CHAPTER 40

17.4K 394 236
                                    

" ... dia memang tampan meskipun lebih tampan saya, benar bukan? Jawab lebih tampan saya atau kamu akan saya perkosa—"

"Apa?! Perkosa?!" Noah tiba-tiba saja muncul di ambang pintu. Belanjaannya dijatuhkan begitu saja. Cepat-cepat berlari menghampiri istrinya itu lalu mendekapnya erat.

Noah menghirup sekitar leher Isabella yang membuat Dominic mengernyitkan dahi.

"Kenapa kamu itu? Mengendus-endus leher istrimu? Jadi vampir kamu?" tanya Dominic, akan tetapi Noah tak mengindahkannya.

"Tidak ada bau busuk seperti kaos kaki yang tidak dicuci selama satu bulan di leher kamu. Itu berarti kamu tidak diapa-apakan oleh Daddy-ku. Biasanya Daddy-ku suka menciumi leher wanita cantik," kata Noah kepada Isabella yang membuat Dominic melotot mendengarnya.

"Sialan! Secara tidak langsung kamu bilang napas Daddy bau kaos kaki yang tidak dicuci selama satu bulan begitu, huh?!"

"Apa? Aku tidak bermaksud seperti itu. Jika Daddy marah berarti Daddy memang merasa mulut Daddy bau kaos kaki yang tidak dicuci selama satu bulan," jawab Noah yang membuat papanya itu mendengus marah.

"Ma! Mama!" Noah berteriak memanggil Eliza yang tidak lama kemudian datang dari arah pintu kamar tamu.

Perempuan dewasa tersebut masih tak berubah dari raut wajah. Masih terlihat seperti awal bertemu dengan Dominic. Di usianya yang memang sudah tidak bisa dikatakan muda, Eliza masih tetap cantik dengan riasan yang tidak berlebihan.

"Kenapa?" tanya Eliza setelah duduk di samping suaminya. Dominic lantas memeluk pinggang perempuan tersebut. "Tidak bisa kah kamu datang ke kamar? Kenapa harus berteriak?"

"Suami Mama mau memperkosa istriku, Ma!"

Eliza melotot. Menoleh kepada Dominic yang menggeleng refleks. Raut wajahnya mendadak tegang. Setelah Eliza melahirkan Noah, Dominic berubah menjadi penakut kepada istrinya tersebut.

Dominic sadar bukan Eliza yang membutuhkannya, tapi dirinya lah yang membutuhkan Eliza. Maka dari itu Dominic selalu mengikuti kemauan Eliza meskipun harus menggugurkan keinginannya sendiri untuk bercinta di pinggir jalan.

"T-tidak, Sayang. Tidak. Noah bohong," kata Dominic masih terus menggeleng.

"Daddy yang bohong, Ma! Aku dengar sendiri tadi pada saat aku datang Daddy bilang memperkosa! Pasti Daddy ingin memperkosa istriku, Ma!" jawab Noah yang membuat Dominic melotot ke arahnya.

"Sialan! Daddy tidak bilang seperti itu!"

Dominic kembali menoleh ke arah Eliza yang kini dahinya mengernyit.

"Kamu percaya kepada Daddy bukan, Sayang? Daddy tidak bohong. Noah yang bohong. Dia memang kurang ajar jadi anak. Ingin rasanya aku memasukan Noah ke dalam perutmu lagi."

Eliza menyentil kening Dominic kesal. "Bicaranya astaga!"

"Um ... D-daddy Dom tidak ingin memperkosaku, M-Ma," ujar Isabella secara tiba-tiba yang membuat Eliza, Dominic bahkan Noah menoleh hampir bersamaan.

"Dengar? Dengar, Sayang?" Dominic menatap Eliza intens. "Ijakela saja bilang aku tidak ingin memperkosanya."

"Ijakela tidak tuh," ledek Noah yang membuat Dominic menoleh ke arahnya dengan tatapan tajam.

"T-tadi Daddy Dom bertanya. Siapa yang lebih tampan antara Noah dan Daddy Do—"

"Aku lah! Sudah jelas!" jawab Noah memotong ucapan istrinya cepat.

"Dengarkan dulu semuanya. Jangan dipotong begitu saja," tegur Eliza. "Lanjutkan Isabella."

"Owh, namanya Isabella. Aku kira Ijakela, tapi tadi pagi sekali Noah bilang Ijakela. Kenapa sekarang jadi Isabella? Kenapa diganti?" batin Dominic menggerutu sendiri.

𝐃𝐀𝐍𝐆𝐄𝐑𝐎𝐔𝐒 𝐁𝐎𝐒𝐒Where stories live. Discover now