Menghantui tapi Bukan Hantu

26 5 0
                                    

Selagi masih belum ada jalan buntu jangan putar balik.
Hidup nggak semudah itu.

Sera
Ketua pasukan cegil abad 20

Dan disinilah gua sedang melambaikan tangan ke Andreas di depan pintu kelas 11A. Tampaknya teman-teman sekelasnya sudah tidak terlalu peduli lagi dengan keberadaan gua, awalnya mereka memang bertanya-tanya, tapi sekarang mereka memaklumi. Jujur, gua nggak tau sih mereka memaklumi kenekatan gua atau mereka malah nggak peduli dengan apa yang gua lakukan karna semuanya di luar prediksi mereka.

Contohnya komentar yang diberikan Dewi ke gua kemarin, "Lo nggak capek apa apel mulu di depan kelas gua abis istirahat,"

Gua malah menjawab dengan santai, "Ngapain cape orang ada Andreas."

Gua akui memang kegilaan gua sudah di tahap orang-orang pun nggak tau lagi mau bereaksi seperti apa, tapi gimana ya, ini menurut gua normal karna gua melakukannya untuk orang yang gua sayang dan gua merasa sama sekali nggak melakukan kejahatan, kenapa gua harus merasa malu dan intropeksi diri? Justru mereka yang menginginkan itu yang nggak berpikir logis. Selama gua nggak merugikan orang lain, kenapa gua harus merasa bersalah?

Hmmm... tapi tetap gua akui sepertinya gua memang sedikit mengganggu Andreas sih, tapi nanti dia juga bakalan kepincut sama gua. Tinggal tunggu waktunya saja sampai kehadiran gua bukanlah sebuah gangguan. Sabar... semua butuh proses!

Gua semakin tersenyum lebar dan mengikuti Andreas dari belakang, "lo mau makan apa hari ini?"

Karna sama sekali nggak ada jawaban dari Andreas gua lanjut berbicara, "gua pengen makan salad buah sih, lo udah pernah nyoba belom?" yang gua tanya lagi-lagi diam, tapi gua nggak masalah dengan itu yang penting gua masih bisa berada di dekat Andreas.

Tapi yang bikin gua heran bukannya kita menuju arah kantin Andreas malah berjalan menuju UKS. Gua kaget, "lo sakit?" tanya gua sambil melihat wajahnya yang meringis menahan sakit.

"Gila! Lo sakit apa? Apa yang sakit?!"

"Kuping gua sakit denger lo ngoceh dari tadi, bisa diam dulu nggak?!"

Gua langsung mengatupkan kedua bibir gua, Andreas lagi sakit wajar kalau dia kesal. Gua mengikuti dia masuk ke dalam ruangan. Kita langsung bertemu dengan Ibu perawat yang menjaga UKS. "Ibu, dia lagi sakit nih," kata gua langsung sambil menunjuk Andreas. "Tolong Ibu periksa dulu, jangan-jangan sakitnya parah." Setelah mengatakan itu Andreas langsung menatap tajam gua.

"Ayo, duduk di sini dulu," Ibu penjaga UKS menyuruh Andreas untuk duduk di tempat tidur pasien, kemudian bertanya, "apa yang sakit?" sedangkan gua berdiri di ujung dekat kaki Andreas.

"Kepala saya sama badan saya lemas banget Bu,"

"Tadi pagi sarapan nggak?"

"Lupa sih Ibu, nggak keburu soalnya takut terlambat ke sekolah,"

"Kayaknya gara-gara itu deh, tapi lumayan parah ini, suhu kamu aja 38 derajat terus maag kamu kambuh, kamu beberapa hari ini jarang makan dan beraktivitas lumayan berat ya?"

"Iya sih Ibu," jawab Andreas. Mendengar jawaban Andreas gua berdecak kesal. Ini manusia udah diberikan kesempurnaan oleh Tuhan masih juga nggak bisa jaga diri.

"Ya, sudah minum dua tablet ini dulu ya, kamu istirahat di sini saja dulu, jangan kembali ke kelas, karna takutnya nanti malah makin parah, kalo mau pulang juga bisa biar Ibu sediakan surat izinnya, sepertinya kamu harus di rawat di rumah supaya membaik dengan cepat."

"Nggak perlu langsung pulang deh Ibu, saya istirahat di sini dulu."

"Baik, Ibu tinggal dulu karna tadi ada yang pingsan juga di kelas 12C,"

CEGIL: Ugal-Ugalan is My Passion!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang