Rose sedang menunggu Eunha, Yuju, dan Lisa dengan bosan dibangku yang ada di taman depan sekolah, Rose memeriksa arlojinya, sudah lima belas menit dia berada disini sendirian dan ketiga kawan gajelasnya itu masih belum datang, padahal sebentar lagi jam istirahat kedua segera berakhir, tetapi mereka bertiga tak kunjung datang.
" Yaelah lama bener, merinding lama-lama gue disini," Rose garuk-garuk kepala, " Yuju mau cerita apaan lagi malah kaga dateng-dateng? Eunha juga, habis ngumpulin laporan mukanya tegang banget kaya habis kena sidang guru BK, ini orang-orang pada kenapa sih? Gue doang kali ya yang normal disekolah ini?"
" Kak Ros."
Rose menoleh kekanan dengan gesit dan tidak santai mendengar panggilan itu, " Eh tolong kalo manggil gue yang elegan dikit, Rose, kudu pake accent Aussie jangan kaya lo manggil mbaknya Upin sama ipin--" Ocehan Rose terhenti dengan sendirinya mendapati sesosok perempuan jangkung yang kini menatapnya dengan ekspresi datar, sosok cewe yang akhirnya muncul kehadapan Rose dengan sendirinya tanpa harus Rose minta.
" Apaan?" Rose bertanya datar, " Saya Tzuyu kak."
" Ya satu sekolah juga tau kali nama lo, ngapain kesini?" Rose bertanya, kesel sendiri. " Kali aja mbak lupa," Tzuyu menghela napas, " Oke, saya cuma mau meluruskan-" " Ngomongnya jangan formal-formal amat, gue bukan presiden btw, biasa aja, elo gue aja, woles aja.." Rose memotong ucapan adek kelas itu.
" Saya merasa kurang etis aja ngomong sama kakak kelas pake bahasa kaya gitu," Tzuyu menyahut, Rose sih manggut-manggut aja. " Yaudah, suka-suka elo deh, pake bahasa kalbu juga gue jabanin."
" Saya cuma mau meluruskan kesalahpahaman minggu lalu kak, tentang saya sama Kak Jaehyun. Kita berdua gaada hubungan apa-apa kak, kita berdua cuma bekerja sama buat ngerancang visi misi biar saya kalah, udah gitu aja sih kak."
" Hah maksudnya? Lo mau kalah gitu?" Rose cengo, " Iya, saya aslinya gamau nyalon mbak, tapi saya dipaksa." Tzuyu berkata jujur, tapi ekspresi gadis itu tetap datar kaya hantu muka datar versi good looking. " Lah, berati harapan lo terwujud dong, soalnya yang menang paslonnya Jepri?" Rose terkejut, Tzuyu ngangguk-ngangguk doang.
" Oh, jadi gitu, iya makasi udah ngelurusin, gue sama dia udah terlanjur putus juga."
" Saya ngerasa bersalah aja kak, jadi saya mencoba meluruskan, soalnya Kak Jaehyun sendiri bilangnya belum cerita tentang rencana saya."
" Iya dah, gapapa, ikhlas gue." Rose membalas datar, " Saya juga udah suka sama orang lain kak. Kalau begitu, saya permisi..."
Rose mengernyit, modelan cewe gapunya emosi gitu bisa naksir orang juga?
" Oh ya, saya juga mau ngomong sesuatu."
" Apaan lagi?" Rose bertanya jengah, tapi dia tetep kepo. " Sekarang Kak Jaehyun lagi deket sama Kak Jiho, sekian terimakasih."
Saat itu juga Rose langsung konflik batin.
~~~~~~~~~~~~~~~~
Deka sedang full senyum karena dia berhasil berbaikan dengan Miyeon sebab Deka kemarin diam-diam merekam percakapannya dengan Yuju mengenai perasaan Yuju yang sebenarnya kepada Deka, alhasil Miyeon percaya dan kembali menerima Deka kedalam kehidupannya.
" Dia bilang gue harusnya gausah pake rekam-rekan gini segala, kemarin dia ngambek gara-gara lagi halangan, tapi tetep aja, sebagai lelaki sejat--" " Seriusan lo pake nanya begitu sama Yuju?" Mingyu memotong perkataan Deka, agak shock karena Yuju berbohong. " Iya lah, buat mastiin gaada yang baper diantara kita berdua."
" Lo mastiin dia, tapi lo ga mastiin diri lo sendiri." Mingyu berkata sok bijak sambil mainan hape, " Gue mah udah pasti..." Deka terdiam sejenak, " Gaada rasa apa-apa sama Yuna. Lo juga tau sendiri lah Ming, gue gabisa lebih dari temenan kalo sama Yuju, pasti Yuju juga ngerasa gitu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rekayasa [Eunha x Mingyu]
FanfictionIni cerita tentang Eunha yang nelen ludahnya sendiri. (SELESAI) " JADI SELAMA INI CINTA LO CUMA REKAYASA?" " Iya, keren kan akting gue?" ❗Ini cuma fiksi, jgn dibawa serius ❗Megandung unsur mental disorders ❗Jangan lupa voment gaess