part 43

1K 185 30
                                    

Lima tahun kemudian..


"Sean!!" Panggil Sing, pada bocah bayi itu yang kini usianya sudah menginjak lima tahun.

"Uncle!"

Sean pun berlari menghampiri Sing, memeluk uncle yang sangat ia rindukan satu bulan terakhir.

"Apa kabar mu sayang? Uncle sangat merindukanmu,"

"Sean juga rindu uncle,"

"Benarkah! Kau juga merindukan uncle?" Sean hanya mengangguk saat Sing mengatakan itu.

"Sean rindu uncle, Phi Alex juga rindu uncle,"

"Dimana Phi mu? Uncle tidak melihatnya,"

"Phi sekolah uncle,"

"Kau benar! Sudah pasti Phi mu belum pulang sekolah,"

"Uncle tunggu disini sebentar, Sean mau ke kamar Buna,"

"Baiklah!"

"Buna! Buna!!"

Bocah kecil itu menghampiri Gulf, ia ingin memberitahu jika uncle nya sudah sampai.

"Buna!"

"Ada apa sayang?"

"Uncle Bun! Ada uncle,"

"Uncle siapa? Uncle Sing atau uncle Bai?"

"Uncle Sing!"

"Benarkah! Ayo kita temui uncle,"

Gulf pun menggandeng Sean ke ruang tamu, saat sudah sampai disana ia mendapati Sing yang tengah berdiri menghadap jendela, Gulf rindu dengan Phi nya karna akhi-akhir ini mereka jarang bertemu, bahkan saat Gulf berangkat ke kota Sing setengah hati mengizinkannya ia terpaksa mengizinkan Gulf karna saat itu Alex sakit dan harus di rawat di rumah sakit, mendengar kabar itu Gulf memohon pada Sing untuk mengizinkannya pergi ke kota walaupun saat itu Gulf harus pergi tanpa membawa Sean.

"Phi!" Panggil Gulf, namun Sing tidak menoleh.

"Apa Phi tidak merindukan aku? Apa Phi tidak ingin memelukku?"

"Aku datang kesini untuk Sean dan Alex, bukan untukmu, dan aku akan membawa Sean pulang ke desa,"

"Tapi Phi!"

"Kita sudah memiliki perjanjian, bukankah aku sudah membebaskanmu,"

Gulf hanya terdiam saat Sing mengatakan itu, karna memang benar jika ada perjanjian untuk Gulf bisa pergi ke kota, dan kedatangan Sing jelas saja untuk menjemput Sean yang sudah hampir satu bulan tinggal bersama Gulf.

"Tidak bisa kah! Perjanjian itu kita batalkan, aku berjanji akan lebih sering pulang ke desa,"

"Tak masalah, kau bisa membatalkan perjanjian ini, namun kita tidak akan memiliki ikatan apapun lagi,"

Pudar sudah senyuman di wajah Gulf saat mendengar apa yang di katakan Sing, tiba-tiba air matanya mengalir begitu saja, ia tidak mengerti mengapa Phi nya begitu sulit untuk memaafkan suaminya bahkan kini sudah lima tahun berlalu.

"Kau tidak perlu menangis, karna aku belum mati. Jadi simpan dulu saja air mata mu itu,"

Gulf menghampiri Sing lalu memeluknya, bagaimana bisa ia melakukan seperti yang Sing ucapkan, jika bukan padanya pada siapa lagi Gulf akan menceritakan keluh kesahnya.

"Tolong Phi! Maafkan aku jangan seperti ini, jika bukan pada Phi. Pada siapa lagi aku menceritakan keseharian ku, tetaplah bersama ku aku membutuhkan Phi,"

"Kau tidak membutuhkan ku lagi, kau sudah mendapatkan suami kaya, lalu apa lagi yang kau butuhkan dari ku?"

Gulf menghampus air matanya, menatap laki-laki yang sudah membesarkannya dengan penuh kasih sayang nya, dan menyanyanginya dengan sepenuh hatinya.

Heart's of choice (END) Where stories live. Discover now