01. Sekuntum Neraka

23 1 0
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

Bagaimana rasanya ketika mati lebih baik daripada hidup?

Setiap hela napasku, kurasakan tempurung-tempurung tajam kerang mengisi paru-paruku. Begitu menyiksa, dan menyakitkan. Tiap pagi menjemput setelah malam nan panjang menghantuiku, aku selalu bergurau "Alangkah lebih baiknya kala malam adalah mimpi," begitu kataku sembari tertawa sayup menahan sakit di kemaluanku yang telah diobrak-abrik.

Menjelang diriku yang hendak bangun dari kasur ku ini, kurasakan hantaman kesakitan pada wajah-wajahku yang memar berbekas darah. Sudah menjadi kebiasaan selama 5 tahun terakhir semenjak ayah menggila.

Alasan itulah ibu meninggalkan kami. Ia menyerah untuk menghentikan ayah yang sudah tak terhentikan, dan memilih pergi, lalu mengacuhkan kedua anak perempuannya di bawah kuasa seorang penjahat. Ya, ayahku adalah si antagonis sebenarnya.

Dap! Dap! Dap!

Derap langkah yang intens mengarah pada kamarku. Tak tahu siapa sebab segala rasa sakit yang menyergap telah mengerubungi tubuhku.

Brak!

Pintu kamar terbuka sarkas, dan di balik pintu itu pun ada wajah bergurat kemurkaan.

Perempuan yang usianya 3 tahun lebih tua dariku itu masuk dengan tak ramah, kemudian tak lama sebuah tamparan dahsyat mendarat mulus pada pipiku yang bengkak.

"Berani ya kamu macem-macem sama ayah!"

Dia adalah selingkuhan ayahku... tepatnya, kakak-ku sendiri.

Ayah mencampakkan ibu hanya karena ibu mulai menua. Dengan uangnya yang melimpah, dirinya berusaha mencari pengganti ibu. Dan tak ada satu pun wanita yang dapat menggantikan ibu di luar sana, kecuali satu hal.

Akhirnya ia mengabaikan ibu, dan mulai berselingkuh dengan kakak. Ibu yang tak kuat melihat ayah yang bermesraan dengan anaknya sendiri memutuskan untuk kabur dari rumah ini, entah kemana. Anehnya, kakak justru merasa senang dijadikan simpanan ayahnya sendiri. Gila bukan?

Aku juga berpikir seperti itu sebagai manusia normal. Pikiran mereka benar-benar sudah rusak, lebih kacau dari hewan.

Dan setelah ia menjadikan kakak sebagai pasangannya, dirinya menatapku sembari menyeringai, "Kamu selanjutnya."

Aku takut mendengarnya, sebab itu aku melakukan percobaan bunuh diri berkali-kali. Dan kemarin aku hampir berhasil, namun nahas tertangkap basah oleh ayahku, dan pada akhirnya... ia melakukannya... padaku...

Hidupku penuh dengan tekanan yang membuatku hatiku kandas terinjak, aku seorang hidup yang mendambakan kematian, akan jauh lebih baik dilahap api neraka dibandingkan hidup diiringi akan ketakutan yang membuat dirimu waspada tiap malamnya di atas kasur yang dibilang adalah tempat teraman bagimu.

Akan tetapi untuk ku... kamar ini — bahkan rumah ini... kenyataannya adalah sebuah sarang alligator terkeji dan terbejat yang selalu merasa lapar.

Mimpi yang Membawa Awan ke Peron 9¾ [YEONJUN × SAKURA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang