part 17

1.1K 163 14
                                    

Setelah dua hari akhirnya kini Gulf sudah kembali bekerja, dan lihatlah pekerjaannya kini menumpuk karna ulah bosya itu.

"Kepala ku sakit sekali, melihat bagaimana kertas ini menumpuk, sepertinya aku akan pulang sangat larut mana Phi Joss sedang keluar kota lagi,"

Gulf memijat pangkal hidungnya karna merasa tidak baik-baik saja, bahkan kini ia tidak menyadari jika Mew sudah berada didalam ruangannya.

"Apa kau sedang sakit kepala?"

Mew berbisik tepat di telinga Gulf membuat Gulf sedikit terkejut.

"Apa yang Tuan lakukan disini! Pergilah jangan membuatku bertambah sakit kepala,"

"Kemarilah! Aku akan menyembuhkan sakit kepala mu,"

Mew memutar kursi yang Gulf duduki, lalu ia membawa Gulf dalam pelukan ya Mew mengusap kepala Gulf agar Gulf merasa lebih baik, dan benar saja saat Gulf mencium aroma maskulin dari Mew Gulf merasa jauh lebih baik bahkan Gulf menyembunyikan wajahnya di perut sixpack Mew.

Jujur saja terkadang Gulf senang dengan perhatian yang Mew berikan, terkadang Gulf merasa jika Mew sangat lembut namun disisi lain terkadang Gulf sangat kesal saat Mew bertingkah seperti anak-anak.

"Apa sudah jauh lebih baik?"

"Sebentar lagi, biarkan seperti ini dulu,"

Gulf semakin erat memeluk Mew bahkan kini jantung nya sangat berdebar saat ia mengingat kejadian dua hari yang lalu, bagaimana ia meminta dan meminta lagi, memang benar apa yang di katakan Mew jika Gulf sendiri yang tidak ingin menyudahi permainan itu dan Mew hanya menurutinya hingga sampai akhirnya Gulf mengalami demam.

"Gulf!"

Suara Arm membuyarkan semuanya, bahkan kini Gulf mendorong Mew begitu keras.

"Maaf! Jika aku menggangu,"

"Masuklah, kau tidak menggangu kami, apa ada sesuatu yang penting,"

"Tidak! Aku hanya ingin bertanya jika kau butuh bantuan aku akan membantumu, dan tadi Phi Sing menghubungi ku katanya sejak kemarin kau sulit untuk di hubungi,"

Arm takut-takut saat bicara dengan Gulf, karna bosnya itu masih ada disana dan melihat kearahnya dengan wajah kesal.

"Astaga aku lupa, pasti nanti Phi akan memarahiku,"

"Ya sudah kau hubungi saja dulu Phi Sing, dan sepertinya dia sangat hawatir padamu,"

Akhirnya Gulf pun menghubungi Sing, dan sudah di pastikan Phi nya nanti  akan memarahinya.

"Dasar menggangu saja," Gumam Mew, dan itu tentu saja di dengar oleh Arm, namun Arm tidak perduli dan tetap disana.

"Halo! Phi!"

"Gulf! Apa benar ini kau?"

"Iya Phi! Ini aku,"

"Kau kemana saja hmm? Sejak kemarin Phi menghubungimu tapi kenapa tidak bisa?"

"Maafkan aku Phi, aku kemarin sempat sakit tapi sekarang sudah sembuh,"

"Kau sakit apa? Kenapa tidak memberitahu Phi? Apa kau sudah tidak menganggap Phi lagi?"

"Kenapa Phi bicara seperti itu! Aku hanya tidak ingin membuat Phi hawatir, dan aku sudah baik-baik saja,"

"Lalu! Siapa yang menjawab pangilan ku kemarin? Dia mengatakan jika dia kekasih mu,"

"Kekasih?"

Gulf melihat kearah Mew, dan Mew pun hanya tersenyum membuat Gulf sangat kesal.

"Itu bukan kekasih ku Phi, itu hanya tukang servis AC langanan yang kebetulan datang untuk membersihkan AC dikamar ku, kalau Phi tidak percaya Phi bisa menanyakan pada Arm,"

Heart's of choice (END) Where stories live. Discover now