XXVI

86 6 0
                                    

Bingung gue,,
Tambah gaje kan,,
Pusing mau gimana lanjutin nya,,,

Tau dehh,,
Semoga sukaaaaa,,

XXVI


Waktu berjalan begitu cepat, pernikahan seperti baru saja selesai, dan mengetahui Jaemin hamil pun seperti baru kemarin,, nyatanya anak mereka sudah lahir dengan sehat.

Tak terasa, Jaemin orang yang pernah ia sakiti kini telah melahirkan buah hati mereka,, buah hati yang mereka kasih nama Jung Jisung.

Jisung, bukankah itu nama yang indah. Bayi kecil yang hanya tidur, minum susu, tidur lagi. Bayi yang baru lahir 1 bulan yang lalu.

Ini adalah kenyataan, dimana Jeno benar-benar jatuh hati padanya, Jaemin. Pada mata yang indah dan menenangkan, pada senyuman yang selalu membuatnya tak bisa mengalihkan pandangan.

"Na~~"

Jaemin menoleh dan tersenyum ke arah suaminya itu. Berjalan ke arahnya dan memeluknya.

"Kenapa??"
Jeno tak menjawab, ia justru mendorong Jaemin ke ranjang dan menyibak baju Jaemin ke atas.

Jaemin tau apa yang di minta Jeno, ia pun tak melarang Jeno atau melawan perlakuan Jeno. Jaemin tau Jeno pasti ingin meminta haknya.

Sedangkan di sisi lain...

"Bagaimana??"
Yuta menggelengkan kepala nya, membuat Taeyong dan Winwin langsung menundukkan kepala nya.

"Tenang saja, mereka pasti bisa jaga diri. Jeno juga pasti tidak akan gegabah, jika di hitung, seharusnya Jaemin sudah melahirkan"

Winwin semakin menundukkan kepala nya, ia takut gimana keadaan keduanya dan sangat ingin tau selucu apa cucunya.

Semuanya dapat melihat raut wajah Taeyong dan Winwin yang langsung murung,
"Semuanya sudah aman, apa mereka tidak tau om?"
Haechan baru berani membuka suara.

Jaehyun menggelengkan kepala nya, Haechan langsung memikirkan sesuatu.
"Thailand, itu negara nya. Bisa jadi mereka di sana"
Jaehyun juga baru ingat jika itu negara yang akan mereka kunjungi.

Jaehyun dan Yuta segera berdiri dan berjalan keluar, tidak tau apa yang akan mereka tuju. Yang membuat mereka pusing adalah, tidak ada satupun yg tau keberadaan Jeno dan Jaemin.

Jika mereka membangun kantor, seharusnya lebih gampang jika Jaehyun melacak nya, namun nihil. Apa yang mereka lakukan, mereka membuka bisnis apa.

Tidak mungkin jika Jeno tidak berkerja, Jeno pasti membuka usaha. Jeno dan Jaemin pasti sudah memikirkan matang-matang apa yang akan akan mereka lakukan.

Mereka juga pasti sudah memikirkan konsekuensi jika membangun kantor, mungkin karna hal itu Jeno dan Jaemin lebih susah untuk di lacak Jaehyun dan Yuta.

Ini yang ada di pikiran Haechan, hanya ini. Haechan mengingat apa yang Jaemin suka, ia hanya ingat Thailand dan cafe.

Haechan semakin berpikir apa cafe yang menjadi jalan utama mereka, kenapa mereka sangat susah untuk di temukan, apa mereka tidak rindu tanah kelahiran.

Apa, mereka tidak rindu orang tua, sahabat, rumah, teman dan banyak hal lainnya. Apa yang membuat nya begitu takut, bukankah jika hanya satu orang itu gampang untuk di taklukkan.

Sesusah apa lawannya, bukan kah Jeno orang yang sangan kejam. Bukankah Jaemin sudah tau pekerjaan Jeno, apa yang membuat mereka takut.

Pikiran Haechan semakin bercabang ke mana-mana, itu membuat nya pusing sendiri. Tetapi ia juga harus membantu semua ingin.

Ia tak mungkin tinggal diam jika sahabatnya dalam keadaan yang sulit. Bukan hanya Haechan tapi semuanya.

Semuanya khawatir, semuanya juga rindu, semuanya menginginkan hal ini cepat selesai, semua orang menginginkan hal yang sama.

Tapi kenapa ini semakin rumit, kenapa semakin menjalar kemana-mana.

Mereka yakin jika Jaehyun dan Yuta pasti bisa menyelesaikan nya, bukankah ini hal yang mudah bagi mereka.

Apa hal ini justru yang paling rumit. Semuanya kacau, berantakan.

XXVI

Hayy
Gaje battt anyink
Ada yang rinduuu
Maaf, ujian kelulusan soalnya...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jan lupa voteee
.
.
.
.
.
.
Hehehehe
Pencet bintang yang di bawah yaaaa.
Wopp uuuuuuu

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 08 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

After Break Up [NOMIN]Where stories live. Discover now