V

174 4 0
                                    

Jeno menggelengkan kepalanya dan tersenyum jahil ke arah Adek nya itu.
"Bub!-"
Belum selesai berbicara Taeyong sudah memotong ucapan Gyu terlebih dahulu.
"Kamu jangan ikut Gyu, kamu akan mengganggu nya yang ada"
Gyu pun memanyunkan bibirnya membuat Jeno langsung mencomotnya.

"Haha, tak apa bubu. Gyu juga sudah liburan, atau lanjut kuliah S2?"
Gyu langsung menggeleng kuat, karena ia ingin menghabiskan waktunya sebentar lagi.
"Ga mau, Gyu mau istirahat bentar terus baru lanjut deh"
Jeno pun mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Yaudah cepet siap-siap, kita mau pergi sekarang"
Tanpa menjawab perkataan abangnya, Gyu sudah lari terbirit-birit untuk mengemasi barang-barangnya.


V



Jeno dan Gyu sudah sampai di Swiss, mereka berdua pun langsung menuju ke mansion milik daddy mereka, tetapi tanpa mereka sadari ada seseorang yang menatap mereka berdua dengan tatapan sendu, seakan-akan melarang mereka berdua untuk berada di Swiss.
"Semoga kalian berdua ke sini tidak untuk mencari Jaemin"

Jeno pun memasuki mansion tersebut dengan menatap sekitar, banyak pelayanan dan bodyguard yang menundukkan kepalanya saat mereka berdua lewat di hadapannya. Walau seperti itu, Jeno masih saja berkelahi dengan pikirannya karena keberadaan Jaemin.

*Na, aku kangen*
Jeno hanya dapat membatin dengan mengikuti Gyu ke arah lift dan langsung pergi ke lantai dua, sesampainya di lantai dua Gyu langsung menuju ke arah sofa dan menyenderkan kepalanya di senderan sofa tersebut.

"Gyu, jadwal Abang meeting tepat nanti malam, kau ikut atau di mansion?"
Gyu nampak berfikir dan setelahnya langsung berkata jika ia memiliki untuk ikut abangnya meeting daripada harus di mansion yang belum terlalu nyaman baginya.

"Jangan tidur, cepat ke kamarmu dan tata bajumu, mandi dan baru tidur"
Gyu pun menganggukkan kepalanya dan langsung berdiri dan menuju kamar yang sudah tertera namanya di sana.

"Kenapa itu terus terbayang-bayang di pikiran ku"
Jeno pun menuju kamarnya, ia tak langsung menata bajunya, melainkan merebahkan dirinya sebentar dan memijat pelan pelipisnya.

"Aku harus segera menata bajuku dan setelahnya mandi"
Jeno pun beranjak dari tidurnya dan segera menuju almari yang ada tak jauh dari kasur nya. Setelahnya Jeno pun menaruh koper tersebut di samping almari dan langsung mengambil handuk untuk mandi.

Mencoba merendam dirinya agar pikirannya sedikit fresh dan bisa berfikir jernih lagi. Akhirnya Jeno pun selesai mandi dan langsung merebahkan dirinya di kasur, tak butuh waktu lama terdengar dengkuran halus yang menandakan Jeno sudah terlelap.

Sedangkan Gyu, ia sedang bersantai menikmati indahnya Swiss dari balkon kamarnya hingga netra matanya tertuju pada seseorang yang sangat familiar melewati luar gerbang nya dengan tertawa bersama teman-temannya.

"K-kak Jaemin?"
Gyu menatapnya tak percaya, seakan-akan yang ia lihat hanya sebuah mimpi saja, menampar kedua pipinya pelan secara bergantian.
"Aku tak tau, ini kabar bahagia atau sebaliknya?"
Gyu pun memijat pelipisnya dan mencoba memejamkan matanya.

V


Malam sudah tiba, seperti yang di ucapkan oleh Jeno, sekarang mereka berdua sudah berawa di dalam mobil dan perjalanan menuju kantor Jaehyun untuk melaksanakan meeting tersebut.

Sesampainya di kantor, para karyawan sudah menunggu kehadiran Jeno dan menundukkan kepalanya, Jeno pun berjalan menuju ruangannya dan menyuruh Gyu untuk menunggu di sana.

Jeno pun meninggalkan Gyu sendiri dan melaksanakan meeting nya. Meeting tersebut berlangsung secara lancar, kedua pihak menyetujui.
"Bangg, lama amat"
Jeno hanya terkekeh dan setelahnya langsung mengajak adek nya itu untuk keluar dan pulang atau pergi jalan-jalan terlebih dahulu

"Kau ingin langsung pulang, atau pergi jalan-jalan terlebih dahulu?"
Mata Gyu berbinar-binar saat mendengar kata Jeno, ia pun mengajak abangnya untuk pergi saja.
"Pergi jalan-jalan aja deh bang, kan seru"
Jeno menganggukkan kepalanya dan langsung merangkul pundak Gyu.

Tetapi tanpa Jeno dan Gyu sadari ada seseorang yang sedang mengawasi lagi.
"Kenapa saat aku dan Jaemin pergi, pasti ada mereka berdua"
Dia Yeri, teman Jaemin di Swiss. Yeri mengenal nya karena Jaemin yang pernah menunjukkan fotonya dan juga menceritakan tentang nya.

V


Jeno kurang selangkah lagi memasuki pekarangan mansion nya sebelum seseorang memanggilnya.
"Sorry, I accidentally saw your wallet fall"
Jeno pun refleks menengok saat pundaknya di tepuk oleh seseorang.

"Thanks you--"
Ucapan Jeno terhenti saat melihat orang tersebut yang ternyata adalah orang yang selama ini ia rindukan.
"Ja-Jaemin"
Jaemin pun mengangkat kepalanya dan langsung menganga karena tak percaya jika yang di depannya adalah Jeno.

Jaemin langsung membalikkan badannya tetapi langsung di cegah oleh Jeno, Jeno yang refleks pun langsung membuang rokok yang ada di tangannya.
"Na, maafin aku"
Jeno mencoba memeluk Jaemin, belum selesai memeluk Jaemin, Jeno sudah dulu mendapatkan tamparan dari Jaemin.

Plak
Jeno memegang pipinya membuat Gyu langsung membantu Jeno yang hampir tumbang.
"Na, apa salahku? Sekarang aku udah punya penghasilan sendiri Na"
Jaemin berdecih dan menatap Jeno remeh.

"Lo pikir gw peduli!?"
Jeno tak pantang menyerah, ia masih mencoba untuk memeluk Jaemin dan langsung di dorong okeh Jaemin.
"Jen sadar, lo tuh ga ada apa-apa. Lo tuh sok kaya, apa yang lo banggakan? Uang? Ketampanan? Lo aja masi bergantung sama ortu Jen, mikir anjing. TOLONG MENJAUHLAH DARIKU, KARENA AKU MEMBENCI MU"
Jeno menatap Jaemin dengan tatapan berkaca-kaca, ia tak menyangka jika Jaemin bisa berucap seperti itu.

Jaemin pergi meninggalkan Jeno yang terduduk lemas dengan tangan yang memegangi dadanya.
"Aku serendah itu ya Gyu?"
Tanya Jeno dan mendapatkan gelengan dari Gyu, Gyu sendiri sudah menangis karena ucapan Jaemin.

"Gyu"
Gyu menggelengkan kepalanya dan langsung memeluk Jeno dan mengelus punggung kekar kakaknya itu. Tangisan Jeno membuat Gyu ingin sekali menampar mulut Jaemin.



V
V
V
V
V
V
V
V
V
V





After Break Up [NOMIN]Where stories live. Discover now