Bagian 23

766 62 3
                                    




🌟Happy reading🌟





Pagi ini waktunya anak-anak untuk pulang dari kemah, dan saat ini mereka sudah berada di bus.

Sridevi dan vio duduk di kursi paling belakang. Sridevi menoleh ke sampingnya. Vio sudah tertidur pulas. Sebenarnya Sridevi ingin mengajak Vio untuk bernyanyi, eh malah tidur duluan, Sridevi pun ikut tertidur di samping Vio.

Cuaca hari ini sangat mendung, sedikit mendung namun tidak hujan cocok untuk tidur siang.

Cukup lama di perjalanan, akhirnya bus pun berhenti tepat di tengah-tengah lapangan SMA Andromeda.

Sridevi terbangun selama di perjalanan. Namun, Vio masih saja nyaman dengan posisinya.

Setelah sampai di tepi lapangan, anggota kemah pun sedang menunggu jemputan, ada yang menunggu angkutan umum, dan lain sebaginya.

Sridevi saat ini sudah berada di kontrakan nya dengan keadaan yang lelah. Sridevi yang sedang duduk di ruang tamu itu tiba- tiba memikirkan suatu hal yaitu sekarang adalah hari dimana dirinya membayar biaya sewa kontrakan. Sebentar lagi pasti pemilik kontrakan juga datang karena ini sudah akhir bulan.

Tok Tok Tok...

"Sridevi!" Teriakan dari arah luar kontrakan membuat Sridevi segera bangkit dan berjalan cepat guna membukakan pintu.

"Kapan mau bayar kontrakan? Ini udah akhir bulan, loh!" Tanya pemilik kost itu.

"Maaf Bu, aku belum ada uang, kasih waktu 1 Minggu lagi, ya?" Pinta Sridevi memohon.

"Oke, saya kasih kamu waktu tiga hari saja, kalau kamu nggak bisa bayar juga, ya terima aja konsekuensinya, soalnya saya juga masih butuh banyak kontrakan kosong buat pelanggan yang lain". Sridevi pun mengangguk mengerti.

Begitu sang pemilik kontrakan pamit pergi, Sridevi memilih duduk di kursi kayu depan teras. Lagi-lagi, pandangannya menyorot nyalang, tiga hari ya? Bagaimana dirinya bisa mendapatkan uang 800 ribu dalan jangka waktu tiga hari? Sedangkan gaji selama kerja di cafe belum di berikan, karna tanggal gajiannya masih 1 Minggu.


...000...

Ketika Sridevi membuka pintu kontrakan, kedua mata bulatnya mengerjap dan kemudian menyipit, memastikan apakah ia tidak salah melihat orang.

Di seberang jalan ada cowok bermotor besar warna hitam sedang memandangnya. Motor itu tidak asing lagi, apalagi cowok yang sedang duduk anteng di atasnya itu. Cowok itu membunyikan klakson dan itu membuat bahu Sridevi bergidik.

"Afan" ujarnya sambil menghampiri pengendara motor itu.

"Lo Afan, Kan?" Tanya Sridevi sekali lagi untuk memastikan.

Cowok itu membuka helmnya, kemudian cowok itu menyugar rambut lebatnya ke belakang.

" Iya, ini gue, ekspresi Lo kek ngeliat hantu aja"

"Habisnya Lo ngapain sih pagi-pagi di depan kontrakan gue?"

"Enggak usah banyak tanya!"

Afan memakai helmnya lalu berseru. "Buruan naik, kita bisa terlambat kalau Lo diam aja".

"Gue enggak mau naik motor Lo, gue naik angkot aja"

" Lo yakin enggak mau berangkat bareng, hitung-hitung bisa hemat uang jajan Lo"

"Yaudah deh kalau gitu gue mau"

Bukan Jakarta namanya kalau tidak macet, hampir lima belas menit mereka terjebak macet, dan akhirnya mereka sampai juga di sekolah, namun perjuangan mereka ternyata sia-sia, pintu gerbang sudah tertutup rapat.

"Ayo panjat tembok aja" Ucap Afan.

"Hah? Jadi monyet maksud Lo?"

"Mau gimana lagi? Jalan satu-satunya cuma itu"

Sridevi terlihat berpikir dan tidak menemukan ide lain. Sridevi akhirnya menghembuskan napas berat, kemudian mengangguk pelan.

"Lo naik duluan" Ucap Afan

"Jangan ngintip ya" cetus Sridevi sambil memegang rok abu-abunya.

"Siapa juga yang mau ngintip, jangan ge'er"

"Lo kan cowok. Pasti pikiran Lo mesum juga"

"Jangan samakan gua sama cowok lain"

"Buruan naik!" Suruh Afan.

"Iya, iya, kepalo Lo ninduk aja, jangan liatin gua naik" Perlahan namun pasti perempuan itu akhir sampai ke atas tembok, kepalanya mengintip melihat situasi, sejauh ini tidak ada siapa-siapa, sekali lagi ia cek melihat kiri dan kanan.

"Gimana aman gak?"

"Aman, ga ada guru, cepet Lo naik juga"

Afan berhasil mendarat dengan satu lompatan sempurna. Ilmu ini sudah ia pelajari sejak kecil.






Jangan lupa vote and komen🥰
Terimakasih 🫶








18 Desember 2023

CINTA DAN RAHASIA Where stories live. Discover now