Dua Empat

10 3 0
                                    

Sama dengan halnya Riko ia pun dilanda kegelisahan malam ini,menyesal karena ia langsung pergi begitu saja tanpa mendengar jawaban dari Zia.

Menatap dirinya dalam cermin,pikirannya melambung menuju renungan ditengah kesunyian malam, dirinya begitu merasa berkecil hati, perkataan Feri yang dia masih ingat sampai sekarang, ternyata dia rasa itu benar.

Tidak mungkin seorang Zia mau menikah dengan lelaki sepertinya apalagi notabenenya anak motor itu kebanyakan di cap tidak baik,padahal tidak semuanya seperti itu.

Dia menyasali perbuatannya, padahal apa salahnya tadi dia mendengar jawaban dari Zia walaupun nanti jawabannya tidak sesuai harapan dia.

Penyesalan tinggal lah penyesalan, memutar waktu pun ia tak bisa, biarlah perasaan ini terus tumbuh walaupun bertepuk sebelah tangan,tapi ia harap Zia mempunyai perasaan yang sama.

Saat itu, dia berjanji kepada dirinya sendiri untuk mendatangi Zia kembali diwaktu yang tepat dan dengan cara yang baik pula.

Mungkin untuk saat ini menghindari Zia adalah jalan terbaik, sampai nantinya dia benar-benar sudah siap dengan keadaannya,memperbaiki diri saat ini jauh lebih baik, jika nanti sudah saatnya ALLAH pasti akan mempertemukan dia dengan Zia dalam keadaan versi terbaik masing-masing.

Sampai tak sadar,malam sudah larut rasa kantuk pun tak kunjung datang, Riko semakin terlarut larut dalam renungannya, hal yang tidak perlu iya pikirkan pun menyerang pikirannya.

Seharusnya berjalan dengan baik tapi ia rasa malah semakin rumit,kadang dunia seperti itu tidak bisa ditebak, dengan segala tuntutannya dan ketergesa-gesaannya benar-benar menguras energi Riko malam ini.

Pikirannya benar-benar berisik dia benar-benar butuh jeda untuk semuanya agar dirinya tidak tenggelam dalam lautan perasaan.

Riko menghela napas panjang dia mengambil jeda sejenak untuk menenangkan pikirannya yang berkecamuk, dalam diam dan sunyi, dia menemukan ketenangan dengan berdzikir mengagungkan namaNYA.

Sadar dengan keresahan yang mendatanginya malam ini mungkin buah kelalaian yang ia datangkan sendiri,seperti berkeinginan bermesraan dengan lawan jenis, dan memikirkan seseorang yang belum halal,sehingga keresahan datang menyelimutinya.

Tekadnya sudah bulat untuk menjauhi Zia agar dirinya terhindar dari perbuatannya yang tidak ALLAH ridhoi.

Mungkin akan terasa berat diawal, dan terasa meyayat, tapi dengan niat yang baik ALLAH pasti akan mempermudah semuanya.

Namun begitu, ia tetap berusaha berdamai dengan takdirnya jika memang suatu saat nanti Zia tidak ditakdirkan untuknya, kalaupun cinta itu masih ada dia akan tetap berusaha ikhlas.

Hijrah JourneyWhere stories live. Discover now