29. Menuju badai

59 14 1
                                    

  " Gue benci banget kalo udah disuruh ke lapangan begini Ya Allah" Yugyeom sangat tumben sekali nyebut dikala suara dari pengumuman central sekolah telah memerintahkan semua murid untuk berbaris ke lapangan. " Ya elah padahal beso juga tes ngapain upacara segala?" Seperti biasa, tidak afdol rasanya jika Rose tidak protes.

" Lah padahal dilapangan banya stand buat bazar anjing terus kita barisnya gimana?" Eunha ikut komentar setelah sibuk cengar-cengir melihat foto-fotonya bersama Mingyu semalam digaleri, " Asal lo tau kita semua tadi pagi para anak OSIS disuruh ngebongkar lagi, bajingan banget kepsek kita emang" Bangchan menyahut, memisuh karena pagi-pagi dia sudah harus menggotong-gotong kerangka.

" Lah anjir, gue lewat belakang jadi gatau." Eunha mencicit, " Anjir padus disuruh nyanyi dadakan masa" Yuju berkata sedih, " Padahal grup padus semalem pada bersyukur karena setelah sekian lama tidak diadakan upacara."

" Ni sekolah kalo tentang upacara emang rajin bener ye" Rose ngomel, " Terus anak Paskib gimana anjir? Disuruh tugas dadakan gitu? Wah kacau nih ntar"

" Si Deka pleton 1 masa"

" Kata siapa?" Eunha bertanya kepada Minnie yang tadi sedang mengobrol bersama Mina, Mina menatap cewek itu malas, sementara Eunha jelas sudah melemparkan tatapan permusuhan. " Tau elo lagi ngobrol sama putri Solo kaga jadi nanya dah gue" Eunha menyesal. " Tadi gue lihat dilapangan pada latihan dadakan." Minnie menjawab sesuai yang ia lihat tadi.

" Allhamdulillah pleton 1 jauh dari area kelas sebelas." Yuju bersyukur, " Lo semalem habis nangis ya ju mata lo sembap gitu?" Rose bertanya kemudian, karena mata bengkak Yuju itu tidak bisa berbohong. " Nangisin itu gue, Drakor."

" Drakor apa Dokyeom?"

" Dua-duanya elah."

" Gue sebenernya mau ngehibur elo pas malming tapi lo ga ngebalas chat gue." Eunha berkata terus terang, " Aelah habis itu lo malah jalan-jalan sama Mingyu ke expo." Yuju menyahut malas, Eunha nyengir. " Lo sama Mingyu ke expo?" Rose mendadak bertanya dengan raut wajah yang tegang, Eunha mengangguk kebingungan. " I-iya, kenapa?"

" Oh, gapapa si, soalnya semalem gue mau kesana tapi gajadi." Rose menggelengkan kepalanya, Eunha manggut-manggut, tidak menyadari perubahan ekspresi Rose yang sangat kentara.

" Deka itu yah Ju, official sama Miyeon yah?" Mulut kompor Yugyeom jelas mulai bergema didepan kelas sana, " Eh diem lo semvak, Jihyo noh demen Daniel!" Eunha ini gak ada habisnya membahas kegagalan Yugyeom dalam mendapatkan Jihyo, " Apaansih gue udah move on! Mingyu noh pepet keburu dipepet sama tetangganya!"

" Lah anjir?" Eunha bengong, sejak kapan rumor Mingyu tetanggaan sama Tzuyu meluas begini? " Woy itu pengumuman operator udah sepuluh menit yang lalu ini sebelas enam kaga buru-buru ke lapangan kenapasih?" Bangchan gedeg sendiri diambang pintu, semua murid didalam akhirnya berbondong-bondong keluar ke lapangan, termasuk Eunha tentu saja.

Hari ini memang hari Senin biasa, hari ini semuanya nampak berjalan seperti biasanya. Tetapi Eunha merasakan perbedaan, cara ia melihat Jaehyun, cara ia melihat Kak Wonwoo, cara ia melihat Rose, bahkan cara ia melihat June. Eunha sadar, hari ini ia harus merubah segalanya sebelum masalah ini akan terus mengakar bersama mereka selamanya.

~~~~~~~~~~~~~~~

Mingyu, Bambam, dan Deka sedang berjalan bersama menyusuri koridor untuk mencapai kantin sembari membawa-bawa buku paket mereka. Rencananya mereka bertiga akan belajar dikantin agar tidak diganggu oleh Chaeyeon ataupun Gyuri dikelas mereka yang sedang heboh menonton konser online, " Buset itu suara Chaeyeon udah bisa menembus relung hati gue dah, sampe menggema gitu ngelihat member ensiti, padahal dimana-mana juga gantengan gue ga sih?" Bambam berkata pede dengan gestur Abang salehnya.

Rekayasa: Eunha x MingyuWhere stories live. Discover now