya pelan. "Jalan sama pacarnya, mungkin."

Kembali Aresa dibuat terkejut. Tadi Ganesh, sekarang Mana. Kenapa tiba-tiba semua orang mempunyai pacar?

"Kak Mana punya pacar?" tanya Aresa.

Ganesh mengerutkan keningnya. "Iya, kenapa, Res? Kok kelihatannya kaget gitu?"

Aresa menggelengkan kepala. "Oh, enggak apa-apa," balas Aresa. Ia lalu menyerahkan satu lembar uang lima ribuan dan satu lembar seribu pada mamang. "Ini, Mang."

FIRST AND LAST | NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang