XIII

130 4 0
                                    

Jeno sudah membawa Jaemin untuk pulang, Jaemin sendiri ia masih tertidur dengan lelapnya. Jaemin di temani oleh Felix, Lisa dan Gyu, Renjun dan Haechan masih dalam perjalanan.

Sedangkan Jeno? Jeno mengurus Nancy dan keluarganya untuk melakukan pembalasan. Jeno sudah memanggilkan dokter untuk Jaemin dan Jaemin juga sudah diperiksa oleh dokter tersebut.

Pintu kamar Jeno terbuka, di sana ada Haechan dan Renjun yang membawa banyak makanan untuk Jaemin. Haechan berjalan ke arah Jaemin dan ikut berbaring di sampingnya.
"Jaem, Jaeminn"
Haechan menggoyang-goyangkan tubuh Jaemin.

Berhasil tubuh kecil itu menggeliat, kedua matanya masih terpejam dan setelahnya baru terbuka. Ia memandang sekeliling dan melihat jika ini kamar Jeno pun langsung lega.

"Anak babii"
Jaemin kaget saat melihat Haechan yang ada di sampingnya, sedangkan Haechan ia menatap Jaemin tajam, bisa-bisanya ia menjadi anak babi.

"Si anying, gw bukan anak babi ye"
Jaemin tak memperdulikannya, ia pun bangkit dari tidurnya di bantu oleh Haechan.
"Shh"
Jaemin merasakan rasa pusing yang berlebih pada kepalanya.

"Lo gak papa kan njing?"
Jaemin mengangguk dan masih menstabilkan pandangannya yang saat ia duduk langsung buram.
"Jaem, tadi waktu lo nangis gw pikir lo sedang drama njir, eh ternyata nangis beneran"
Felix terkekeh dan berjalan ke arah Jaemin.

"Tolol, orang Jaemin dipukul habis-habisan lo pikir drama"
Lisa mengangkat suara dan mendapatkan kekehan dari Haechan dan Renjun.

"Eh, ni gw bawain snack"
Jaemin tersenyum waktu mendengar kata snack, dan di bantu oleh Lisa dan Haechan untuk duduk di sofa, padahal jika Jaemin jalan sendiri ia pun masih kuat.

"Si pak mil satu ini, nyemil mulu keknya"
Renjun hanya tersenyum dan menepuk sofa di sampingnya, ya Renjun hamil, ia pun baru tau jika ia hamil dan kandungannya berumur sekitar 3 mingguan.

Renjun dan Guanlin memang sudah menikah sekitar 3 bulan dan baru diberikan momongan sekarang.
"Halo baby"
Jaemin mengelus perut Renjun yang belum terlihat jika ia hamil.

Jaemin sangat suka mengelus perut Renjun saat tau jika Renjun hamil.
"Eh Jaem, lo nikah 1 minggu lagi kan?"
Jaemin mengangguk, menjawab pertanyaan random dari Jeno.

"Dan Chan, lo nikah kapan?"
Haechan menggeleng, ia tak tau ia menikah kapan, Mark memang sudah mengajaknya tetapi Haechan mau menunggu Jaemin dan Jeno terlebih dahulu.

"Gw udah di ajak si, tapi gw maunya nunggu Jaemin nikah ma Jeno dulu"
Renjun pun mengangguk dan lanjut menakan snack rumput laut kesukaannya.

Sedangkan Felix, Lisa dan Gyu,, mereka bertiga seakan-akan tak dibutuhkan oleh Jaemin, Haechan dan Renjun.
"Kalian ngak nganggap kita?"
Jaemin, Haechan dan Renjun baru ingat dan langsung mengajak mereka bertiga untuk gabung memakan snack yang di bawa oleh Haechan dan Renjun.

Pintu kamar tiba-tiba terbuka, di sana ada Jeno, Mark, Guanlin, Hyunjin dan Lucas. Jaemin langsung berlari ke arah Jeno dan memeluknya.
"No, cincinnya hilang"
Jaemin berucap dengan melihat kan tangannya yang kosong.

"Nanti kita beli lagi yang lebih mahal ya"
Jaemin mengangguk dan tersenyum ke arah Jeno.
"Ekhm-ekhm, dunia serasa milik berdua ya"
Gyu berucap dengan berpura-pura melihat ke arah Jendela.

XIII


Jaemin menggeliat dan mengerjap-ngerjapkan kedua matanya, ia mencari sosok kekasihnya ke semua penjuru kamar. Jaemin pun duduk saat melihat pintu yang sedikit terbuka, ia mencari di mana keberadaan Jeno.

"Jeno kemana?"
Jaemin pun keluar dari kamarnya dan ternyata jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Jaemin sedikit tercengang saat melihat mobil kedua orang tuanya dan mobil kedua sahabatnya.

"Loh mereka kemana?, ada mobilnya ngak ada orangnya"
Jaemin sengaja tak menaiki lift karena siapa tau Jeno berada di lantai ke 3 atau ke 2. Mansion Jeno yang berlantai empat membuat Jaemin terengah-engah, ia turun dari lantai 4 ke lantai 1 dan tidak ada orang yang ia cari.

Jaemin menatap suatu tembok yang sedikit terbuka, Jaemin mendelikkan matanya dan mengucek kedua matanya tak percaya, benar tembok itu seperti pintu, ia terbuka sedikit. Jaemin melangkah kakinya dan berjalan ke arah tembok tersebut.

Jaemin mendapati lorong yang sangat panjang, ia menelan ludahnya kasar. Ia pun mencoba memberanikan dirinya dan berjalan masuk ke lorong tersebut, Jaemin menelusuri lorong yang tak kunjung sampai.

"Ishh, mana sih ini ujungnya"
Jaemin menendang tembok hingga ia melihat sesuatu, ya unjung lorong tersebut ternyata sebuah tangga, Jaemin memberanikan dirinya dan melangkah turuk ke bawah.

"Gw balik atau lanjut ya? Gw takut tapi gw kepo"
Jaemin pun tetap menuruni tangga tersebut, hingga akhirnya ia menemukan sebuah lorong. Jaemin frustasi, kenapa ada lorong lagi.

Jaemin tetap melangkahkan kakinya, tak terlalu lama ia menemukan sebuah ruangan. Jaemin memasuki ruangan tersebut, ruangan itu sangat besar, benar-benar seperti rumah elit yang sangat besar.

"Kalo gw masih coba lanjutin, kesasar gak ya?"
Jaemin mencoba melangkah kan kakinya dan menuju suatu tangga yang menuju ke ruang bawah.
"Ruang apalagi ini ya tuhan"
Jaemin mengeluh, ia sudah berbalik hendak ke kamarnya aja.

Dor
Jaemin hampir jantungan, ia mendengar suara tembakan atau telinganya yang salah.
"Mungkin karena gw ngan-"
Dor
Tidak, tidak mungkin ia salah dengan, Jaemin pun memberanikan dirinya untuk turun le bawah.

Ia benar-benar kaget saat melihat ada orang tuanya, sahabat, Jeno dan kedua ortu Jeno. Ia menutup mulutnya tak percaya, bagaimana tidak, di sana ada Winwin yang selaku mae nya itu sedang menembak orang.

Jaemin mematung, air matanya tiba-tiba turun saat ia baru menyadari jika orang tuanya dan semua orang terdekatnya adalah orang yang terlibat di dunia gelap.

Jaemin seakan-akan menjadi patung, ia masih shock karena dulu ia paling takut dan anti yang namanya dunia gelap. Jaemin menutup kedua mulutnya agar tak bersuara, sedangkan orang yang di sandera sudah mengetahui keberadaannya.

"Bunuh aja gw!!"
Jaemin tau itu Nancy cewek yang ia temua siang tadi di kantor Jeno.
"Maaf, tapi kita lebih suka bermain-main"
Nancy menatap Jaemin dan tersenyum licik.

"Lo bunuh gw, maka orang yang kalian sayang gw pastikan akan membenci kalian"
Jeno menatap Nancy seolah-olah ia sedang mengejeknya.
"Bagaimana bisa, Jaemin sedang tidur"
Nancy tersebut dan tertawa jahat.

"Coba lo semua balik badan, dan lihat ada kejutan apa di sana"
Tak ada yang balik badan karena tak ada yang percaya ke pada Nancy.
"Lo mau bunuh kita?! Gak akan bisa!"
Haechan berjalan ke arah Nancy dan mencengkram lehernya.

"Uhuk-uhuk, balik badan kalo gak percaya"

XIII

Maaf kalo gaje, ni cerita tambah gaje gak si?
Jan lupa vote ya sayyy

After Break Up [NOMIN]Where stories live. Discover now