01. The Clown

121 14 28
                                    

Topeng jokernya cukup mencolok di tengah-tengah keramaian jam kerja hari Rabu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Topeng jokernya cukup mencolok di tengah-tengah keramaian jam kerja hari Rabu. Beberapa berhenti.

Dikelilingi speaker dan sebuah monitor besar —yang entah bagaimana pemuda cukup mungil itu membawanya— di belakang sebagai background.

"Ladies and gentlemen, kuperkenalkan sebuah terobosan baru untuk Anda sekalian yang tidak memiliki tempat yang membuat Anda sepuasnya dapat melepaskan emosi baik negatif ataupun positif."

Topengnya bahkan tidak membuat orang tersebut kesulitan berbicara. Suaranya lantang dan jelas. Namun, menandakan juga bahwa ada penyamaran suara karena terdengar tidak alami.

"Ruangan kosong yang akan menjadi saksi Anda menangis, marah, berteriak kegirangan, atau hanya sekadar butuh ruangan kosong untuk diri sendiri."

Tidak peduli sedikitnya orang yang melihat ke stannya. Ia melanjutkan, "kami sewakan hanya untuk Anda, semau Anda, kapanpun, berapapun Anda ingin membayar."

Masih belum ada yang meliriknya lebih lagi selain beberapa manusia yang tampaknya tidak merasa perlu terburu-buru mencapai tempat tujuan.

"Namun, kami memiliki syarat." Berjalan menuju penonton terdekat, seorang lelaki dengan tas ransel hitamnya.

Mengeluarkan sesuatu dari saku rompi biru tua.

"Hanya sendirian, tanpa membawa benda berbahaya, dan izinkan kami memasang gelang ini sebagai satu-satunya pengawasan Anda baik-baik saja." Memasangkan gelang pada lelaki itu, untungnya tidak ada penolakan.

Monitor di tempat ia berdiri sejak awal menampilkan beberapa hal. Saturasi oksigen, detak jantung, tekanan darah, dan hal-hal medik lainnya yang menunjukkan lelaki itu sehat secara fisik. Lelaki bertopeng mengucap terimakasih atas kesediaan penonton tersebut.

"Kami tidak memasang kamera pengawas atau apapun semacam itu sehingga kami butuh jaminan bahwa usaha kami tidak langsung bangkrut saat ada yang melakukan hal berbahaya."

Ia kembali ke panggung utamanya. Mengambil sesuatu lagi dari saku rompi. Remote monitor. Memindahkannya.

"Secara umum, sebut ini Ruang Menangis." Monitor kini menampilkan sebuah ruangan putih, tanpa ornamen apapun. Furnitur di dalamnya adalah sebuah kasur untuk satu orang, televisi, kursi serta meja hanya untuk seorang, serta toilet kecil yang bersebrangan dengan pintu masuk.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Crying Room [ Han ] Hiatus Sampe Juli/Agustus 2024Where stories live. Discover now