Bagian 37

178 21 4
                                    



💐HAPPY READING💐




Ketukan pintu terdengar nyaring di telinga Afan, di dalam kamar dia sedang sibuk menata buku-buku pelajaran untuk mapel besok.

"Gue masuk, Fan." Ucap Mala dari luar pintu.

Mala membuka pintu kamar menampakkan adiknya yang sedang sibuk memasukkan buku ke dalam tas hitamnya.

"Mau ngapain?" tanya Afan sedikit cuek.

"Lo dipanggil papa di bawah"

"Gue gak bisa, gue mau belajar" tolak Afan bohong.

"HAH?! Sejak kapan Lo mau belajar" Kaget Mala ketika melihat adiknya ingin belajar malam ini, dan itu sungguh keajaiban mungkin.

"Malam ini, dan seterusnya"

"Belajar nanti kan bisa, Lo udah ditunggu papa dibawah, gue gak mau tanggung jawab kalau papa marahin Lo" ucap Mala.

"Gue udah tau papa bakal bahas apa, jadinya malas gue" Ujar Afan, dia sangat yakin sekali jika papanya akan membahas masalah perjodohannya, sungguh muak bukan? Tentu baginya sangat muak sekali.

"Tapi seenggaknya Lo turun dulu, hargai papa udah nunggu lama" Saran Mala untuk adiknya.

"Lo gak bakal tau rasanya kalau Lo gak ngerasain jadi gue, jadi Lo diam aja!" Tekan Afan, lalu dia berbaring tidur di kasur king size.

"Gue tau, gue gak ngerasain jadi Lo, tapi gue sebagai kakak Lo mau memberikan saran yang menurut gue terbaik" Ujar Mala seraya duduk di kasur king size milik adiknya.

"Hmm, gue mau tidur, mending Lo keluar" Kata Afan seoalah mengusir Mala dari kamarnya.

Ketika dirinya merasa di usir oleh Afan, dia langsung berjalan keluar dari kamarnya, menutup pintunya dengan sedikit keras.

Sebelum tidur, Afan membuka WhatsApp, mengirimkan sebuah pesan untuk Sridevi, dia memberikan sebuah pesan bahwa besok dia tidak bisa menjemput sekolah, karena ada urusan lain.

Setelah mengirimkan pesan, Afan menaruh ponselnya di samping kanan, lalu tanpa lama lagi dia mulai menutup matanya pelan namun pasti, dan kini Afan sudah terlelap dalam tidurnya.

Pagi ini, suara alarm yang keras membangunkan Sridevi dari tidur lelapnya. Dengan mata yang masih setengah tertutup, ia meraih ponsel di samping tempat tidurnya, memastikan apakah ada pesan yang masuk, dan ternyata memang ada dan pesan itu berasal dari Afan, pesan itu berisi mengenai Afan yang tidak bisa menjemputnya hari ini, kemudian dia menaruh ponselnya lagi. Masih dengan rasa kantuk, Sridevi mencoba untuk bangkit dari tempat tidurnya. Udara pagi yang sejuk menyambutnya, membuatnya merasa sedikit lebih segar.

Sridevi menyingkap tirai jendela kamarnya dan membiarkan cahaya matahari masuk. Burung-burung berkicau riang di luar, menambah semarak suasana pagi yang tenang. Ia menarik napas dalam-dalam, menikmati udara pagi yang segar dan bersih.

Setelah merapikan tempat tidurnya, Sridevi berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang lengket. Air dingin yang mengalir dari kran membangunkannya sepenuhnya, memberikan sensasi segar yang membuatnya lebih bersemangat. Selesai mandi, ia mengenakan pakaian seragam sekolah.

Tepat pukul 06.45, terdengar suara motor di depan rumah. Sridevi merasa jantungnya berdebar lebih kencang, suara motor siapa yang berada di depan kontrakannya? Tidak mungkin jika itu suara motor Afan, karena tadi malam pacarnya ini sudah mengabarinya jika pagi ini dia tidak bisa menjemputnya, lantas siapa yang berada didepan?.

Dengan rasa penasaran, Sridevi membuka pintu kontrakan perlahan, didepannya sudah menampakkan seoarang laki-laki tengah duduk diatas motor, laki-laki itu memakai seragam yang sama dengannya, dan siapa sangka laki-laki itu ialah Rakha, kakak kelasnya.

"Berangkat sama gue, mau?" Tanya Rakha menawarkan.

"Hah?!, gue berangkat sendiri aja kak" tolak Srudevi dengan halus.

"Kenapa? Takut cowok Lo marah?"

"Bukan"

"Yaudah, ayo berangkat sama gue, kali ini aja" ajak Rakha berkali-kali.

"Hmm iya"

Mereka segera berangkat, meninggalkan kontrakan Sridevi dengan motor yang melaju tenang di jalanan perumahan yang sudah mulai ramai dengan berbagai macam kendaraan.

Udara pagi yang sejuk dan suara burung yang berkicau menambah suasana perjalanan menjadi lebih menyenangkan. Motor Rakha melaju dengan kecepatan rata-rata, memberikan kesempatan bagi mereka untuk menikmati pemandangan sekitar.

Tak lama kemudian, mereka tiba di sekolah. Sridrvi merasa perjalanan yang singkat itu begitu menyenangkan. Di depan gerbang sekolah, mereka berdua turun dari motor. Rakha membantu Sridevi melepas helmnya, lalu mereka berjalan melewati koridor sekolah.

Disaat mereka berjalan bersama, dari arah sana terlihat seorang laki-laki yang sedang menatap keduanya, ia melihat Sridevi tengah berjalan bersama cowok yang cukup ia kenal. Laki-laki itu tersenyum dan mengobrol dengan Sridevi sebelum mereka berpisah. Sridevi tertawa kecil, terlihat nyaman dan akrab.

Perasaan cemburu dan bingung menyelimuti hati Afan. Ia bertanya-tanya apa hubungan antara keduanya. Dengan perasaan campur aduk, Afan melangkah menuju kelasnya, ia berusaha untuk tetap tenang dan tidak menunjukkan rasa cemburunya.







Jangan lupa vote and komen yaaa, terima kasih banyak.

19 Juni 2024
















CINTA DAN RAHASIA Место, где живут истории. Откройте их для себя